Bukan Cinta yang Datang, Tapi Rugi Puluhan Juta: Waspadai Jeratan Love Scam Online!
Tanggal: 28 Jun 2025 09:40 wib.
Di era digital yang semakin canggih ini, hubungan asmara tak lagi terbatas pada pertemuan fisik. Banyak orang kini memilih mencari pasangan melalui aplikasi kencan atau media sosial. Namun, di balik kemudahan itu, terselip bahaya yang tak sedikit orang sadari: love scamming atau penipuan cinta online.
Salah satu korbannya adalah seorang pegawai pemerintahan yang tak menyangka bahwa hubungan virtual yang ia jalin justru membuatnya merugi hingga puluhan juta rupiah. Alih-alih mendapatkan cinta sejati, yang ia dapat hanyalah kekecewaan dan saldo rekening yang terkuras.
Apa Itu Love Scamming?
Love scamming adalah bentuk penipuan online di mana pelaku berpura-pura menjalin hubungan romantis untuk mendapatkan kepercayaan korban. Setelah itu, mereka mulai meminta uang, hadiah, atau bahkan informasi pribadi dan perbankan.
Penipuan semacam ini umumnya bermula dari perkenalan di media sosial atau aplikasi kencan. Para pelaku memiliki kemampuan manipulasi yang sangat tinggi. Mereka piawai merangkai kata, menyusun narasi menyentuh, dan membuat korban merasa istimewa. Perlahan tapi pasti, mereka menggiring korban masuk ke dalam jebakan.
Kasus Love Scam Kian Marak
Data dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menunjukkan bahwa penipuan cinta semakin meningkat selama masa pandemi Covid-19. Larangan bertemu secara langsung memaksa orang menjalin hubungan secara virtual. Celah ini dimanfaatkan oleh para penipu untuk mendekati korban.
Bahkan, Komisi Perdagangan Amerika Serikat (FTC) melaporkan bahwa pada tahun 2021, terdapat lebih dari 52 ribu laporan love scamming dengan total kerugian mencapai US$300 juta. Jumlah ini melonjak tajam dari 11.235 laporan pada tahun 2017.
Kondisi ini menjadi peringatan bahwa siapa pun bisa menjadi korban love scam, tak peduli usia, profesi, atau tingkat pendidikan.
Ciri-Ciri Umum Love Scammer
Untuk menghindari jebakan ini, penting mengetahui bagaimana cara pelaku love scamming bekerja. Berikut beberapa ciri yang patut diwaspadai:
Sering memberi pujian berlebihan sejak awal perkenalan.
Tujuannya agar korban merasa spesial dan cepat percaya.
Cepat menjalin hubungan yang intens dan emosional.
Mereka seolah-olah jatuh cinta dalam waktu singkat.
Meminta untuk pindah ke platform lain di luar aplikasi kencan.
Ini agar aktivitas mereka tak bisa dilacak oleh pihak aplikasi resmi.
Mulai meminta bantuan keuangan dengan berbagai alasan menyentuh.
Misalnya, mereka bilang butuh dana untuk ke rumah sakit, masalah keluarga, atau biaya perjalanan agar bisa bertemu korban.
Menolak video call atau pertemuan langsung.
Karena identitas mereka sebenarnya palsu dan tidak sesuai dengan foto profil.
Tips Menghindari Love Scamming
Agar tidak menjadi korban seperti kisah tragis pegawai pemerintah tadi, berikut sejumlah tips penting dari Kaspersky yang wajib Anda terapkan saat menjalin relasi online:
Hindari menerima permintaan pertemanan dari orang asing di media sosial.
Jangan terlalu banyak membagikan data pribadi di profil media sosial.
Gunakan aplikasi kencan yang terpercaya, dan jangan pindah ke platform lain terlalu cepat.
Tetap waspada terhadap ketidakkonsistenan dalam cerita atau sikap si lawan bicara.
Jangan terbuai pujian berlebihan dari orang yang baru dikenal.
Jangan merasa aman hanya karena Anda yang memulai percakapan.
Jangan pernah mengirim foto pribadi yang berisiko kepada kenalan online.
Putuskan komunikasi jika Anda mulai mencium gelagat mencurigakan.
Hindari klik tautan atau unduhan yang dikirimkan oleh kenalan baru.
Jika memutuskan bertemu langsung, beri tahu keluarga atau teman terdekat.
Dan yang terpenting: Jangan pernah mengirim uang, hadiah, atau membagikan informasi rekening kepada orang yang hanya dikenal secara virtual.
Mengapa Banyak yang Masih Terjebak?
Love scam bekerja dengan pendekatan emosional yang sangat kuat. Korban biasanya dikuasai rasa percaya dan harapan bahwa hubungan itu akan berujung bahagia. Sayangnya, niat baik mereka justru dimanfaatkan.
Dalam banyak kasus, korban merasa malu mengakui bahwa mereka telah tertipu. Hal ini memperparah situasi, karena mereka enggan melapor, dan pelaku pun semakin leluasa mencari korban baru.
Jangan Sampai Cinta Buta Membuat Anda Lupa Logika
Di zaman digital seperti sekarang, penting untuk selalu mengedepankan kewaspadaan dan logika dalam membangun hubungan secara online. Jangan mudah terbuai kata-kata manis atau janji pertemuan yang tak kunjung datang. Jadikan kisah nyata ini sebagai pelajaran, bahwa cinta sejati tak pernah meminta uang, apalagi dengan dalih yang mencurigakan.
Ingat, menjaga hati tetap penting—tapi menjaga dompet lebih penting. Jangan biarkan rasa cinta membuat Anda kehilangan segalanya.