Sumber foto: Google

Usul Edukasi Pasar Modal Masuk Kurikulum Sekolah, Tepatkah?

Tanggal: 4 Jan 2025 14:38 wib.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meminta pendidikan pasar modal dapat diterapkan mulai dari jenjang usia dini atau Sekolah Dasar (SD). Usulan tersebut disambut positif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menimbulkan banyak perdebatan terutama di kalangan pendidik dan orang tua. Sebagian mendukung usulan ini dengan alasan agar generasi muda memiliki pengetahuan keuangan yang lebih baik, sementara yang lain merasa bahwa ini bukan prioritas utama dalam kurikulum pendidikan. Maka, marilah kita mempertimbangkan kembali, tepatkah usul edukasi pasar modal masuk ke dalam kurikulum sekolah?

Edukasi pasar modal, yang meliputi pemahaman tentang saham, obligasi, reksadana, serta konsep investasi, memang menjadi hal yang penting di tengah kemajuan ekonomi. Menambahkan edukasi pasar modal ke dalam kurikulum dapat memperluas wawasan pelajar terhadap dunia keuangan. Namun, hal ini juga menimbulkan beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.

Pertama-tama, usul edukasi pasar modal untuk jenjang usia dini memerlukan perencanaan kurikulum yang matang dan tenaga pendidik yang memahami dengan baik konsep pasar modal. Tidak semua guru memiliki latar belakang dan pengetahuan yang memadai dalam hal ini. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan dan bimbingan bagi para pendidik agar mereka dapat memberikan pemahaman yang benar dan sesuai dengan perkembangan pasar modal kepada siswa.

Kedua, aspek keamanan dan risiko juga perlu mendapat perhatian lebih dalam. Menanamkan pemahaman tentang pasar modal pada usia dini perlu disertai dengan penekanan pada pentingnya investasi yang aman dan menyadarkan siswa akan risiko yang dapat terjadi. Hal ini penting agar siswa tidak terlalu terpaku pada potensi keuntungan semata tanpa memahami risiko yang mungkin terjadi.

Dari sisi manfaat, perlu diakui bahwa pemahaman pasar modal dapat membantu generasi muda untuk mempersiapkan diri secara finansial di masa depan. Dengan memahami konsep investasi sejak usia dini, diharapkan generasi muda dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengelola keuangan dan mempersiapkan masa depannya. Selain itu, edukasi pasar modal juga dapat membantu meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.

Di sisi lain, beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa memasukkan materi pasar modal ke dalam kurikulum akan membuat beban mata pelajaran semakin berat, terutama mengingat bahwa saat ini kurikulum pendidikan sudah cukup padat. Hal ini dapat mengakibatkan siswa terbebani dengan tuntutan akademis yang semakin tinggi, sehingga perlu pertimbangan yang matang dalam penyusunan kurikulum.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved