Sumber foto: Canva

Tanda-Tanda Awal Autisme pada Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua

Tanggal: 25 Agu 2025 22:54 wib.
Setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda, dan ini adalah hal yang wajar. Namun, kadang ada pola perkembangan yang menunjukkan adanya sesuatu yang tidak biasa. Bagi orang tua, memahami tanda-tanda awal dari gangguan spektrum autisme (ASD) adalah langkah krusial. Deteksi dini sangat penting karena bisa membuka jalan untuk intervensi yang tepat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup anak secara signifikan. Autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi neurobiologis yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku. Mengenali sinyal-sinyalnya sejak dini akan membantu orang tua mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendukung buah hati.

Kesulitan dalam Interaksi Sosial

Salah satu ciri paling menonjol dari autisme adalah kesulitan dalam interaksi sosial. Sejak usia sangat muda, anak dengan autisme mungkin menunjukkan tanda-tanda yang berbeda dari anak-anak lain seusianya. Perilaku ini bukan karena mereka tidak ingin berinteraksi, tetapi karena cara otak mereka memproses interaksi sosial itu berbeda.

Pada bayi, salah satu tanda yang bisa diperhatikan adalah kurangnya kontak mata. Bayi biasanya akan memandang wajah orang tuanya, mencari tatapan mata, atau tersenyum saat diajak berinteraksi. Bayi dengan autisme mungkin cenderung menghindari kontak mata atau tidak tertarik pada wajah orang lain. Respons terhadap namanya juga bisa terlambat atau tidak ada sama sekali. Saat namanya dipanggil, mereka mungkin tidak menoleh atau merespons, seolah-olah tidak mendengar.

Saat anak beranjak besar, tanda-tanda ini semakin jelas. Mereka mungkin sulit terlibat dalam permainan interaktif dengan anak lain, atau bahkan cenderung bermain sendirian. Bermain pura-pura atau make-believe yang umum pada anak balita mungkin tidak mereka kuasai. Mereka bisa terlihat acuh tak acuh saat orang lain sedih atau marah, menunjukkan kurangnya empati atau kesulitan dalam memahami emosi orang lain.

Pola Komunikasi yang Tidak Khas

Komunikasi adalah tantangan lain yang sering muncul pada anak dengan autisme, baik secara verbal maupun non-verbal. Tidak semua anak dengan autisme mengalami keterlambatan bicara, tetapi pola komunikasi mereka seringkali berbeda.

Beberapa anak mungkin mengalami keterlambatan bicara yang signifikan. Mereka mungkin tidak mengucapkan kata-kata pertama mereka pada usia yang diharapkan, atau kehilangan kemampuan bicara yang sudah mereka miliki sebelumnya. Anak lain mungkin mulai bicara tepat waktu, tetapi menggunakan bahasa dengan cara yang tidak biasa. Contohnya, mereka bisa mengulang-ulang kata atau frasa yang didengar (echolalia), atau berbicara tentang satu topik favorit tanpa henti tanpa memperhatikan apakah orang lain tertarik atau tidak.

Komunikasi non-verbal juga bisa terpengaruh. Anak dengan autisme mungkin tidak menggunakan atau memahami isyarat tubuh yang umum, seperti menunjuk, melambai, atau mengangguk. Mereka mungkin kesulitan menggunakan ekspresi wajah untuk menunjukkan perasaan, atau tidak memahami ekspresi wajah orang lain. Sering kali, mereka lebih suka berkomunikasi dengan cara menarik tangan orang dewasa ke arah objek yang mereka inginkan, alih-alih menunjuk.

Pola Perilaku yang Terbatas dan Berulang

Ciri khas lain dari autisme adalah pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang. Anak-anak dengan autisme seringkali memiliki minat yang sangat intens pada satu atau dua topik saja. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menata mobil mainan dalam satu baris, atau terpaku pada roda yang berputar, tanpa tertarik pada hal lain.

Gerakan berulang (stimming) juga sering terlihat. Ini bisa berupa mengepak-ngepakkan tangan, menggoyangkan tubuh, memutar-mutar jari, atau berjalan jinjit. Gerakan ini bisa jadi cara mereka untuk mengatur diri sendiri dari stimulasi sensorik yang berlebihan atau untuk mengekspresikan kegembiraan.

Selain itu, mereka mungkin punya kebutuhan yang kuat akan rutinitas dan keteraturan. Perubahan kecil pada rutinitas harian, seperti jalan menuju sekolah yang berbeda atau menu makanan yang tidak biasa, bisa memicu stres, kecemasan, atau bahkan tantrum yang hebat. Mereka mungkin juga sangat sensitif terhadap input sensorik, seperti suara keras, lampu yang terang, atau tekstur kain tertentu.

Kapan Harus Bertindak: Pentingnya Deteksi Dini

Melihat satu atau dua tanda di atas tidak selalu berarti anak memiliki autisme, karena banyak dari perilaku tersebut bisa jadi bagian dari perkembangan normal. Namun, jika orang tua melihat beberapa tanda yang muncul secara konsisten, dan terutama jika tanda-tanda tersebut tampaknya memengaruhi kemampuan anak untuk berfungsi di lingkungan sosial dan sehari-hari, saatnya untuk mencari saran profesional.

Waktu yang paling penting untuk deteksi dini adalah sebelum usia tiga tahun. Intervensi yang dimulai pada usia muda terbukti paling efektif. Dokter anak atau ahli perkembangan bisa melakukan pemeriksaan dan, jika perlu, merujuk anak ke spesialis untuk diagnosis yang lebih mendalam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved