Dampak Penertiban Parkir Liar, Implikasi dan Solusi Substitusi

Tanggal: 20 Mei 2024 07:07 wib.
Juru parkir di minimarket menimbulkan konsekuensi yang perlu dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan. Aturan yang tidak melindungi pihak terlemah berpotensi menjadi bentuk persekusi nyata dari pemerintah. Setidaknya ada tiga masalah yang muncul dari keberadaan juru parkir, yaitu aliran uang parkir liar yang diduga mengalir ke ormas dan oknum aparat (Kompas.com, 16/05/2024), tindakan pemerasan yang dilakukan oleh juru parkir (Kompas.com, 21/04/2024), dan pemberian peluang yang setara jika juru parkir liar ditertibkan.

Perilaku dalam parkir dibagi menjadi dua kondisi, yaitu perilaku seseorang dalam parkir dan kondisi ekonomi juru parkir. Pertama, sebagian perilaku parkir liar di tepi jalan bersifat egois tanpa mempertimbangkan keamanan, namun ada juga yang berharap ada yang menjaga karena khawatir dengan pencurian. Kondisi parkiran depan minimarket yang luas tentu mempermudah kesempatan untuk parkir. Hal ini sebenarnya dapat mengurangi risiko kecelakaan jika parkir di pinggir jalan. Namun, potensi yang sama juga memicu tindakan pencurian kendaraan. Alasan menjaga keamanan inilah yang dimanfaatkan sebagai peluang pemasukan bagi pihak tertentu, sekaligus meningkatkan keamanan saat parkir kendaraan.

Kedua, pada saat pemerintah belum mampu menyediakan ekosistem yang memadai untuk menyerap tenaga kerja dan menjaga keamanan, ada pihak yang memberi peluang kepada pengangguran untuk membantu menjaga parkiran. Sayangnya, parkir di depan minimarket masih dianggap ilegal karena tidak tercakup dalam regulasi yang diatur pemerintah. Masalah utama yang muncul dari parkir liar adalah peluang yang diambil oleh pihak tertentu yang tidak dapat dimonitisasi oleh pemerintah. Sementara, keuntungan yang diperoleh dinikmati oleh berbagai ormas yang dianggap memiliki kuasa atas wilayah tersebut. Padahal, sebagian juru parkir liar mengalami masalah yang sama, yaitu tidak memiliki pekerjaan dan membutuhkan penghasilan untuk menghidupi keluarga. Paradoksnya, ormas justru memberi peluang kesejahteraan. Proses penertiban juru parkir sebaiknya juga disertai dengan solusi substitusi agar para juru parkir tetap dapat memperoleh penghasilan. Mereka sebenarnya sudah berusaha mencari peluang sendiri di tengah keterbatasan.

Kemudian, peluang yang ada harus diciptakan dalam sebuah ekosistem yang memfasilitasi upaya mereka melalui regulasi atau kebijakan yang dapat menjembatani. Keberadaan tukang parkir muncul dari alasan keamanan. Ketika pemerintah belum mampu memberikan rasa aman terkait kehilangan kendaraan bermotor saat parkir di pinggir jalan, juru parkir hadir sebagai sosok pahlawan.

Selain itu, penyaluran uluran tangan kepada pengangguran untuk membantu menjaga parkiran di minimarket juga dapat dilihat sebagai konsekuensi dari ketidakmampuan pemerintah menyediakan lapangan kerja yang memadai. Sehingga, dalam hal ini, penertiban terhadap juru parkir liar perlu didukung dengan upaya konkret pemberian alternatif pekerjaan yang sesuai dan layak bagi mereka.

Dampak dari penertiban terhadap parkir liar juga dapat dirasakan dalam ekonomi mikro masyarakat sekitar minimarket. Dengan disiplin parkir yang diterapkan, akan membuat ruang parkir di sekitar minimarket menjadi lebih teratur dan aman. Hal ini kemudian dapat membantu memperkuat keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar, serta membantu meningkatkan daya tarik usaha minimarket sebagai tempat belanja yang nyaman dan aman. Dengan demikian, penertiban terhadap parkir liar tidak hanya berdampak pada para juru parkir, namun juga berdampak pada kenyamanan dan keamanan lingkungan sekitar.

Beberapa solusi konkret yang dapat diterapkan oleh pemerintah adalah dengan memberikan pelatihan atau pendidikan keterampilan kepada para juru parkir liar, sehingga mereka dapat memperoleh keterampilan baru yang dapat meningkatkan kualifikasi mereka dalam mencari pekerjaan yang lebih layak. Selain itu, pemerintah juga perlu bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk menciptakan program-program kerja sama yang dapat memberikan peluang usaha bagi para juru parkir dalam berbagai sektor yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Hal ini akan membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih stabil dan layak, serta membantu mengurangi tingkat pengangguran.

Pada akhirnya, penertiban terhadap parkir liar dapat menjadi momentum untuk memperbaiki berbagai permasalahan terkait ekonomi, ketertiban, dan kesempatan kerja di lingkungan sekitar. Dengan adanya solusi substitusi yang diusulkan, para juru parkir liar tidak hanya akan terbebaskan dari praktik pungli dan pemerasan, namun juga akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam menghadapi permasalahan parkir liar, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek perlindungan dan pengembangan ekonomi mikro masyarakat sekitar. Dengan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan, penertiban parkir liar bisa memberikan dampak yang positif bagi semua pihak yang terlibat, tanpa meninggalkan masalah sosial yang mendasar.

Penertiban parkir liar harus diiringi dengan langkah-langkah konstruktif yang dapat memberi solusi bagi para juru parkir liar, mengurangi peluang pungli dan pemerasan, serta mendukung pengembangan ekonomi mikro di lingkungan sekitar minimarket. Dengan pendekatan ini, pemerintah dapat menciptakan ekosistem yang lebih baik dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat secara luas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved