Siswa Prestasi SMAN 1 Semarang diTolak Ikut Ujian Sekolah, Karena tidak Adanya Ijin Sekolah
Tanggal: 2 Mar 2018 16:11 wib.
Tampang.com - Kasus yang terjadi pada siswa SMAN 1 semarang ini telah banyak menyita publik, dan sangat disayangkan akan tindakan kepala sekoalah dan juga para guru yang tindak bisa bertindak secara bijaksana.
Seoang guru harusnya memberikan contoh terbaik dan melindungi siswanya untuk menjadi yang terbaik,bukan malah menintimidasi atas semua kesalahan siswa tanpa adanya penyelidikan dahulu.
Kejadian yang terjadi pada beberapa siswa berprestasi SMAN 1 Semarang yang sering kali membuat harum nama sekolah tersebut, terpaksa harus dikeluarkan karena pengaduan beberapa orang tua siswa yang mendapati anak nya luka karena pemukulan seniornya yang berprestasi tersebut.
Tanpa adanya investigasi pihak sekolah langsung saja memberikan sangsi kepada siswa pertasi tersebut dengan mengeluarkannya dari SMAN 1 Semarang.
Ada motif apa di balik kasus pengeluaran siswa prestasi tersebut dengan pihak sekolah. Tepat pada awal bulan ini, Anindya Helga yang dikeluarkan sepihak dari Sekolah SMAN 1 Semarang. Ia datang ke SMAN 1 Semarang, Jawa Tengah, dengan mengendarai sepeda motor. Hingga penjaga sekolahpun melarangnya untuk masuk sekolah karena sudah dikeluarkan bersama 1 orang temannya yang lain.
Kejadian pemukulan terjadi saat acara Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) osis. Dan setelah menjalankan tugas sebagai pemateri, Anin tak lagi dianggap sebagai siswa SMAN 1 Semarang. Ia dikeluarkan terhitung mulai 6 Februari 2018 dan tak lagi berhak menyandang status siswa SMA Negeri 1 Semarang.
Sebagaimana perlakuan yang ia terima dulu dimana dia saat menjalani pelatihan osis, panitia mengambil tindakan pendisiplinan terhadap juniornya karena berbuat suatu kesalahan. Akhirnya, panitia menawarkan sanksi apa yang diminta untuk menebus kesalahannya.
Karena kasus pengeluaran sepihak tersebut saat ini siswa yang meminta keadilan merasa diombang ambingkan oleh pihak sekolah.
Karena kasus yang menimpa Anin dan Afif ini telah menjadi ramai di media sosial dan semua kalangan pendidikan, pihak sekolah mau menerima kedatangan Anin kesekolah untuk penyelesaian.
Namun pada saat datang disekolah kesayangan SMAN 1 Semarang pihak sekolah justru melimpahkan semua masalah kepada pihak Dinas Pendidikan.
Dan setelah dikonfirmasi lanjut kepihak DinasPendidikan,justrumendapatkan pernyataan sebaliknya. Pihak dinas pendidikan menyerahkan semua pada sekolah yang bersangkutan yaitu SMAN 1 Semarang. Yang berhak memberikan wewenang adalah SMAN 1 Semarang bukan dinas pendidikan seperti yang katakan pihak Sekolah SMAN 1 Semarang.
Kasus ini sangat disayangkan sekali, karenanya banyak para wali murid yang anak mereka ikut dalam pengurus osis juga berpartisipasi memperjuangkan Anin siswa berprestasi dan temennya yang dikeluarkan.
Wahai pihak sekolah, apalah arti nama baik sekolah demi kebenaran yang ada. Dan biasanya pada masa pelatihan tersebut pastilah didampingi oleh pihak guru, kemana pembelaan mereka?...ada apa dengan suara para pendidik tesebut?.
Aling – aling menggunakan nama baik sekoah untuk kebaikan dan kebenaran tapi malah tercoreng nama baik sekolah karena tindakan yang kurang bijaksana ..!