Kalau Dia Sering Ngilang Tanpa Alasan, Itu Tanda Apa Ya?
Tanggal: 17 Apr 2025 08:45 wib.
Awalnya dia hadir, terus-menerus nyapa. Bangun tidur langsung chat, tengah malam masih sempat kirim stiker lucu. Dikit-dikit bilang kangen, dikit-dikit minta ditemenin ngobrol. Tapi tiba-tiba… hilang. Kayak gak pernah ada. Gak ada kabar, gak ada penjelasan. Semua perhatian yang sempat bikin senyum-senyum sendiri mendadak jadi hening.
Setelah beberapa hari gak muncul, tiba-tiba dia balik lagi. Seolah gak ada yang aneh. Seolah semua baik-baik aja. Tapi habis itu... hilang lagi. Terus berulang, kayak siklus yang gak ada ujungnya. Dan di tengah-tengah semua itu, ada satu perasaan yang makin lama makin berat: bingung.
Kalau udah kayak gini, sebenarnya ini hubungan apa, sih?
Kadang seseorang bisa hadir tanpa pernah benar-benar berniat tinggal. Mereka datang untuk mengisi waktu kosong, atau mungkin untuk meredakan rasa sepi. Tapi begitu keadaan mereka membaik, atau begitu bosan datang, mereka pergi lagi. Dan yang ditinggalkan cuma pertanyaan tanpa jawaban.
Sikap seperti itu dikenal dengan istilah ghosting. Tapi bukan ghosting satu kali putus komunikasi, ini versi upgrade-nya: ghosting bolak-balik. Kadang disebut juga “breadcrumbing”, alias ngasih remah-remah perhatian, cukup buat bikin tetap berharap, tapi gak pernah benar-benar serius.
Yang bikin rumit adalah ketika hati sudah terlanjur ikut main. Udah terlanjur percaya, udah mulai ngebayangin masa depan, atau bahkan udah mulai nganggap hubungan ini nyata. Padahal, dari sisi dia, mungkin cuma iseng. Atau memang gak tahu cara memperjelas hubungan. Atau lebih parah, memang sengaja menggantung.
Tapi mau sesakit apa pun, ada satu hal yang harus dipegang: seseorang yang benar-benar niat, gak akan bikin bertanya-tanya setiap hari. Gak akan terus menghilang dan muncul semaunya. Karena kehadiran itu bukan sekadar soal fisik, tapi juga tentang konsistensi.
Mungkin sulit untuk langsung mundur. Apalagi kalau kehadirannya pernah jadi tempat nyaman. Tapi coba jujur sama diri sendiri—apa yang sebenarnya dicari? Kenyamanan yang datang dan pergi, atau kejelasan yang bisa jadi pegangan? Jangan sampai terlalu sibuk mempertahankan seseorang yang bahkan gak pernah benar-benar tinggal.
Sering kali, rasa bingung itu bukan karena gak tahu jawabannya, tapi karena hati belum siap menerima. Padahal kalau dilihat dari cara dia bersikap, semuanya udah cukup jelas. Dan kalau sudah sampai titik di mana diri sendiri terus merasa cemas, terus menunggu, terus bertanya-tanya... mungkin itu waktunya berhenti.
Berhenti berharap ke orang yang gak bisa diajak ngobrol serius. Berhenti menggantungkan emosi ke seseorang yang gak bisa konsisten. Dan mulai belajar memilih yang hadir, bukan yang selalu bikin bertanya.
Karena pada akhirnya, gak ada yang salah dengan berharap. Tapi berharap ke orang yang terus menghilang cuma bikin diri sendiri capek. Gak semua hubungan pantas untuk diperjuangkan, apalagi yang cuma datang kalau sedang butuh, lalu menghilang saat bosan.
Kalau ada yang beneran sayang, mereka gak akan bikin nebak-nebak. Mereka akan hadir, jelas, dan konsisten. Karena cinta itu gak rumit—orangnya aja kadang yang gak siap serius.