Sumber foto: Google

Jangan Tunggu Retak, Inilah 7 Tanda Pasutri Butuh Konseling Pernikahan

Tanggal: 15 Agu 2025 13:43 wib.
Komunikasi adalah pilar dasar yang mensupport setiap hubungan dalam kehidupan rumah tangga. Sayangnya, banyak pasangan yang tidak menyadari bahwa berbagai kendala yang mereka hadapi sering kali merupakan indikasi bahwa mereka sebaiknya mencari konseling pernikahan. Jika dibiarkan, masalah-masalah tersebut dapat menggerogoti hubungan yang sebelumnya harmonis, menjadikannya penuh dengan jarak emosional dan konflik yang berkepanjangan. Mengacu pada sumber dari Marriage.com, ada tujuh tanda signifikan yang perlu diwaspadai sebelum hubungan Anda sampai pada titik yang tidak dapat diperbaiki.1. Kalimat Awal yang Menyulut Emosi NegatifSalah satu sinyal awal bahwa pasangan membutuhkan konseling adalah jika percakapan selalu diawali dengan kalimat yang dapat membuat pasangan merasa tertekan atau diserang. Sebaliknya dari nada yang menenangkan, sering kali satu pihak justru memulai dengan nada agresif. Hal ini menyebabkan diskusi yang seharusnya berfokus pada satu masalah malah melebar ke isu-isu lama yang belum terpecahkan. Tanpa disadari, siklus ini dapat berfungsi sebagai medan perang dalam komunikasi. Dengan bantuan dari konseling pernikahan, pasangan dapat mempelajari cara memulai diskusi dengan pendekatan yang lebih konstruktif.2. Menghindar atau Bertindak ‘Stonewalling’Pasangan yang cenderung menghindar setiap kali konflik muncul berisiko tinggi untuk mengalami keretakan hubungan. Tindakan menghindar ini bisa berupa penolakan untuk membicarakan masalah, menjaga jarak secara emosional, atau bahkan berpretensi bahwa tidak ada masalah yang terjadi sama sekali. Meskipun tampak sebagai cara untuk menjaga kedamaian, tindakan ini hanyalah penundaan masalah yang lebih besar. Kebiasaan untuk "membiarkan berlalu" tanpa membahas masalah akan menimbulkan emosional yang terpendam. Konseling pernikahan dapat membantu pasangan untuk memahami pentingnya kembali ke diskusi setelah emosi mereda.3. Sulit Mengungkapkan KebutuhanBanyak pasangan yang berpikir bahwa satu sama lain "seharusnya tahu" apa yang mereka inginkan tanpa perlu diungkapkan. Namun, tidak semua kebutuhan dapat ditebak, dan ketidakjelasan ini seringkali memicu kekecewaan. Dengan mengikuti konseling pernikahan, pasangan dapat belajar untuk mengungkapkan kebutuhan mereka dengan jelas, sehingga menciptakan saling pengertian tanpa harus menebak-nebak.4. Masalah KepercayaanDi era digital saat ini, masalah kepercayaan lebih sering muncul. Beberapa pasangan merasa tidak nyaman dengan interaksi pasangan mereka dengan orang lain, atau bahkan menemukan bukti aktivitas yang meragukan di ponsel. Situasi ini sering menimbulkan pertanyaan mendalam tentang batasan yang telah disepakati dalam hubungan. Konseling pernikahan bisa menjadi wadah untuk menetapkan aturan dan konsekuensi yang jelas, sehingga kepercayaan dapat dipupuk kembali.5. Merasa Terpisah Secara EmosionalSeiring berjalannya waktu, pasangan terkadang merasa bahwa tujuan mereka sudah berbeda. Kesibukan sehari-hari, tekanan hidup, dan perubahan prioritas dapat membuat mereka merasa semakin jauh satu sama lain. Kondisi ini biasanya disertai dengan komunikasi yang berkurang dan kurangnya penghargaan terhadap satu sama lain. Konseling pernikahan dapat berperan sebagai jembatan yang menghubungkan kembali arah hubungan, membantu pasangan menemukan kembali tujuan bersama serta memulihkan kedekatan emosional yang mungkin telah hilang.6. Kekurangan DukunganDukungan dalam pernikahan bukan hanya bersifat finansial, tetapi juga mencakup banyak aspek lainnya, seperti mengurus rumah, membesarkan anak, dan memberikan dukungan emosional. Jika salah satu pihak merasa sendirian dalam beban kehidupan, ini bisa menyebabkan hubungan menjadi datar dan penuh ketegangan. Dengan bantuan konseling pernikahan, pasangan dapat mengenali area di mana dukungan perlu diperkuat, menciptakan gaya hidup yang lebih seimbang dan saling mendukung.7. Kehilangan Romansa dan IntimasiKetika hubungan kehilangan romansa dan kedekatan intim, sering kali pasangan terjebak dalam rutinitas yang monoton atau terpengaruh oleh faktor eksternal seperti pornografi. Banyak pasangan yang mendapati diri mereka dalam pernikahan tanpa kehidupan seksual yang memuaskan, yang tentunya dapat mengakibatkan frustrasi emosional. Apalagi, meningkatnya kasus disfungsi ereksi di kalangan pria muda akibat konsultasi pornografi memperburuk masalah ini. Konseling pernikahan dapat membantu pasangan untuk menemukan kembali kedekatan fisik dan emosional, serta mengenali pengaruh negatif yang dapat merusak kualitas hubungan mereka.Konseling pernikahan tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah berada di ambang perpisahan. Bahkan pasangan yang belum menikah pun dapat memanfaatkan layanan ini untuk memperkuat pondasi hubungan mereka. Dengan arahan dari para ahli dan komitmen untuk saling memahami, banyak masalah dalam rumah tangga yang bisa diatasi tanpa harus mengakhiri hubungan. Pertanyaan yang patut diajukan sekarang adalah: sudahkah Anda jujur menilai kebutuhan pernikahan Anda?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved