Anthony Norman Lianto, Ketua DPD PSI Jakarta Barat, Pemerkosa Calon Kader PSI
Tanggal: 29 Mar 2024 17:03 wib.
Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Anthony Norman Lianto, Ketua DPD PSI Jakarta Barat, telah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Cerita yang diunggah oleh seorang perempuan berinisial W (29) tentang pengalaman pahitnya yang dialami di tangan Anthony Norman Lianto telah menggemparkan publik. Kejadian tersebut terjadi pada 5 Desember 2023, dan kini telah menjadi viral di media sosial.
Setelah kasus ini terkuak, Anthony Norman Lianto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPD PSI Jakarta Barat, mengundurkan diri pada 26 Maret 2024. Lahir di Tegal, Jawa Tengah pada 4 Mei 1992, saat ini ia berusia 32 tahun. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMA Pius Tegal sebelum pindah ke Melbourne, Australia pada usia 16 tahun. Di Melbourne, ia melanjutkan pendidikannya di Monash University jenjang Diploma, kemudian melanjutkan studi S1 dan S2 di Holmes Institute Melbourne.
Selama di Melbourne, Anthony Norman Lianto bekerja di berbagai pekerjaan, mulai dari cleaning service, kurir, resepsionis, hingga driver online. Setelah menyelesaikan gelar Master (S2), ia bekerja di bidang manajemen dan terakhir menjadi Koordinator Pendidikan Tinggi di salah satu kampus di Melbourne. Pada tahun 2019, ia kembali ke Indonesia setelah tinggal di Australia selama 10 tahun dan bergabung dengan PSI. Dia diangkat sebagai Ketua DPD PSI Jakarta Barat pada Desember 2020, serta merangkap jabatan sebagai Direktorat Sosial DPP PSI.
Pada Pileg 2024, Norman mencoba peruntungannya dengan maju sebagai caleg DPRD Jakarta dari dapil Jakarta 10. Namun, dia hanya berhasil mendapatkan suara sebanyak 9.500 atau berada di urutan kedua di antara rekan separtainya, sehingga gagal memperoleh kursi di DPRD Provinsi Jakarta. Tak lama setelahnya, ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPD PSI Jakarta Barat setelah kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya terungkap.
Kasus ini telah menarik perhatian Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbi. Pihaknya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan prosedur partai. Elva menegaskan bahwa partai tidak mentolerir tindakan kekerasan seksual dalam bentuk apapun dan terhadap siapapun. Pihaknya juga memberikan dukungan penuh kepada proses hukum yang sedang berjalan untuk memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, juga meminta korban melaporkan ke polisi dan memberikan apresiasi atas keberaniannya dalam melaporkan dan mengungkap peristiwa ini. Mereka juga berkomitmen untuk mendukung korban dalam proses pemulihan dan mendukung upaya-upaya untuk mencegah kasus kekerasan seksual di kemudian hari.
Kasus ini tidak hanya memengaruhi karier politik Anthony Norman Lianto, tetapi juga menciptakan dampak yang mendalam bagi perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual. Penegakan hukuman yang tegas terhadap pelaku, serta perlindungan dan dukungan kepada korban, adalah hal yang diharapkan sebagai langkah awal menuju masyarakat yang lebih aman dan adil bagi semua.
Kasus ini juga memberikan pelajaran bahwa bersikap adil dan mengutamakan keadilan bagi setiap individu harus menjadi prinsip dasar dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, terutama bagi seorang pemimpin. Kepedulian dan empati terhadap korban juga merupakan hal yang sangat penting dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual, demi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.