Sumber foto: Google

Fraksi PDI-P Walk Out Saat Rapat DPRD Jabar, Tuntut Klarifikasi Dedi Mulyadi

Tanggal: 18 Mei 2025 08:42 wib.
Dalam sebuah rapat yang membahas Rancangan Peraturan Daerah Prakarsa tentang kegiatan usaha pertambangan, administrasi kependudukan, dan pengelolaan barang milik daerah hingga BUMD, situasi tegang terjadi di gedung DPRD Jawa Barat. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengambil keputusan untuk walk out setelah mendengar pernyataan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, yang dinilai telah merendahkan martabat lembaga legislatif tersebut.

PDI-P, sebagai salah satu fraksi yang memiliki suara signifikan di DPRD Jabar, merasa perlu untuk menanggapi pernyataan yang dikeluarkan oleh Dedi Mulyadi saat kunjungan kerjanya di Cirebon. Dalam pernyataannya, Gubernur Jabar menyebutkan bahwa DPRD seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, namun juga harus berkomitmen dalam mendukung kebijakan pemerintah. Hal ini disambut dengan reaksi keras dari anggota DPRD dari Fraksi PDI-P, yang merasa pernyataan tersebut tidak mencerminkan kerja sama yang sehat antara eksekutif dan legislatif.

Keputusan untuk walk out yang diambil oleh Fraksi PDI-P menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap sikap Gubernur. Menurut mereka, pernyataan Dedi Mulyadi adalah bentuk pengabaian terhadap peran dan martabat DPRD sebagai institusi yang mempunyai hak untuk mengawasi berbagai kebijakan pemerintah daerah. Mereka menilai bahwa seharusnya ada saling menghargai antara eksekutif dan legislatif dalam menjalankan fungsi pemerintahan.

Dalam rapat tersebut, pembahasan mengenai Rancangan Peraturan Daerah yang meliputi kegiatan usaha pertambangan, administrasi kependudukan, serta pengelolaan barang milik daerah hingga BUMD menjadi fokus utama. Namun, pernyataan Gubernur Jabar yang kontroversial itu mengacaukan agenda yang sudah direncanakan dan memicu suasana yang semakin tidak kondusif.

Fraksi PDI-P tidak hanya menginginkan penjelasan dari Gubernur mengenai komentarnya, tetapi juga mengharapkan adanya tindakan yang lebih baik dari eksekutif dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan DPRD Jabar. Mereka berpendapat bahwa saling menghargai antar lembaga ini sangat penting demi menjaga stabilitas pemerintahan daerah dan menunjukkan keseriusan dalam melayani masyarakat.

Situasi ini juga mencerminkan ketegangan yang sering terjadi antara eksekutif dan legislatif di banyak daerah di Indonesia. Ketidakpuasan dari Fraksi PDI-P menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Rapat yang diadakan seharusnya menjadi wadah untuk berdiskusi dan merumuskan berbagai kebijakan demi kepentingan bersama, bukan menjadi ajang saling memberikan pernyataan yang merendahkan.

Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak untuk merenungkan esensi dari kolaborasi yang efektif dalam pemerintahan. Menghadapi tantangan-tantangan yang ada, baik eksekutif maupun legislatif harus bekerjasama dengan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

Dengan adanya insiden walk out ini, diharapkan akan ada langkah-langkah konkret yang diambil agar hal serupa tidak terulang di masa mendatang. Setiap pernyataan dan tindakan yang diambil oleh pejabat publik tentunya harus penuh tanggung jawab dan mempertimbangkan dampaknya terhadap lembaga serta masyarakat luas. Fraksi PDI-P menegaskan komitmennya untuk mengawal setiap isu yang ada demi kepentingan rakyat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved