Sumber foto: iStock

Solar Maximum: Migrasi Massal Satelit Akibat Badai Matahari Terbesar dalam 20 Tahun

Tanggal: 14 Des 2024 18:30 wib.
Matahari berada pada titik solar maksimum, yakni periode yang ditandai dengan letusan Matahari dahsyat dan ledakan partikel bermuatan yang mengarah ke Bumi. Gejolak ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap satelit-satelit yang berada di orbit rendah Bumi (LEO).

Menurut laporan dari Gizmodo, gelombang migrasi satelit ini telah membawa banyak keprihatinan, terutama terkait pengaruh orbit satelit yang berubah secara signifikan. William Parker, seorang peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), menyampaikan bahwa Bumi telah mengalami dua badai geomagnetik yang disebabkan oleh letusan Matahari. Berdampak pada ribuan satelit, badai-badai ini mengakibatkan migrasi massal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Badai geomagnetik adalah gangguan pada magnetosfer Bumi, yakni gelembung besar medan magnet di sekitar planet kita yang disebabkan oleh angin Matahari. Penelitian Parker menunjukkan bahwa badai-badai ini mempengaruhi orbit satelit dengan cara yang signifikan.

Salah satu contoh badai geomagnetik yang mencolok terjadi pada bulan Mei lalu. Badai geomagnetik G5 (badai ekstrem) menghantam Bumi sebagai akibat dari pelepasan plasma dalam jumlah besar dari korona Matahari yang juga dikenal sebagai lontaran massa koronal. Badai G5 ini adalah badai pertama yang menghantam Bumi dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun. Akibatnya, beberapa dampak buruk pada jaringan listrik Bumi terjadi, dan aurora spektakuler terlihat di sebagian besar belahan dunia.

Dampak dari badai-badai ini ternyata juga terasa pada atmosfer di orbit rendah Bumi. Badai tersebut meningkatkan kepadatan atmosfer di orbit rendah Bumi yang pada akhirnya menyebabkan hambatan atmosfer yang memengaruhi satelit. Kondisi ini memperlihatkan bahwa badai-badai geomagnetik bukan hanya memengaruhi kehidupan di Bumi, tetapi juga sangat berdampak pada teknologi dan komunikasi di luar angkasa.

Migrasi satelit yang berubah paling terlihat di konstelasi Starlink SpaceX, yang mencakup lebih dari 6.700 satelit di orbit rendah Bumi. Parker menyatakan bahwa SpaceX melihat kesalahan posisi sepanjang 20 kilometer [12,4 mil] dalam perhitungan satelit mereka setiap harinya. Hal ini menjadi sinyal peringatan akan meningkatnya risiko tabrakan satelit di orbit rendah Bumi akibat pergeseran orbit yang cepat ini.

Dengan perubahan posisi satelit yang signifikan ini, bahaya tabrakan biasanya dihindari dengan melacak secara tepat posisi pesawat ruang angkasa yang mengorbit. Namun, perubahan orbit satelit yang terjadi dalam rentang waktu singkat menunjukkan bahwa risiko tabrakan satelit di orbit rendah Bumi semakin meningkat.

Setelah puncak badai, beberapa satelit melakukan manuver otomatis untuk kembali ke ketinggian sebelum badai, mengoreksi pergeseran yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Sehari setelah badai, hampir 5.000 satelit, sebagian besar milik Starlink SpaceX, melakukan manuver peningkatan orbit, menurut Parker. Tindakan ini, meskipun membantu mengurangi risiko tabrakan, masih meninggalkan ketidakpastian dalam prediksi letak satelit satu sama lain.

Hal ini mempersulit prediksi letak satelit satu sama lain, sehingga meningkatkan risiko tabrakan di orbit rendah Bumi. Dengan migrasi massal yang disebut oleh Parker sebagai "migrasi massal terbesar dalam sejarah," hal ini memunculkan tantangan baru bagi operator satelit dalam menjaga keamanan dan stabilitas orbit satelit mereka.

Para ilmuwan terus berupaya memahami perilaku Matahari agar dapat memprediksi dengan lebih baik terjadinya badai geomagnetik ini. Pemahaman yang lebih dalam mengenai gangguan Matahari ini diharapkan dapat membantu operator satelit untuk lebih siap dan responsif terhadap perubahan kondisi luar angkasa serta mempersiapkan perangkat keras mereka di luar angkasa dengan lebih baik.

Dengan perubahan iklim luar angkasa yang semakin dinamis dan seringnya terjadinya badai geomagnetik akibat letusan Matahari, terus meningkatkan tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian dalam mengelola satelit di orbit rendah Bumi menjadi semakin penting. Pemahaman yang lebih dalam terkait efek dari aktivitas Matahari ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memitigasi risiko yang akan dihadapi oleh satelit-satelit kita di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved