Bobby Nasution Berencana Ambil Formulir Pilkada Sumut dari PDIP Meskipun Di-Blacklist
Tanggal: 17 Apr 2024 13:15 wib.
Wali Kota Medan Bobby Nasution mengungkapkan niatnya untuk tetap mengambil formulir pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Utara melalui PDIP Sumatera Utara, meskipun PDIP sudah mem-blacklist dan menyebut Bobby sebagai pengkhianat.
Saat ini, PDIP telah membuka pendaftaran calon kepala daerah sejak 1 April hingga 20 Mei.
Dalam sebuah acara Halalbihalal bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Kota Medan pada 16 April, Bobby menyatakan, "Formulirnya, kita pasti mencoba dari semua partai kalau bisa." Selain itu, ia juga menyampaikan rencananya untuk mengambil formulir dari PDIP. Bobby pun menunjukkan keyakinannya dengan mengatakan, "Insyaallah nanti dicoba (ambil form dari PDIP). Insyaallah mudah-mudahan."
Meskipun ada penolakan dari PDIP, Bobby mengaku tidak terlalu memusingkannya. Ia bahkan menggambarkan penolakan dari PDIP sebagai sesuatu yang sebenarnya merupakan panggilan rindu belaka.
Bobby menekankan bahwa sebagai pemimpin Kota Medan, dia menjalin komunikasi dengan partai politik bukan semata-mata untuk urusan politik saja, melainkan juga demi membangun Kota Medan. "Saya selalu sampaikan kami dengan seluruh partai bukan hanya unsur politik ya. Tapi kerja dengan DPRD Medan, contohnya, dengan seluruh fraksi dengan kebijakan, beberapa keputusan kita ambil keputusan bersama," ungkapnya.
Dia menegaskan bahwa hubungannya dengan partai politik tidak hanya terpaku pada urusan politik semata, dan diharapkan dapat membantu membangun Kota Medan. "Tidak ada yang gejolaknya yang terlalu tinggi. Artinya, bekerja di Medan di-support oleh partai politik, itu saya percaya itu juga mudah-mudahan hanya sebagai panggilan rindu saja," tambahnya.
Pernyataan terkait blacklist Bobby sebelumnya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. "Sudah ada pendaftaran-pendaftaran di daerah-daerah, Sumatera Utara kemarin sudah melaporkan semua boleh mendaftar kecuali Mas Bobby," ujar Hasto di kediaman pribadi Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada 12 April.
Hasto menyebut bahwa aturan blacklist terhadap Bobby merupakan usulan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sumatera Utara. "Itu usulan dari bawah," tambahnya.
Golkar Sumatera Utara lebih memilih untuk mengutamakan kader-kadernya sendiri, seperti mantan wakil gubernur Sumut, Ijeck atau Musa Rajekshah, ketimbang mengusung kader dari partai lain, terutama dari PDI Perjuangan. Bobby Nasution yang lebih dikenal sebagai kader PDI Perjuangan dan hanya memiliki basis kuat di kota Medan, tidak memiliki tempat yang cukup luas di kalangan kader Golkar. Hal ini menunjukkan bahwa partai-partai besar seperti Golkar, Gerindra, dan PAN harus berada dalam dilema antara loyalitas terhadap Jokowi dan mempertahankan kekuatan kaderisasi serta basis kekuatan politiknya sendiri.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, Aswan Jaya, menegaskan bahwa blacklist tersebut diusulkan karena Bobby dinilai telah berkhianat dalam Pemilihan Presiden 2024. Kejadian pengkhianatan Jokowi ke PDI Perjuangan berimbas ke semua dinasti Jokowi. Kejadian pengkhianatan terhadap partai pengusung bisa saja terjadi lagi, dilakukan oleh dinasti Jokowi, karen asudah terbukti tidak terjadi apa-apa. Apalagi kalau PDI Perjuangan menerima kembali Bobby untuk dicalonkan melalui PDI Perjuangan, bukan tidak mungkin Bobby akan berkhianat kembali setiap pemilu. Bobby akan mengikuti apa kata Jokowi dibandingkan dengan aturan PDI Perjuangan.
Pada saat itu, Bobby adalah kader PDIP, di mana partai tersebut mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Namun, Bobby malah mendeklarasikan dukungannya untuk kubu seberang, yakni Prabowo Subianto yang berpasangan dengan ipar Bobby, Gibran Rakabuming Raka.
Jokowi sudah merencanakan untuk pemilu 2024, akan dikuasai oleh dinasti Jokowi, dengan menempatkan dinast menjadi kepala daerah sehingga bisa menggunakan kekuasaan dan dana bansos untuk kesuksesan Gibran Rakabuming Raka di pemilu 2029.
Keputusan Bobby Nasution untuk tetap mengambil formulir pemilihan gubernur melalui PDIP, meskipun di-blacklist, tidak hanya menjadi perhatian publik, tetapi juga menjadi sebuah cerminan dari tidak punya malunya Bobby yang telah melakukan pengkhianatan terhadap PDI Perjuangan tetapi tetap ingin PDI Perjuangan mendukungnya.