Benarkan Gerakan Anti Cina Bangkit Kembali?

Tanggal: 19 Apr 2017 08:54 wib.
Saat ini banyak sekali kejadian etnis tionghoa/cina melakukan pelecehan tehadap orang melayu di Indonesia. Beberapa kejadian etnis cina yang tidak suka ke Indonesia seperti:


kejadian pemilik kebun sawit yang menghina orang melayu dengan kasar.
kasus steven yang menghina dengan sangat kasar ke Gubernur NTB, dengan kata-kata yang menyakitkan bagi orang yang mengaku orang Indonesia.
Masih banyak menggunakan bahasa cina di lingkungan sehari-harinya. Berarti masih ada keinginan untuk kembali ke negara Cina.
Kasus Ahok yang menghina umat Islam, yang membuat aksi damai Bela Islam 1,2,3 tanpa ada anarkis, walaupun pemerintah saat ini selalu menceritakan bahwa kaum ulama itu intoleran dan anarkis, padahal kenyataannya tidak sama sekali.


Beberapa contoh yang membuat orang melayu Indonesia merasa tersinggung, karena banyak sekali etnis cina yang menggunakan bahasa cina sebagai bahasa sehari-hari.

https://www.youtube.com/watch?v=ssys8mlM_GQ

https://www.youtube.com/watch?v=ChpayafiTuM

Akibat seorang Ahok yang selalu berbicara kasar, membuat sentimen anti cina meningkat dan tumbuh lagi. Jika Gusdur masih ada, sangat sedih, disamakan bukan berarti bisa menginjak-nginjak orang Indonesia, dan menghina orang Indonesia, padahal etnis cina tersebut mencari uang dan tinggal di Indonesia. 

Kesalahan dibuat oleh orang cina sendiri, yang membuat orang pribumi marah.

Filipina dan Malaysia, sentimen anti cina sudah berubah jadi kerusuhan. mudah-mudahan di Indonesia tidak terjadi, dan diharapkan jangan sampai terjadi pemicunya dari etnis tionghoa sendiri.

Presiden Joko Widodo, pernah bilang bahwa hindari anarkis yang dilakukan oleh kaum toleran, yang menunjukkan kepada pembela Al Quran, yang telah dilecehkan oleh Ahok.

Padahal yang ingin memaksakan adalah kaum yang anti dengan Islam dan pro Ahok, mereka intu yang sebenarnya intoleran dan anarkis. Intoleran, tidak bisa menghargai perbedaan, sehingga dengan mudahnya menghina umat islam dan orang melayu pada umumnya. Anarkis dilakukan seperti mengintimidasi TPS-TPS pada saat pilgub putaran ke-1.

Pada saat putaran ke-2 pilgub DKI saat ini, Tamasya Al-Maidah dilarang, sedangkan Banser dan Satgas PDIP Cakra Buana malahan diperbolehkan, apel siaga pun sudah dilaksanakan. Apakah itu adil?

Pelanggaran-pelanggaran pada saat minggu tenang dengan membagikan sembako secara masif, apakah ada tindakan? Apakah itu adil?

Tamasya Al-Maidah, hanya menjadi pengaman TPS-TPS yang akan diintimidasi oleh para pro Ahok. Jangan sampai Banser dan Satgas PDIP Cakra Buana akan dengan mudah mengintimidasi calon pemilih dan panitia TPS yang menolak penambahan surat suara dadakan, saat setelah jam 12 siang.

Kita lihat saja nanti siang, apakah ada intimidasi ke panitia TPS atau tidak?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved