Ternyata Ini Alasan Banyak Pasangan Sering Putus-Nyambung

Tanggal: 24 Sep 2017 08:31 wib.
Tampang.com - Ketika mengakhiri sebuah hubungan asmara, banyak orang merasakan galau. Apakah putus merupakan hal yang benar, atau dilanjutkan? Jika kamu mengalaminya, tak perlu takut, banyak orang memiliki pengalaman yang sama denganmu.

Berdasarkan rentetan studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science, hampir 50 persen orang merasa ambivalen sebelum mengakhiri hubungan, seperti dilansir Women's Health, Minggu (23/9/2017).

Hasil ini didapatkan dari survei yang dilakukan para peneliti dari University of Utah, AS, dan University of Toronto, di Kanada. Mereka menanyakan apa alasan mereka untuk tetap bertahan atau memutuskan hubungan.

Orang yang memutuskan untuk mempertahankan hubungan beralasan karena pengorbanan yang telah dilakukan, kewajiban keluarga, atau karena meyakini bahwa hubungan dapat membaik dan pasangan dapat berubah.

Namun, 66 persen dari responden mengungkapkan bahwa mereka mampu mempertahankan hubungan karena merasa telah dekat dengan pasangan.

Sedangkan di sisi lain, orang-orang yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka memiliki alasan pertengkaran yang terus-menerus atau kepercayaan yang dilanggar. Bahkan, sebanyak 47 persen responden mengatakan, kebohongan dan perselingkuhan adalah alasan mereka untuk putus.

Namun, apa yang paling mencolok dari studi ini adalah mereka yang mempertimbangkan untuk berpisah atau bercerai. Sekitar 40 persen partisipan memiliki perasaan campur aduk dan tidak yakin. Perasaan ini semakin besar di antara pasangan yang saling bergantung satu sama lain.

"Perasaan yang tidak yakin saat akan mengakhiri hubungan adalah hal yang biasa," ujar Jane Greer, Ph.D., pakar hubungan dari New York sekaligus penulis buku What About Me? Stop Selfishness From Ruining Your Relationship.

"Walaupun ada beberapa hal buruk dalam hubungan mereka, tapi orang-orang ini juga memiliki hal-hal positif yang mereka sayangi dari pasangan mereka, hal-hal yang akan mereka rindukan. Akan selalu ada keraguan, apakah mengakhiri suatu hubungan hal yang benar untuk dilakukan."

Setelah berpisah pun, ada juga orang yang masih merasa ragu sudah mengambil keputusan yang benar.

Masalah juga muncul sesudah Anda mengambil keputusan. Jika Anda pergi, Anda mungkin merasa ragu. Inilah kenapa, perpisahan sering lebih sulit bagi orang yang pertama memutuskan untuk mengakhirinya.

Perasaan ambivalen ini jugalah penyebab kenapa banyak pasangan yang sudah berpisah kembali bersama, putus lagi, dan kembali lagi.

Namun Greer menyarankan, walau perasaan ragu itu umum dirasakan, cobalah untuk fokus pada bagaimana hidup Anda akan membaik setelah mengambil keputusan untuk berpisah.

"Pertimbangkan bagaimana Anda akan menggantikan apa Anda takutkan akan hilang di dalam hubungan itu. Isi rasa kehilangan ini dengan aktivitas dan pengalaman baru," sarannya.

"Jika Anda masih merasa ragu, ada beberapa tanda pasti sudah waktunya mengakhiri hubungan. Seperti misalnya, terus-menerus bertengkar atau Anda mulai mencari-cari alasan agar terus sibuk untuk menghindari pasangan," ujar Greer.

Dan jika Anda khawatir apa yagn terjadi setelah berpisah, menghilangkan mereka dari media sosial, merencanakan kegiatan yang menyenangkan, atau bahkan, menginstal aplikasi kencan, akan membantu Anda mengurangi patah hati.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved