Sumber foto: iStock

Rahasia Pernikahan Tahan Lama Bukan "I Love You", Tapi Dua Kata Ini

Tanggal: 1 Mei 2025 19:02 wib.
Tidak semua hari dalam kehidupan pernikahan dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Sebaliknya, badai bisa datang kapan saja, mengguncang fondasi hubungan. Namun, badai itu pula yang bisa menguatkan ikatan jika pasangan mampu melewatinya bersama.

Dua pakar hubungan, Dr. John Gottman dan Dr. Julie Schwartz Gottman, adalah pasangan psikolog yang telah meneliti lebih dari 40.000 pasangan melalui proyek mereka di Love Lab. Dengan pengalaman pribadi menikah selama 35 tahun, keduanya paham betul seluk-beluk hubungan yang sehat dan tahan lama.

Menurut hasil studi mereka yang dikutip dari CNBC Internasional, ada satu hal mendasar yang dibutuhkan semua pasangan, tak peduli berapa lama mereka bersama: kebutuhan untuk dihargai. Bukan hanya merasa dicintai, tetapi juga diakui kontribusinya, sekecil apapun.

“Ungkapan terpenting dalam hubungan yang langgeng bukanlah ‘I love you’, tapi ‘terima kasih’,” ungkap pasangan Gottman.

Kenapa “Terima Kasih” Sangat Berarti?

Bagi kebanyakan orang, mengungkapkan rasa cinta dengan kalimat “Aku mencintaimu” adalah bentuk kasih sayang tertinggi. Tapi dalam praktiknya, pasangan suami istri justru cenderung mengabaikan pentingnya penghargaan yang sederhana namun bermakna—yakni mengucapkan terima kasih.

Dalam observasinya, pasangan Gottman menegaskan bahwa hubungan yang sehat membutuhkan apresiasi tulus. Bukan hanya soal romantisme, melainkan tentang bagaimana dua orang dalam satu ikatan mampu melihat dan mengakui usaha masing-masing setiap hari.

“Kita sering terlalu cepat menangkap kesalahan pasangan, tetapi abai terhadap semua hal baik yang mereka lakukan. Inilah pola pikir beracun yang bisa perlahan-lahan menghancurkan hubungan,” jelas mereka.

Awali Dengan Menghargai Hal Kecil

Lalu, bagaimana cara memulai kebiasaan apresiasi dalam pernikahan? Pasangan Gottman menyarankan dua langkah sederhana namun berdampak besar.

Langkah 1: Amati Pasangan Anda

Mulailah dengan memperhatikan apa saja yang pasangan lakukan. Fokuskan perhatian pada hal-hal positif yang mereka kerjakan—bukan sebaliknya.

Contohnya, saat mereka mencuci piring setelah makan, menjemput anak sekolah, atau membuatkan kopi di pagi hari. Catat hal-hal kecil ini. Tindakan sederhana seperti ini sering kali dianggap remeh, padahal menunjukkan bentuk kepedulian yang konsisten.

Menariknya, Anda tidak perlu menyembunyikan bahwa Anda sedang mengamati pasangan. Bahkan, Anda bisa memberi tahu mereka bahwa Anda ingin lebih memahami rutinitas dan usaha mereka setiap hari. Dengan begitu, Anda menciptakan ruang apresiasi yang saling terbuka.

Langkah 2: Ucapkan “Terima Kasih” dan Jelaskan Alasannya

Mengucapkan terima kasih memang terdengar sederhana, namun dampaknya luar biasa jika diucapkan dengan tulus dan disertai penjelasan.

Misalnya, daripada hanya berkata, “Terima kasih, ya,” Anda bisa mengungkapkan lebih dalam:
“Terima kasih sudah membuatkan kopi setiap pagi. Aroma kopinya selalu membuat pagi saya lebih semangat, dan saya suka mendengar suara kamu di dapur. Itu membuat saya merasa dicintai dan diperhatikan.”

Dengan memberi konteks atas rasa terima kasih itu, pasangan Anda akan merasakan bahwa usaha kecil mereka benar-benar dihargai. Ini akan menciptakan kebiasaan positif yang menular, di mana kedua pihak saling memberi energi emosional yang sehat dalam hubungan.

Mengapa Apresiasi Lebih Penting dari Romantisme?

Hubungan yang langgeng bukan hanya dibangun atas dasar cinta, melainkan penghargaan dan pengakuan yang konsisten terhadap pasangan. Dalam interaksi sehari-hari, sering kali kita lebih mudah berterima kasih kepada orang asing—pelayan restoran, kasir toko, atau kolega kerja—namun lupa memberi apresiasi pada orang yang paling dekat dengan kita.

Padahal, hubungan intim seperti pernikahan justru membutuhkan perhatian lebih. Ketika pasangan merasa dilihat, didengar, dan dihargai, mereka akan lebih terbuka, lebih suportif, dan lebih terhubung secara emosional.

Pasangan Gottman juga mengingatkan bahwa memulai kebiasaan ini tidak harus menunggu pasangan yang duluan melakukannya. Siapa pun bisa memulai. Ketika satu pihak memulai, pihak lain akan mengikuti. Dari sana, apresiasi menjadi kebiasaan baru yang memperkuat ikatan pernikahan.

Apresiasi: Pondasi Emosional dalam Pernikahan

Dalam jangka panjang, kebiasaan mengucapkan terima kasih menciptakan “dana emosional” dalam hubungan. Artinya, saat konflik atau masalah muncul, pasangan sudah memiliki cadangan kepercayaan dan kehangatan yang cukup untuk menghadapinya bersama.

Kebiasaan ini juga dapat menurunkan risiko perceraian. Sebuah studi bahkan menemukan bahwa salah satu penyebab utama perceraian bukanlah perselingkuhan, melainkan kurangnya komunikasi dan penghargaan.

Kesimpulan

Jika ingin pernikahan bertahan lama, mulai ubah pola pikir dari sekadar cinta menjadi penghargaan. Ucapan “terima kasih” bukan hanya sopan santun, tetapi fondasi yang memperkuat rasa dihargai dan eksistensi dalam hubungan.

Jadi, sebelum menutup hari ini, perhatikan hal kecil yang pasangan Anda lakukan—dan jangan ragu untuk mengucapkan “terima kasih” dengan tulus. Karena di balik dua kata itu, ada kekuatan besar yang bisa menjaga cinta tetap menyala, bahkan saat badai datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved