Sumber foto: iStock

5 Penyebab Perceraian Paling Banyak di Indonesia, Ternyata Bukan Selingkuh

Tanggal: 16 Jun 2024 17:19 wib.
Perceraian merupakan suatu fenomena kompleks dengan berbagai faktor yang mempengaruhi keputusannya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, terdapat lima penyebab utama perceraian di Indonesia. Hal ini menjadi penting untuk dipahami agar upaya pencegahan perceraian dapat dilakukan dengan lebih efektif. Mari kita eksplorasi lebih lanjut setiap penyebab perceraian utama tersebut dan dampaknya terhadap hubungan pernikahan.

Perselisihan dan Pertengkaran Terus Menerus

Perselisihan dan pertengkaran yang berkelanjutan menjadi penyebab utama perceraian dengan jumlah kasus mencapai 251.828. Faktor ini menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk dan konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak hubungan pernikahan secara signifikan. Pentingnya menumbuhkan keterampilan komunikasi yang baik dalam hubungan pernikahan tidak dapat diremehkan.

Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi menjadi penyebab kedua terbesar dengan 108.488 kasus. Tekanan finansial sering kali menyebabkan stres dan ketegangan dalam hubungan, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengarah pada perceraian. Sistem pendukung dan manajemen keuangan yang baik dapat membantu mengurangi tekanan ekonomi dalam rumah tangga.

Meninggalkan Salah Satu Pihak

Sebanyak 34.322 kasus perceraian terjadi karena salah satu pihak meninggalkan pasangannya. Ketidakhadiran secara fisik dan emosional dalam pernikahan sering kali membuat hubungan menjadi tidak stabil dan rapuh. Membangun keterlibatan yang kuat dan saling mendukung dalam hubungan pernikahan dapat membantu menghindari potensi perceraian akibat masalah ini.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga mencatat 5.174 kasus perceraian. Kekerasan fisik, emosional, atau psikologis tidak hanya merusak hubungan tetapi juga dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan pasangan. Mendukung dan memfasilitasi korban kekerasan dalam rumah tangga menjadi penting dalam mencegah potensi perceraian akibat faktor ini.

Penyalahgunaan Alkohol

Mabuk menjadi penyebab perceraian kelima terbesar dengan 1.752 kasus. Penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk perilaku agresif, pengabaian tanggung jawab, dan masalah kesehatan yang berdampak negatif pada hubungan pernikahan. Edukasi tentang dampak negatif penyalahgunaan alkohol dan layanan dukungan yang memadai dapat menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.

Selain lima penyebab utama perceraian di Indonesia, kasus perceraian akibat permasalahan judi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan adanya peningkatan yang mencolok dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk mengatasi masalah judi dalam masyarakat. Ini adalah tindakan preventif yang krusial dalam upaya meminimalkan angka perceraian yang disebabkan oleh faktor ini.

Data BPS menunjukkan bahwa kasus perceraian akibat permasalahan judi meningkat tajam pada tahun 2023 dengan 1.572 kasus. Lonjakan kasus perceraian akibat judi terjadi di tengah penurunan total angka perceraian secara keseluruhan, yang tercatat sebanyak 408.347 kasus pada tahun 2023, turun 8,9% dibandingkan tahun 2022. Provinsi dengan kasus perceraian terbanyak akibat judi adalah Jawa Timur, diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Sementara tidak ada detail tertentu mengenai apakah kasus judi tersebut terkait dengan judi online atau offline, data menunjukkan peningkatan terkait kasus judi online. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie, menyoroti transaksi terkait judi online yang mencapai Rp 100 triliun selama kuartal pertama 2024, dengan potensi mencapai Rp 400 triliun dalam setahun.

Presiden Joko Widodo juga menyoroti maraknya kasus judi online dan mengimbau masyarakat untuk menjauhi judi, baik online maupun offline. Menurutnya, judi tidak hanya merusak keuangan tetapi juga masa depan individu dan keluarganya. Pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi masalah judi, termasuk upaya pencegahan dan rehabilitasi, dapat berperan penting dalam mengurangi angka perceraian yang disebabkan oleh permasalahan ini.

Dari data dan pernyataan di atas, terlihat bahwa berbagai faktor, mulai dari masalah ekonomi hingga penyalahgunaan alkohol dan judi, dapat merusak ikatan pernikahan dan mengarah pada perceraian. Pencegahan dan penanganan masalah-masalah ini memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait. Upaya untuk memberikan pendidikan dan dukungan yang lebih besar dalam mengatasi faktor-faktor penyebab perceraian ini dapat membantu dalam mengurangi angka perceraian dan memperkuat hubungan pernikahan di masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved