8 Tren Pacaran Gen Z 2025, dari Shrekking hingga Anti-App Dating

Tanggal: 1 Sep 2025 14:21 wib.
Tren pacaran di kalangan Gen Z terus berubah setiap tahunnya. Kalau dulu kita sering mendengar istilah ghosting, love bombing, atau catfishing, kini di tahun 2025, muncul sederet tren baru yang sedang ramai dibicarakan.

Menariknya, tren-tren pacaran kali ini menunjukkan bahwa Gen Z mulai mendambakan hubungan yang lebih sehat, terbuka, dan realistis.

Penasaran apa saja tren pacaran yang bakal populer di kalangan Gen Z tahun ini?
Yuk, simak rangkuman lengkapnya berikut ini! 

1. Intentional Dating

Gen Z kini semakin selektif dalam memilih pasangan. Mereka tidak lagi ingin buang-buang waktu dengan hubungan yang tidak jelas arahnya.
Melalui intentional dating, seseorang berkencan dengan tujuan yang jelas, yaitu membangun hubungan autentik dan bermakna.
Biasanya, sejak awal penjajakan, mereka akan terbuka mengenai kebutuhan dan ekspektasi terhadap calon pasangan.

Misalnya, “Aku ingin hubungan yang serius, bukan sekadar coba-coba.”
Dengan begitu, tidak ada pihak yang merasa terjebak dalam hubungan yang salah arah.

2. Shrekking

Kalau kamu sering “menurunkan standar” demi bisa bersama seseorang, hati-hati, jangan-jangan kamu sedang mengalami shrekking.
Istilah ini terinspirasi dari karakter kartun Shrek dan dipakai untuk menggambarkan orang yang berharap akan diperlakukan baik dengan menurunkan ekspektasi, tapi ujung-ujungnya justru tetap patah hati.

Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru, hanya saja istilahnya baru populer di 2025. Jadi, Gen Z mulai lebih sadar bahwa menurunkan standar berlebihan sering berakhir dengan kekecewaan.

3. Slow Dating

Bagi Gen Z, kini bukan lagi soal cepatnya status, tapi kedalaman hubungan.
Slow dating adalah tren menjalin kedekatan perlahan tapi pasti dengan tujuan membangun koneksi emosional yang kuat.

Biasanya, orang yang menerapkan slow dating:


Fokus membangun rasa percaya dan keamanan emosional terlebih dahulu.
Tidak terburu-buru mendeklarasikan status pacaran.
Menikmati proses penjajakan dengan lebih santai.


Tren ini lahir karena banyak Gen Z yang mulai lelah dengan hubungan instan dan memilih membangun fondasi yang lebih kokoh.

4. Future-Proofing

Kalau dulu banyak orang pacaran hanya untuk “have fun”, kini Gen Z lebih realistis.
Future-proofing berarti mencari pasangan yang punya visi, misi, dan nilai hidup sejalan.
Tujuannya jelas: memastikan hubungan bisa berjalan jangka panjang dan bukan sekadar main-main.

Jadi, sebelum melangkah lebih jauh, Gen Z cenderung mengecek kecocokan dari berbagai aspek, seperti:


Rencana masa depan
Pandangan tentang karier
Nilai keluarga
Komitmen terhadap hubungan


Mereka ingin memastikan, kalaupun berpacaran, arahnya jelas dan sama-sama serius.

5. Soft Launch Relationship

Kalau dulu banyak orang mengumbar hubungan di media sosial, sekarang Gen Z lebih menjaga privasi.
Soft launch relationship adalah tren mengenalkan pasangan secara perlahan, misalnya:


Mengunggah foto dua gelas kopi tanpa menunjukkan wajah pacar.
Postingan story nonton bioskop berdua tanpa memberi tahu siapa teman kencannya.
Memberi “kode” halus melalui konten yang ambigu.


Tren ini muncul karena Gen Z ingin menikmati hubungan tanpa tekanan publik, sekaligus menjaga ruang pribadi mereka.

6. Anti-App Dating

Kalau beberapa tahun terakhir dating apps seperti Tinder dan Bumble booming, kini tren anti-app dating justru makin populer di kalangan Gen Z.
Banyak yang merasa bahwa aplikasi kencan sering memicu ghosting, hubungan toxic, hingga penipuan identitas.


Sebagai gantinya, Gen Z lebih memilih:
Bertemu langsung melalui circle pertemanan.
Kenalan lewat komunitas atau acara offline.
Menjalin relasi organik tanpa tekanan algoritma aplikasi.


Tren ini menandakan bahwa Gen Z menginginkan koneksi yang lebih natural dan autentik.

7. Micro-Mancing

Dalam hubungan, ternyata gestur kecil bisa berdampak besar.
Micro-mancing adalah tren memberikan perhatian sederhana untuk menunjukkan rasa sayang, misalnya:


Membelikan makanan favorit pasangan.
Mengirimkan meme lucu yang mengingatkan padanya.
Membuat playlist romantis khusus untuknya.
Meski terlihat sepele, hal-hal kecil ini justru bisa menguatkan koneksi emosional dan membuat hubungan terasa lebih hangat.


8. Banksying

Terakhir, ada istilah banksying.
Kalau ghosting dilakukan dengan cara tiba-tiba menghilang, banksying dilakukan perlahan-lahan.
Seseorang mulai menarik diri secara emosional tanpa memberi penjelasan, seperti:


Jarang membalas chat.
Mulai menjaga jarak.
Mengurangi interaksi intens.


Tren ini menunjukkan bahwa sebagian Gen Z masih kesulitan berkomunikasi langsung soal perasaan, sehingga memilih cara menghindar sedikit demi sedikit.

Tren pacaran Gen Z di 2025 menunjukkan satu hal penting: hubungan yang sehat dan autentik kini lebih diutamakan.
Mereka lebih berhati-hati dalam memilih pasangan, menjaga privasi, dan fokus membangun koneksi emosional yang lebih dalam.

Kalau kamu sedang menjalin hubungan atau sedang dalam fase penjajakan, beberapa tren di atas bisa jadi inspirasi untuk menjalani hubungan yang lebih sehat, realistis, dan bahagia. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved