BEM KM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya Kepada Rektor, Apa Saja Tuntuntannya
Tanggal: 30 Mei 2025 21:46 wib.
Selama 7 hari penuh, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berkemah di halaman balairung kampus. Aksi ini dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM UGM) yang menyatakan mosi tidak percaya kepada rektor. Tindakan ini diambil sebagai simbol protes terhadap kondisi kampus yang dianggap tidak mencerminkan semangat “Kampus Kerakyatan”. Mahasiswa merasa malu melihat bahwa slogan tersebut tidak sejalan dengan realitas yang terjadi di dalam kampus.
Aksi berkemah ini tidak hanya sebagai bentuk protes, tetapi juga sebagai sarana untuk menyuarakan tuntutan-tuntutan yang mengedepankan aspirasi mahasiswa. Di antara tuntutan tersebut, BEM KM UGM menegaskan perlunya adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran kampus. Mereka meminta agar semua kebijakan dan penggunaan dana kampus harus dikomunikasikan secara terbuka kepada mahasiswa, agar tidak ada kecurigaan terkait pengelolaan keuangan yang kurang jelas.
Selain isu transparansi, BEM KM UGM juga menuntut adanya peningkatan kualitas kebijakan pendidikan yang lebih inklusif. Mereka berargumen bahwa selama ini kebijakan yang diambil sering kali tidak melibatkan suara mahasiswa, meskipun mereka adalah pihak yang paling terdampak. Oleh karena itu, mahasiswa mendesak agar setiap kebijakan kampus disusun dengan melibatkan partisipasi aktif dari komunitas mahasiswa. Mereka ingin agar kampus menjadi tempat yang menyempurnakan pendidikan kritis dan merangkul semua elemen masyarakat.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga meminta peningkatan fasilitas kampus yang mendukung pembelajaran serta kegiatan non-akademik. Mereka menilai bahwa fasilitas yang ada saat ini masih terbatas dan tidak memadai untuk mendukung pengembangan keterampilan siswa di luar bidang akademis. Dengan demikian, tuntutan ini bertujuan agar UGM tidak hanya menjadi kampus yang fokus pada gelar, tetapi juga menjadi tempat yang mendukung pengembangan karakter dan keterampilan mahasiswa.
Dalam aksi ini, mahasiswa juga membawa perhatian pada isu keberagaman dan inklusi. BEM KM UGM meminta agar pihak kampus lebih peka terhadap isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat, termasuk perlunya dukungan bagi mahasiswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Mereka menyerukan agar kampus menciptakan ruang diskusi yang aman dan nyaman untuk merayakan perbedaan, serta mendorong keragaman dalam setiap aspek kehidupan kampus.
Mosi tidak percaya ini juga berkaitan dengan kebijakan kampus yang dianggap tidak berpihak pada kesejahteraan mahasiswa. BEM KM UGM menegaskan bahwa mereka tidak berjuang semata-mata untuk kepentingan individu, tetapi untuk kepentingan seluruh mahasiswa UGM. Mereka ingin memastikan bahwa hak-hak mahasiswa diperhatikan dan dihormati dalam setiap keputusan yang diambil oleh pihak rektorat.
Setelah 7 hari berkemah, mahasiswa berharap tindakan ini dapat menggugah kesadaran pihak universitas akan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan. Melalui mosi tidak percaya ini, BEM KM UGM menyampaikan pesan jelas bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam dan akan terus memperjuangkan perubahan yang diperlukan untuk mewujudkan “Kampus Kerakyatan” yang substansial, bukan sekadar slogan.