Cara Melapangkan Hati Menerima Perpisahan
Tanggal: 24 Jun 2022 12:25 wib.
Menghadapi perpisahan tidak pernah mudah. Berpisah dari orang tercinta atau orang yang pernah dekat bisa membuat kita sedih. Untuk bisa ikhlas menerima perpisahan pun bisa butuh waktu yang tidak sebentar. Agar bisa melanjutkan hidup atau move on, kita perlu menerima perpisahan yang terjadi. Menerima perpisahan akan meringankan hati kita dan memudahkan kita melangkah ke depan. Bagi yang sedang kesulitan untuk menerima perpisahan, ada sejumlah cara yang bisa dicoba.
Pahami Lima Tahapan Penerimaan
Ada lima tahapan penerimaan sebagaimana tahapan kesedihan yang dijelaskan oleh psikolog Elisabeth Kubler Ross. Lima tahapan tersebut meliputi penyangkalan terhadap perpisahan (denial), marah atas apa yang terjadi pada diri (anger), menawar tentang cara lain (bargaining), Depresi yang dipenuhi dengan pikiran negatif dan perasaan tidak berdaya (depression), dan menerima terhadap apa yang telah terjadi (acceptance). Dengan memahami lima tahapan tersebut, kita bisa menyiapkan diri untuk membuka hati yang lebih luas lagi sehingga siap untuk berproses berdamai dengan perpisahan.
Kelola Rasa Marah
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa ada lima tahapan penerimaan. Saat bisa melewati tahapan demi tahapan, kita bisa lebih mudah menerima perpisahan. Cuma masalahnya seringkali kita tak kuat di tahap marah sehingga malah berbalik ke tahap menyangkal. Maka, penting bagi kita untuk mengelola rasa marah kita. Sadari rasa marah yang ada, lalu coba lakukan hal yang paling nyaman untuk meredakan emosi negatif yang kita rasakan.
Minta Bantuan yang Diperlukan
Menghadapi perpisahan bisa memicu depresi. Perasaan amat sangat sedih dan terpuruk bisa membuat kita sulit menerima perpisahan. Jika hal ini terjadi, kita bisa meminta bantuan atau mencari pertolongan yang kita butuhkan. Bisa minta bantuan ke psikolog atau psikiater jika merasa kondisi mental kita tak kunjung membaik saat mengalami perpisahan.
Relakan yang Tak Bisa Diubah
Perpisahan yang sudah terjadi dan tak bisa diubah, perlu direlakan. Kita tidak bisa terus menerus memaksakan diri mengubah hal yang tak bisa diubah. Yang berlalu sudah berlalu. Bersedih dan marah secukupnya saja. Kini, luaskan ruang di hati untuk menyambut hari baru yang lebih baik.
Berdamai dengan Ketidaknyamanan
Kita tidak otomatis langsung merasa baik-baik saja saat berproses untuk menerima perpisahan yang ada. Namun, kita bisa berdamai dengan ketidaknyamanan yang ada. Apa pun yang sudah terjadi atas perpisahan yang telah terjadi, berdamai dengan ketidaknyaman yang hadir. Izinkan diri menerima berbagai perasaan yang hadir, agar kita bisa lebih mudah memperkuat dan memeluk diri sendiri.
Bagi yang masih kesulitan untuk berdamai dan menerima perpisahan, semoga hatinya senantiasa dilapangkan dan jalannya dimudahkan untuk melangkah ke depan, ya. Terima kasih sudah bertahan dan berjuang dengan baik hingga saat ini.