Elektabilitas Salip Golkar, Sekjen Gerindra: Bukan Karena Kasus Novanto
Tanggal: 27 Nov 2017 21:04 wib.
Kini elektabilitas Partai Gerindra tengah mengungguli Golkar. Hal ini berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia.
Menanggapi melejitnya elektabilitas partainya, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan elektabilitas Gerindra naik bukan karena kasus proyek e-KTP yang menjerat Ketum Golkar Setya Novanto.
"Survei ini kan dilakukan Poltracking sebelum kasus Novanto. Jadi sebelum Pak Novanto ditetapkan oleh KPK, survei ini sudah berlangsung sehingga saya kira tidak relevan kalau mengaitkan masalah yang menimpa Golkar kemudian menjadi kepercayaan yang berlimpah ke Gerindra," kata Muzani di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (26/11/2017).
Menurutnya, elektabilitas Gerindra naik karena konsep yang ditawarkan pada masyarakat, misalnya pengelolaan aset negara.
"Saya kira kalau kemudian sekarang ini posisinya menjadi bertambah kepercayaan pada rakyat karena beberapa konsep yang kita tawarkan pada rakyat dan jalan keluar pada pengelolaan aset negara terhadap kesulitan yang dihadapi oleh rakyat," tutur Muzani.
Selain itu, menurut Muzani, Gerindra tak pernah memanfaatkan musibah yang dialami partai lain. Gerindra juga prihatin terhadap apa yang sedang mendera Golkar saat ini.
"Gerindra tidak terbiasa untuk memanfaatkan musibah oleh partai untuk partai lain demi kepentingan partai kita. Dan tentu saja kami prihatin. Oleh karena itu kami bergerak dengan peta dan roadmap yang sudah kita tetapkan sendiri," lanjutnya.
Poltracking Indonesia untuk survei elektabilitas partai politik di Pilpres 2019 memberikan hasil PDIP 23,4%, Gerindra 13,6%, Golkar 10,9%, PKB 5,1%, Demokrat 4,2%, NasDem 3,0%, PKS 2,6%, PAN 2,1%, PPP 2,1%, Perindo 1,3%, Hanura 0,7%, PSI 0,7%, PBB 0,2% dan PKPI 0,0%. Sedangkan yang tidak jawab atau tidak tahu 28,8%.