CSIS, Kabinet Prabowo Gemuk Demi Stabilitas di Parlemen dan Luar DPR
Tanggal: 28 Okt 2024 18:24 wib.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial di CSIS, Arya Fernandes, memberikan pandangannya terkait stabilitas politik di Indonesia terutama terkait dengan kabinet Prabowo-Gibran. Menurutnya, koalisi partai politik yang menyokong pemerintahan Prabowo-Gibran tidak terlalu gemuk meskipun terdapat pernyataan bahwa jumlah menteri dan wakil menteri dalam kabinet ini adalah yang paling gemuk di era reformasi.
Dalam konteks politik di Indonesia, stabilitas di parlemen dan di luar DPR sangatlah penting. Kabinet yang disusun oleh pemerintah merupakan cerminan dari koalisi partai politik yang ada. Dalam hal ini, kabinet Prabowo-Gibran terdiri dari berbagai partai politik yang bergabung untuk bersama-sama mengelola pemerintahan. Meskipun demikian, menurut Arya Fernandes, keberadaan kabinet yang gemuk tidak serta merta merusak stabilitas politik. Bahkan, dalam banyak kasus, keberagaman dalam kabinet dapat memperkuat stabilitas politik karena mewakili beragam kepentingan politik yang ada.
Pernyataan Arya tersebut didukung dengan data bahwa jumlah koalisi parpol pendukung pemerintah di kabinet pada era kedua Presiden Jokowi justru lebih gemuk dibandingkan Prabowo. koalisi pendukung parpol pemerintah di era Prabowo yang diberi kursi menteri yakni 69,14 persen," ujar Arya Sabtu 26/10/24
Arya Fernandes juga menyoroti bahwa dalam konteks kabinet Prabowo-Gibran, keberadaan sejumlah besar menteri dan wakil menteri tidak selalu berdampak buruk. Politikus yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam bidangnya masing-masing dapat menjadi aset yang berharga bagi pemerintahan. Dalam konteks ini, keberagaman tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang holistik terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai kepala departemen politik di CSIS, Fernandes menekankan bahwa stabilitas politik di parlemen dan di luar DPR tidak hanya tergantung pada jumlah anggota kabinet. Lebih dari itu, stabilitas politik juga berkaitan dengan dukungan politik dari partai-partai politik dan koalisi yang ada. Koalisi yang terjalin dengan baik dan mempertahankan dukungan politik yang solid dapat membantu pemerintahan untuk tetap stabil dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan yang ada.
Meskipun terdapat pandangan bahwa kabinet Prabowo-Gibran merupakan yang paling gemuk di era reformasi, Fernandes menekankan pentingnya melihat hal ini dalam konteks yang lebih luas. Stabilitas politik tidak semata-mata bergantung pada ukuran kabinet, tetapi juga pada kemampuan para pemimpin politik untuk membangun komunikasi dan kerja sama yang baik di antara partai-partai politik dalam koalisi.
Dalam konteks yang lebih luas, penting bagi pemerintah Prabowo-Gibran untuk terus menjaga stabilitas politik dengan membangun komunikasi dan kerja sama yang baik dengan partai politik pendukungnya. Dukungan politik yang solid dan konsisten dari partai politik koalisi dapat memperkuat kehandalan kabinet dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam membangun kemajuan bagi masyarakat Indonesia.
Akhirnya, pandangan dari Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial di CSIS ini memberikan sudut pandang yang penting dalam melihat stabilitas politik di Indonesia terutama terkait dengan kabinet Prabowo-Gibran. Dengan memperhatikan berbagai faktor yang turut mempengaruhi stabilitas politik, diharapkan pemerintahan ini dapat terus berjalan dengan baik demi kepentingan negara dan masyarakat.
Dengan demikian, memahami pandangan dari pakar politik seperti Arya Fernandes dapat membantu kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh terkait dengan stabilitas politik di Indonesia dan dampak dari keberadaan kabinet Prabowo-Gibran yang disebut-sebut gemuk dalam konteks politik saat ini.