Goenawan Mohamad, Pendukung Ahok yang Sakit Hati

Tanggal: 5 Jun 2017 07:19 wib.
Dari beberapa twitt Goenawan Mohamad, terlihat bahwa pendukung Ahok ini sakit hati, karena Ahok di vonis penjara 2 tahun. Goenawan Mohamad, seorang sastrawan yang sudah tua, sekarang berumur 75 tahun, lahir di Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941.

Dia sering membuat beberapa tulisan di media, yang isinya membela Ahok. Pernah juga ikut berdemo Mako Brimob (Markas Korps Brimob), dan bersedia menjaminkan diri sendiri untuk penangguhan penahanan Ahok di penjara. Walaupun sekarang Ahok tidak tinggal di penjara Cipinang, tetapi di Mako Brimob, sebuah kantor dari salah satu unit kepolisian.



Sudah pantas, Goenawan Mohamad sakit hati karena Ahok kalah pilkada DKI Jakarta. Sampai dia membuat tulisan berjudul "STIGMA", yang isinya:


Stigma itu bermula dari fitnah. Ia tak menghina agama Islam, tapi tuduhan itu tiap hari diulang-ulang; seperti kata ahli propaganda Nazi Jerman, dusta yang terus menerus diulang akan jadi "kebenaran"


Goenawan Mohamad (GM) pernah menulis di harian Kompas, tgl 6 Oktober 2007  “Tentang Atheisme Dan Tuhan Yang Tak Harus Ada”, salah satu isinya yaitu: “…....Ketika kita mengatakan ‘Tuhan itu Satu’, kita sebenarnya telah menyekutukan-Nya…”.

Mengapa demikian? Karena menurut GM, kata esa atau tunggal atau satu itu menunjuk kepada sesuatu yang dapat dihitung. Maka, jika “tuhan” dapat dihitung, Ia praktis setaraf dengan benda. Begitulah pendapat GM.

Dikarenakan Goenawan Mohamad, seorang yang beragama Islam, penulis mengambil beberapa ayat dari Al Quran, tentang ketuhanan.

Surat ke-112 (Al-Ikhlaash):

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، اللهُ الصَّمَدُ ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدُ

(1) Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
(2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
(3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
(4) Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” 

Ketika Ahok berbicara tentang Islam, dengan menafsirkan ayat Al Quran Surat Al Maidah 51:


"Bapak Ibu ngga pilih saya karena DIBOHONGI pake surat Al Maidah 51.......
Bapak Ibu ngga bisa pilih nih karena takut masuk neraka DIBODOHI gitu....."


Mungkin bagi Goenawan Mohamad, seorang sastrawan, tidak menganggap sama sekali, walaupun kita Al Quran yang bagi umat Islam dijadikan pedoman hidup di dunia ini. Dan yang lebih menyakitkan bagi umat Islam atas perkataan-perkataan Ahok, dia mengucapkan hal tentang Al Maidah 51 sudah berkali-kali, bukan cuma sekali.

Setelah Ahok di vonis bersalah dan dipenjara 2 tahun, GM makin sering menyerang orang-orang yang dulu berteriak keras terhadap Ahok, salah satunya Amien Rais. Kalau tentang Habib Rizieq Shihab, GM sudah berkali-kali nyinyir, sampai membuat anekdot sendiri, seperti yang dia twit tgl 31 Mei 2017.



kemudian twit ini juga, 2 Juni 2017



Jika ditelusuri lebih jauh, proses tersangkanya Habib Rizieq Shihab (HRS), tidak fair. Kepolisian tidak bisa membuktikan chat itu asli atau tidak, HP firza yang dianggap komunikasi dengan HRS, sudah diambil sejak Desember 2016. Tidak ada suara atau video yang menunjukkan adanya hubungan antara HRS dan Firza.

Pernah juga GM men-twit seperti ini:



Saat ini GM membuat twit yang sangat tendensius terhadap Amien Rais, foto Amien Rais pada saat berdzikir menunggu Hanum Rais (anaknya Amien Rais) yang akan melahirkan. Dengan membuat pernyataan tentang kasus penerimaan uang 600 juta dari Sutrisno Bachir.



GM memperlihatkan Amien Rais yang sedang tertunduk lesu, dengan caption tentang kasus alat kesehatan yang menimpa Siti Fadillah, manatan menteri kesehatan RI. Padahal menurut Hanum Rais, foto tersebut, diambil pada saat dia akan melahirkan, Amien Rais sedang berdzikir.

Mungkin GM sedang melakukan "STIGMA", membicarakan terus-menerus sampai membuat hal itu menjadi kebenaran. GM sudah tidak bisa menilai secara netral, karena terlihat sekali dari awal, keberpihakannya kepada Ahok.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved