Benarkah Investigasi Allan Nairn Soal Keterkaitan Amerika-ISIS Bersumber dari Informasi Intelijen?

Tanggal: 2 Mei 2017 14:58 wib.
Di saat perhatian media sedang tertuju pada perhelatan Pilgub DKI Jakarta 2017, Allan Nairn menyeruak lewat laporannya. Laporan yang diakui Nairm sebagai hasil investigasi jurnalistik itu diposting oleh wartawan asal Amerika Serikat itu dengan judul “Trump's Indonesian Allies in Bed with ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President”. Pertanyaan besarnya, apakah laporan investigasi Nairn tersebut bersumber dari informasi intelijen?

Nairn mengaku informasi yang ditulis dalam laporannya tersebut bersumber dari sejumlah kalangan dalam, baik itu “orang” intelijen. perwira TNI, “penghuni” Istana, dan sumber-sumber primer lainnya. Gegara laporan Nairn yang disadur dan dipublikasikan oleh Tirto.id lewat “Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar” itu, sejumlah pihak meluapkan kegusaran, tidak terkecuali institusi TNI.

Tetapi, kalau dicermati, sesungguhnya laporan investigasi Nairn tersebut bukan barang baru lagi. Bahkan, sebagian besar dari yang diinformasikannya sudah menjadi konsumsi publik sejak 3 tahun terakhir. Karenanya, patut dipertanyakan, apakah laporan Nairn yang mengguncang institusi TNI tersebut benar-benar hasil investigasi atau hanya analisa Nairn semata.

Pertama, menurut laporan investigasi Nairn, ada kaitan antara ISIS dan Amerika Serikat. Benarkan informasi tersebut dperoleh Nairn dari hasil investigasinya ataukah hanya dicomotnya dari sejumlah berita dari media?

Hubungan kerja sama mesra antara pemerintah Amerika Serikat dengan ISIS, setidaknya, sudah beberapa kali dibeberkan oleh sejumlah media internasional. Informasi terkait hubungan AS, ISIS juga Al Qaeda pernah diulas dalam “Serbuan Pasukan Hantu Rusia Bikin ISIS Ngambek dan Menggigit Tuannya Sendiri” dan beberapa artikel lainnya di blog yang sama.

Artikel tersebut ditulis berdasarkan pernyataan Pangeran Waleed bin Talal yang mengakui jika pemerintah Arab Saudi turut dalam pendanaan ISIS dan NUSRA (Rekaman video pengakuan Bin Talal bisa disaksikan di sini.

Pemberontak Suriah, menurut pemberitaan New York Time,  terkait dengan Al Qaeda. Dan, Al Qaeda sendiri tidak lain dan tidak bukan adalah ibu kandung dari ISIS. Kemudian siapa Al Qaeda? Siapa yang membiayai? Masih menurut berbagai pengakuan, Al Qaeda dibentuk dan dibiayai oleh Amerika dan sekutunya.

Sebagaimana yang diberitakan The New York Times dalam Syrian Rebels Tied to Al Qaeda Play Key Role in War, pemberontak Suriah atau Free Syrian Army memiliki keterkaitan dengan Al Qaeda. Dan seperti juga Al Nusra, ISIS diberitakan sebagai anak kandung dari Al Qaeda.

Sementara itu, keterkaitan antara pemerintah AS, Al Qaeda, ISIS, FSA bisa disimak dari sejumlah pemberitaan dan pengakuan orang-orang penting di AS,  diantaranya:

Wikipedia: al-Nusra Front http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Nusra_Front
USA Today: Syrian Rebels Pledge Loyalty to Al-Qaeda http://www.usatoday.com/…/syria-al-qaeda-connection/2075323/
Wall Street Jounal: One U.S.-Backed Rebel Group Cooperates With Al-Qaeda in Syria http://online.wsj.com/…/SB100014240527023044311045795471836…
CNN: Official says CIA-funded weapons have begun to reach Syrian rebels http://www.cnn.com/2013/09/12/politics/syria-arming-rebels/
BBC Report Moderate Rebel with ISIS
http://postimg.org/image/rfjuya3bh/
Senator Rand Paul: US funding ISIS' allies
https://www.youtube.com/watch?v=cUV2-UmVulM
Senator John McCain: White House Funding ISIS
https://www.youtube.com/watch?v=5hxd00_Naik
BBC: McCain called for US to provide military aid to Syrian insurgency
http://www.bbc.com/news/world-us-canada-22683261
BBC: Syria crisis: Obama asks Congress for $500m for rebels
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-28042309

Maka jelaslah, informasi tentang keterkaitan White House, CIA, FSA, Al Qaeda, ISIS, dan Al Nusra sudah bukan lagi anyar.

Dengan menggunakan logika paling sederhana saja, kebijakan Amerika Serikat yang memerangi teroris di Timur Tengan dan juga dunia dengan mudah terpatahkan.

Pertama. Selama bertahun-tahun,  Militer AS serta anggota NATO lainnya dan didukung oleh sejumlah negara di Timur Tengah melancarkan serangan terhadap ISIS. Tetapi, bombardir serangan yang didukung persenjataan super canggih tersebut tidak mampu mengalahkan ISIS. Anehnya, sekalipun dihujani amunisi selama bertahun-tahun, jangankan lenyap, ISIS malah semakin menguat.

Kondisi berbeda dialami ISIS setelah Rusia menurunkan pasukan elitnya, Spetsnaz. Awal Oktober 2015 Spetsnaz atau yang lebih dikenal sebagai Pasukan Hantu diterjunkan ke Suriah. Hanya dalam beberapa hari pasukan elit Rusia ini sanggup menghancurluluhlantakan ISIS. Pada 9 Oktober 2015 saja dan hanya dalam waktu 24 jam pasukan Rusia berhasil menghancurkan 67 target yang dikuasai ISIS. Artikel tentang keberhasilan Spetsnaz bisa dibaca di sini dan sejumlah artikel lainnya di blog yang sama.

Kedua. Kalau AS dan NATO, termasuk di dalamnya Turki memerangi ISIS, bagaimana mungkin ISIS menggunakan wilayah perbatasan Turki-Suriah sebagai pintu gerbang keluar-masuk milisinya.

Bahkan, pada awal Desember 2015 Presiden Rusia Vladimir Putin dengan terang-terangan menuding Turki membeli minyak hasil curian yang diselundupkan oleh ISIS.

Rusia tidak asal melontarkan tuduhanannya. Lewat Rusia Today, pemerintah Rusia merilis video ratusan truk pengangkut minyak milik ISIS yang dihancurkan jet-jet tempur Rusia. Video yang diklaim Rusia hasil dari citra satelit itu bisa juga dilihat di sini. Dan, tentu saja pemerintah Turki membantah keras tudingan Kremlin tersebut. Artikel tentang tuduhan Rusia kepada Turki, salah satunya bisa dibaca di sini.

Dengan demikian, semakin jelas jika laporan investigasi Nairn bukan berasal dari laporan rahasia intelijen, tetapi dari sumber-sumber yang telah dipublikasikan sebelumnya. 

Sumber ilustrasi: ABC News
Copyright © Tampang.com
All rights reserved