Sumber foto: Google

Tips Mendapatkan Beasiswa Australia Awards dari Dosen Unair, Tanpa Harus Punya LoA

Tanggal: 21 Mei 2025 08:56 wib.
Tampang.com | Beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) adalah salah satu beasiswa bergengsi dari Pemerintah Australia yang membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan S2 atau S3 secara gratis di Australia. Namun, untuk meraih beasiswa ini, ada sejumlah persiapan penting yang harus dilakukan secara matang. Shintia Yunita Arini SKM MKKK, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) yang tengah menempuh studi doktoral di The University of Queensland, Australia, membagikan pengalaman serta tips praktisnya agar bisa lolos beasiswa ini.

Salah satu hal yang perlu diketahui calon pendaftar adalah bahwa beasiswa AAS tidak mengharuskan memiliki Letter of Acceptance (LoA) dari universitas tujuan saat mendaftar. Shintia menjelaskan bahwa setelah dinyatakan sebagai awardee, pendaftar akan dibantu untuk mendaftar ke universitas pilihan hingga maksimal tiga kampus. "Kalau tidak diterima di pilihan pertama, pendaftar akan didaftarkan ke pilihan kedua dan ketiga," ujarnya. Dengan proses seleksi yang ketat dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, peluang penolakan sangat kecil.

Persiapan utama yang tak boleh diabaikan adalah kemampuan bahasa Inggris. Menurut Shintia, kemampuan bahasa merupakan hal yang harus dipersiapkan sejak jauh hari, terutama untuk tes TOEFL atau IELTS, sesuai persyaratan beasiswa. Selain kemampuan bahasa, pendaftar juga harus memiliki sikap adaptif dan inklusif terhadap perbedaan budaya, ras, dan agama di Australia. “Harus benar-benar siap menerima dan menghargai keberagaman,” tambahnya.

Shintia juga menekankan pentingnya memahami konsep GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) yang sangat dijunjung tinggi oleh Pemerintah Australia. Sikap inklusif ini menjadi nilai tambah bagi para pendaftar.

Dalam menulis esai pendaftaran, Shintia mengingatkan agar pendaftar fokus pada pertanyaan yang diajukan tanpa melebar kemana-mana. Banyak pendaftar yang menulis esai terlalu umum sehingga kurang tepat sasaran. Ia menyarankan untuk melakukan riset mendalam terkait universitas yang dituju agar dapat menjelaskan secara spesifik keunggulan kampus tersebut yang tidak ada di Indonesia. Peer review esai bersama teman atau senior juga sangat dianjurkan agar tulisan menjadi lebih objektif dan kuat.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah menyusun CV yang lengkap dan menarik. Shintia menekankan agar CV dibuat dengan maksimal dan disesuaikan untuk kebutuhan beasiswa. Selain itu, profil LinkedIn juga harus diperbarui dengan pengalaman dan pencapaian secara jujur, karena pihak pemberi beasiswa kerap melakukan cross-check melalui platform ini.

Dalam sesi wawancara, pendaftar harus mampu menjawab dengan konsisten sesuai dengan isi esai dan CV yang telah dibuat. Ketidaksesuaian akan menjadi perhatian khusus dan dapat mengurangi peluang lolos seleksi. Sikap inklusif dan kemampuan adaptasi terhadap perbedaan juga akan sangat terlihat dari cara menjawab pertanyaan saat wawancara.

Dengan persiapan matang dan pemahaman yang tepat, peluang untuk memperoleh beasiswa Australia Awards dapat semakin terbuka lebar. Pesan Shintia bagi para calon pendaftar adalah selalu berani mencoba dan siap menerima tantangan dengan sikap terbuka dan inklusif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved