Sistem Zonasi Masih Jadi Polemik, Orang Tua Bingung Jelang PPDB 2025!
Tanggal: 18 Mei 2025 17:57 wib.
Tampang.com | Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 kembali menjadi sorotan. Sistem zonasi yang diterapkan sejak beberapa tahun lalu masih menuai polemik, terutama dari kalangan orang tua yang merasa anak mereka dirugikan karena lokasi rumah yang tidak strategis.
Orang Tua Resah, Banyak yang Rencanakan Pindah Domisili
Menjelang pembukaan PPDB, banyak orang tua mengaku kebingungan menentukan pilihan sekolah karena lokasi rumah tidak berada di dekat sekolah favorit. Bahkan tak sedikit yang mengurus pindah domisili demi memperbesar peluang anak diterima.
“Sudah tahun keempat anak saya gagal masuk sekolah negeri karena jarak rumah. Padahal nilainya bagus,” keluh Rika, orang tua siswa dari Bekasi.
Pemerintah Bertahan, Zonasi Dianggap Wujud Pemerataan
Kementerian Pendidikan tetap mempertahankan kebijakan zonasi sebagai langkah pemerataan kualitas pendidikan dan mengurangi ketimpangan antara sekolah negeri unggulan dan lainnya.
“Zonasi bukan untuk menyulitkan, tapi untuk memastikan semua anak mendapatkan akses pendidikan di lingkungan tempat tinggalnya,” jelas pejabat Kemendikbud dalam konferensi pers pekan lalu.
Tantangan: Infrastruktur dan Kualitas Belum Merata
Kritik terbesar terhadap sistem zonasi adalah belum meratanya kualitas sekolah di berbagai wilayah. Banyak orang tua masih menganggap sekolah tertentu lebih baik, dari segi fasilitas hingga mutu pengajaran.
“Kalau kualitas belum setara, zonasi tetap akan jadi masalah,” kata pengamat pendidikan dari INSIQ, Dr. Wahyu Indrawan.
Harapan Baru: Transparansi dan Solusi Alternatif
Pemerintah daerah diimbau meningkatkan transparansi dan membuka kanal aduan PPDB. Sementara itu, para ahli menyarankan agar zonasi dikombinasikan dengan sistem prestasi dan afirmasi secara proporsional.