Ciri-ciri Hubungan Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai Sebelum Menikah
Tanggal: 12 Agu 2025 11:56 wib.
Pernikahan adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Saat menjalin hubungan, semua orang tentu berharap akan menemukan pasangan yang bisa saling melengkapi dan membangun masa depan bersama. Namun, kadang ada tanda-tanda peringatan, atau redflag, yang muncul dalam hubungan dan tidak boleh diabaikan. Mengenali ciri-ciri ini sebelum melangkah ke jenjang pernikahan sangat penting untuk menghindari masalah jangka panjang dan menjaga kesehatan mental.
Kurangnya Rasa Hormat dan Empati
Salah satu fondasi hubungan yang kuat adalah rasa hormat dan empati. Jika dalam sebuah hubungan, satu pihak sering meremehkan pendapat, perasaan, atau bahkan aspirasi pasangannya, itu bisa jadi sinyal bahaya. Rasa tidak dihargai bisa terlihat dari hal-hal kecil, seperti seringnya diajak bercanda yang merendahkan, tidak mendengarkan saat berbicara, atau meremehkan pencapaian.
Kurangnya empati juga menjadi masalah serius. Pasangan yang tidak mampu atau tidak mau memahami perasaan pasangannya saat sedang sedih atau kecewa menunjukkan adanya jarak emosional yang besar. Hubungan yang sehat seharusnya menjadi tempat aman di mana kedua belah pihak merasa didengarkan dan dimengerti. Jika fondasi ini tidak ada, hubungan akan terasa berat dan sepi.
Pola Komunikasi yang Buruk dan Manipulatif
Komunikasi adalah jembatan utama dalam setiap hubungan. Jika pola komunikasi didominasi oleh kritik yang tidak membangun, manipulasi, atau bahkan silent treatment (mendiamkan pasangan), itu adalah pertanda buruk. Pasangan yang sering menggunakan kata-kata kasar atau nada suara yang merendahkan saat berdebat bisa menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan, bukan rasa saling percaya.
Selain itu, manipulasi emosional juga sering terjadi. Salah satu pihak mungkin akan menyalahkan pasangannya atas kesalahannya sendiri, membuat pasangannya merasa bersalah tanpa alasan yang jelas. Pola komunikasi yang sehat adalah yang terbuka, jujur, dan didasari keinginan untuk menyelesaikan masalah bersama, bukan untuk mencari siapa yang salah.
Ketidakjujuran dan Ketidaktransparanan
Kepercayaan adalah pilar penting dalam sebuah pernikahan. Jika ada pola ketidakjujuran yang berulang, baik itu dalam hal kecil maupun besar, ini harus menjadi perhatian serius. Ketidakjujuran bisa terlihat dari menyembunyikan masalah keuangan, berbohong tentang keberadaan, atau menyembunyikan informasi penting dari keluarga.
Sikap tidak transparan tentang masa lalu atau rencana masa depan juga bisa jadi redflag. Menikah berarti menyatukan dua kehidupan, dan ini membutuhkan keterbukaan penuh tentang harapan, ketakutan, dan kondisi finansial. Jika salah satu pihak merasa perlu menyembunyikan sesuatu, itu menandakan adanya masalah fundamental yang belum terselesaikan.
Sikap Kontrol Berlebihan dan Tidak Mandiri
Pasangan yang terlalu mengontrol bisa membuat hubungan terasa seperti penjara. Sikap mengontrol bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari membatasi pertemanan, melarang hobi, hingga memantau setiap aktivitas di media sosial atau pesan pribadi. Meskipun niatnya mungkin diklaim sebagai bentuk "perhatian", sebenarnya ini adalah upaya untuk mendominasi dan mengendalikan.
Di sisi lain, ada juga pasangan yang tidak mandiri secara emosional atau finansial. Pasangan yang terus-menerus bergantung pada pasangannya untuk membuat keputusan atau menyelesaikan masalah, tanpa inisiatif untuk berusaha sendiri, juga bisa menjadi beban yang berat. Hubungan yang sehat dibangun oleh dua individu yang mandiri dan bisa saling mendukung, bukan oleh satu pihak yang mengontrol dan satu pihak yang terlalu bergantung.