Ternyata Bukan Belanda, Ini Negara Pertama Penjajah Indonesia
Tanggal: 10 Nov 2024 05:41 wib.
Mitos mengenai Belanda sebagai negara pertama yang menjajah Indonesia kerap menyesatkan. Persepsi ini muncul karena Belanda memang menjadi negara yang paling lama menjajah Indonesia hingga ratusan tahun lamanya. Namun, kenyataannya adalah jauh dari perkiraan tersebut. Belanda bukanlah negara pertama yang menjajah Indonesia. Lalu, negara mana yang pertama kali menjajah Indonesia?
Sejarah penjajahan atau kolonialisme dan imperialisme pada umumnya didorong oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pencarian rempah-rempah. Pasca-penutupan Konstantinopel sebagai pasar rempah-rempah bagi Eropa pada tahun 1453, negara-negara Eropa mulai menjelajah mencari sumber rempah-rempah baru.
Rempah-rempah merupakan komoditas berharga yang digunakan sebagai bahan baku obat, parfum, dan pengawet makanan dan bumbu masakan di Eropa. Keberadaan rempah-rempah sangat vital terutama ketika Eropa masuk musim dingin.
Dengan motif ini, Portugis dan Spanyol menjadi negara-negara yang pertama kali melakukan penjelajahan samudera. Namun, Portugis-lah yang tercatat sebagai negara pertama yang datang ke Indonesia (kala itu Nusantara), dan kedatangan mereka sekaligus menandai penjajahan pertama bangsa barat atas Indonesia. Pada tahun 1512, Portugis berhasil menemukan pusat rempah-rempah dunia di lokasi yang kini dikenal sebagai Maluku.
Kedatangan armada besar Portugis dipimpin oleh d'Abreu tidak hanya membawa peralatan dagang, tetapi juga senjata. Dengan mudah Portugis berhasil mengatasi perlawanan-perlawanan yang mengganggu keberadaan mereka. Mereka berhasil menguasai Selat Malaka, memenangi pertempuran melawan Kesultanan Demak, dan akhirnya merebut kekuasaan atas Maluku. Pada awalnya kedatangan Portugis diterima baik oleh Sultan Ternate, Baabulah, yang saat itu sedang berselisih dengan Tidore.
Sebagai akibatnya, Sultan Ternate bersama Portugis bersekongkol, memungkinkan pasukan d'Abreu untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah. Dalam pertukaran tersebut, Ternate hanya meminta pembangunan benteng dan persenjataan untuk melawan Tidore.
Portugis mulai meraup keuntungan dari wilayah Indonesia. Mereka menjadi negara pertama di dunia yang menemukan sumber rempah-rempah, sehingga keuntungan yang mereka peroleh pada saat itu sangatlah besar. Selain dari sisi bisnis, Portugis juga mencoba menyebarkan agama mereka di wilayah penjajaannya. Sejarawan Adnan Amal dalam bukunya "Kepulauan Rempah-Rempah" (2010) menceritakan bahwa sekitar 10.000 orang Ternate beralih dari Islam ke Katolik setelah kedatangan Portugis, dan terbentuklah komunitas Katolik yang beranggotakan 800 orang.
Selama menguasai Maluku, Portugis juga mendapat gangguan dari negara lain, salah satunya adalah Spanyol yang juga datang ke Maluku pada tahun 1521. Spanyol bersekutu dengan Tidore, musuh dari Ternate, dan menjadi negara kedua yang menjajah Indonesia menurut sejarah.
Meskipun terjadi persaingan, Portugis tetap menjadi pemenang. Namun, akhirnya Portugis harus menyerah kepada Belanda pada tahun 1605, setelah Belanda yang saat itu telah mendirikan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) melakukan serangan di lautan dan daratan.
Dengan kekalahan Portugis, Belanda akhirnya berhasil menguasai wilayah Maluku. Mereka kemudian membentuk VOC yang kemudian melakukan penjajahan di wilayah itu.
Sejarah mencatat bahwa VOC pernah melakukan tindakan kekerasan yang luar biasa di wilayah penjajarannya. Salah satunya pada kasus pembantaian penduduk Banda hanya untuk merebut keuntungan dari rempah-rempah.