Pasangan Berubah Setelah Menikah? Coba Pahami Attachment Style, Ini Kata Psikolog
Tanggal: 15 Agu 2025 13:00 wib.
Dalam perjalanan pernikahan, tidak jarang seseorang merasa ada perubahan signifikan pada sikap pasangannya, yang mungkin terasa asing atau berbeda. Kalimat seperti "Dia beda banget, ya, setelah menikah?" sering kali muncul di benak banyak orang. Namun, penting untuk menyadari bahwa perubahan ini sebenarnya bukanlah hasil dari karakter pasangan yang otomatis berubah, melainkan lebih terkait dengan pola hubungan emosional yang dikenal sebagai attachment style atau gaya kelekatan.
Medwin Wisnu Prabowo, seorang psikolog yang berpengalaman, menjelaskan bahwa attachment style merupakan cara individu berinteraksi dan membangun hubungan, terutama dengan orang-orang yang terdekat secara emosional, seperti pasangan hidup. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh John Bowlby, seorang psikolog asal Inggris, yang mengaitkannya dengan pola asuh yang diterima seseorang sejak masa kecil. Pola ini akan membentuk cara seorang individu merespon dan berinteraksi dalam hubungan, baik itu dalam konteks percintaan maupun hubungan lainnya.
Attachment style terbagi menjadi empat kategori utama: pertama, secure attachment, di mana individu merasa aman dan dapat membangun hubungan sehat yang saling mendukung. Kedua, anxious attachment, yang ditandai dengan rasa tidak aman, mudah curiga, dan cenderung membutuhkan validasi terus-menerus dari pasangan. Ketiga, avoidant attachment, di mana individu cenderung menjaga jarak emosional dan enggan terlibat dalam konflik. Dan yang keempat, disorganized attachment, yang sering muncul akibat trauma masa kecil, dimana individu bingung antara mendekat dan menjauh.
Munculnya masalah yang berkaitan dengan attachment style biasanya terjadi setelah pernikahan, ketika individu mulai melepaskan "topeng sosial" yang dikenakan selama masa pacaran. Dalam pernikahan, di mana kedekatan emosional menjadi lebih intim, gaya asli individu dalam berelasi mulai terlihat. Medwin menekankan bahwa attachment style paling jelas terlihat dalam hubungan yang dekat, membuat seseorang bisa tampak lebih terbuka saat pacaran, tetapi justru menjadi lebih tertutup setelah menikah.
Dampak dari attachment style yang tidak secure dalam sebuah pernikahan bisa sangat signifikan. Masalah komunikasi yang kurang jujur, perasaan ditinggalkan atau dicurigai tanpa alasan jelas, serta pola pertengkaran yang berulang bisa terjadi. Jika tidak dikenali dan diatasi, ini dapat merusak hubungan dan bahkan berujung pada perceraian.
Beruntung, attachment style bukanlah sesuatu yang permanen. Meskipun pola ini sering terbentuk dari pengalaman masa lalu, ada kemungkinan untuk mengubahnya. Medwin mengungkapkan bahwa perubahan bisa dicapai melalui beberapa cara, seperti meningkatkan kesadaran diri, menjalani konseling dengan psikolog, dan membangun hubungan yang aman dan mendukung. Terapi khusus seperti hipnoterapi juga bisa dipertimbangkan untuk masalah yang lebih kompleks.
Langkah pertama yang dapat diambil adalah mengenali gaya kelekatan diri sendiri dan pasangan. Penting untuk mempelajari karakteristik masing-masing attachment style serta menyadari pola yang sering muncul. Apakah Anda atau pasangan sering bersikap menghindar, cemas, atau merasakan ketidaklayakan untuk dicintai? Diskusi yang tenang dan terbuka tanpa saling menyalahkan adalah kunci untuk memahami satu sama lain dengan lebih baik.
Penting untuk diingat bahwa komunikasi yang efektif sangat penting. Dengan mempertimbangkan bantuan profesional seperti konseling pernikahan, pasangan dapat menciptakan relasi yang lebih sehat dan produktif. Medwin menegaskan bahwa memahami attachment style dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hubungan, memperkuat komunikasi, serta membangun kelekatan yang lebih positif antara pasangan dalam hubungan mereka. Attachment style mencerminkan cara kita mencintai, mempercayai, dan bertumbuh bersama orang lain, menjadikannya aspek penting untuk dipahami dalam dinamika suatu hubungan.