Demokrasi Para Bangsat

Tanggal: 9 Agu 2024 07:33 wib.
Di negeri berpenduduk banyak dan berpendidikan rendah, maka para bangsat dengan mudahnya berkuasa, mengatur kebijakan dengan kekuatan uang dan iming-iming untuk berkuasa.

Pada jaman penjajahan, para pribumi mudah sekali berbelok menjadi pengkhianat jika diberi uang.  Centeng-centeng yang bermuka seram pun  menjadi lemah lembut dengan tutur kata sopan, sambil tunduk-tunduk menjaga agar terlihat lebih rendah dari pemberi uang.

Partai yang berkuasa dengan mudahnya memberi iming-iming kekuasaan kepada partai lain agar ikutan berkuasa dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Partaipun seperti centeng-centeng yang siap menjaga dan menghancurkan siapapun yang berani mengganggu majikannya.

Siklus para bangsat yang menjadi pengkhianat akan terus terjadi, di sebuah negara yang dipenuhi kemiskinan ilmu dan materi. Para bangsat akan terus berusaha berkuasa selamanya sampai anak-cucunya ikutan berkuasa.

Pendidikan untuk rakyat dipersulit, sehingga rakyat yang pintar hanya sedikit. Rakyat yang mengerti tentang situasi demokrasi yang sebenarnya hanya sedikit. Rakyat makin banyak yang bodoh, penguasa makin senang, makin mudah diperdaya oleh uang, walaupun uang yang diterima hanya untuk 2-3 hari kemudian.

Dimanakan rasa dan hati para bangsat? mereka tidak punya rasa dan hati, dipikirannya hanya masalah kekuasaan dan uang. Politik hanya sebuah cara untuk memvalidasi kelicikan cara untuk berkuasa. Politik bukan lagi mencari suara-suara dari rakyat, politik hanya untuk kebutuhan para bangsat untuk berkuasa dengan cara apapun. Politik kotor sudah terlihat jelas, dipertontonkan dengan jelas tanpa ada rasa malu.

Demokrasi seharusnya mengutamakan rakyat, bukan mengutamakan partai. Negara belajar berdemokrasi tetapi rasa kerajaan. Rakyat sudah muak dengan para politisi bangsat yang mementingkan kekuasaan, bukan mementingkan rakyat.

Selamat datang para bangsat di negari penuh kebohongan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved