Sumber foto: Google

Air Mata dan Bujuk Rayu: Riezky Aprilia Ungkap Tekanan Mundur demi Harun Masiku

Tanggal: 8 Mei 2025 10:04 wib.
Jakarta, Tampang.com – Sidang dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI kembali memanas. Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025), muncul cerita dramatis dari Riezky Aprilia, kader PDI-P yang sempat diminta mundur demi memberi jalan kepada Harun Masiku—buronan yang masih menjadi misteri hingga hari ini.

Riezky Menangis: “Saya Juga Kader, Saya Bekerja untuk Partai Ini”

Dalam kesaksiannya, Riezky Aprilia tak kuasa menahan air mata saat menceritakan bagaimana dirinya didesak untuk mengundurkan diri pada 2019 lalu. Ia merasa tersingkir padahal sudah berjuang sebagai caleg DPR RI dari Dapil Sumsel I.


“Saya mempertanyakan alasan saya disuruh mundur, karena saya juga kader partai,” ucap Riezky sambil menangis.


Pertemuan yang membekas itu terjadi di kantor DPP PDI-P. Saat mempertanyakan undangan pelantikan, Riezky justru mendapat tawaran: akan diundang ke pelantikan jika bersedia mundur demi Harun Masiku.

“Anda Sekjen, Bukan Tuhan” — Bentakan Emosional Riezky ke Hasto

Dalam momen yang tegang, Riezky mengaku sempat beradu argumen dengan Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto. Hasto menyatakan dirinya berwenang atas keputusan partai. Namun reaksi Riezky mengejutkan ruang sidang.


“Saya berdiri dan bilang, ‘Saya tahu Anda Sekjen partai, tapi Anda bukan Tuhan!’” ungkap Riezky.


Pernyataan itu menjadi bukti bagaimana konflik internal PDI-P kala itu menyisakan luka mendalam bagi Riezky.

Tawaran Jabatan Komnas HAM dan Komisaris Jadi Iming-iming

Sebelum bertemu Hasto, Riezky mengaku didatangi Saeful Bahri, eks kader PDI-P yang kini telah divonis dalam kasus suap tersebut. Pertemuan di Singapura itu menjadi awal dari bujuk rayu politik.


“Ya ini sebentar lagi ada pergantian Komnas HAM, nanti kita dorong jadi Komnas HAM,” kata Saeful, menurut pengakuan Riezky.


Selain itu, Donny Tri Istiqomah, pengacara PDI-P, juga disebut menjanjikan posisi komisaris kepada Riezky. Namun semua itu hanya berlaku jika ia mundur.

Klaim Dapat Restu Sekjen, Tapi Tanpa Bukti Nyata

Saeful Bahri berkali-kali mengklaim bahwa dirinya membawa perintah langsung dari Hasto. Ia bahkan menghubungi Donny Tri di depan Riezky untuk meyakinkan hal itu. Namun dalam persidangan, kredibilitas klaim tersebut dipertanyakan jaksa.


“Saksi baru pertama kali bertemu Saeful, bagaimana bisa yakin perintah dari Sekjen?” tanya jaksa.


Riezky pun mengakui, ia tidak memiliki bukti bahwa Hasto memang memerintahkan langsung. Semua hanya dari mulut Saeful dan Donny.

Rekaman Tanpa Izin Jadi Kontroversi Baru

Salah satu bukti yang diajukan jaksa adalah rekaman percakapan antara Riezky dan Saeful, yang dilakukan diam-diam di Singapura. Namun tim kuasa hukum Hasto keberatan dengan pemutaran rekaman tersebut.


“Rekaman ini ilegal karena dilakukan tanpa izin. Ini melanggar UU Perlindungan Data Pribadi,” tegas pengacara Hasto, Alvon Kurnia Palma.


Majelis hakim kini harus mempertimbangkan keabsahan bukti tersebut dalam rangkaian sidang yang semakin rumit.

Hasto Cecar Balik: Pertanyaan KPK Cuma Ulang Kasus Lama?

Menjelang akhir persidangan, Hasto yang kini menjadi terdakwa, ikut mencecar Riezky. Ia mempertanyakan apakah pertanyaan dari jaksa dan penyidik KPK hanya mengulang materi lama dari kasus Saeful Bahri.


“Kira-kira 90 persen pertanyaan itu sama?” tanya Hasto.
“Seingat saya, yang lama ada, kalaupun yang baru tidak banyak,” jawab Riezky.


Sidang ini tak hanya membuka kembali luka lama, tapi juga menjadi panggung drama politik, tekanan kekuasaan, dan tarik ulur kepentingan di internal partai berlambang banteng tersebut.


Tampang.com akan terus mengawal jalannya persidangan ini dan membongkar lapisan demi lapisan dari skandal politik yang belum tuntas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved