Elektabilitas Golkar Terus Anjlok, Setnov Diminta Mundur
Tanggal: 27 Nov 2017 21:02 wib.
Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid menilai musyawarah luar biasa (Munaslub) Partai Golkar harus dilakukan sesegera mungkin. Menurut Nurdin, perlu ada pemimpin baru terkait dengan elektabilitas Golkar yang terus terjun.
"Baik praperadilan diterima atau tidak, harusnya dengan melihat elektabilitas Golkar yang terus menurun, tidak ada pilihan lain (Munaslub) kecuali mencari pemimpin baru untuk meningkatkan kinerja partai," ujar Nurdin Halid di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (26/11/2017).
Dirinya mengaku telah lama memprediksi bahwa elektabilitas Golkar akan terus menurun.
"Jadi, angka elektabilitas Golkar 10 persen bagi saya itu tidak mengagetkan. Sesuatu yang sudah kita prediksi bahwa memang terjadi penurunan. Ini cukup memperhatikan menggugah dari seluruh kader Golkar termasuk saya ketua harian oleh karena itu tidak ada pilihan," kata Nurdin.
Selain itu, Nurdin mengaku akan berkoordinasi dengan Setya Novanto untuk legowo mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golkar. Ini demi kepentingan publik Golkar.
"Saya kira Plt (Idrus Marham), akan saya sampaikan agar segera koordinasi pada Setya Novanto untuk legowo untuk mengedepankan kepentingan umum. Di mana asas Golkar mementingkan umum ketimbang pribadi," tutur Nurdin.
"Saya yakin Novanto seorang negarawan, pemimpin, akan mementingkan hak yang lebih besar. Oleh karena itu saya imbau Novanto untuk menjalankan asas partai," imbuh dia.
Dalam survei elektabilitas partai untuk Pilpres 2019 yang dilakukan Poltracking Indonesia, PDIP menempati posisi pertama disusul Gerindra.
PDIP 23,4%, Gerindra 13,6%, Golkar 10,9%, PKB 5,1%, Demokrat 4,2%, NasDem 3,0%, PKS 2,6%, PAN 2,1%, PPP 2,1%, Perindo 1,3%, Hanura 0,7%, PSI 0,7%, PBB 0,2%, dan PKPI 0,0%. Sedangkan yang tidak jawab atau tidak tahu 28,8%.