Siapkah Kita? Mengungkap Ancaman Megathrust: Seismic Gap Berabad-abad yang Bisa Guncang Negeri
Tanggal: 8 Jun 2025 14:41 wib.
ndonesia dikenal sebagai negara paling rentan terhadap bencana gempa dan tsunami. Posisi geografisnya yang berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) menjadikannya persimpangan berbagai lempeng tektonik aktif. Salah satu ancaman yang paling mengkhawatirkan adalah gempa jenis Megathrust—gempa besar yang terjadi di zona subduksi dan bisa memicu tsunami dahsyat. Di seluruh nusantara, terdapat 13 segmen megathrust yang telah teridentifikasi, dan dua di antaranya menjadi sorotan utama para ahli.
Zona Megathrust ‘Tinggal Menunggu Waktu’
Menurut Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami di BMKG, dua zona megathrust—Selat Sunda dan Mentawai–Siberut—saat ini sedang mengalami fenomena yang disebut seismic gap alias celah gempa. Kedua zona ini telah ratusan tahun tak mengalami gempa besar, sehingga energi tektonik yang tertimbun sangat besar cnbcindonesia.com+9bmkg.go.id+9radarmojokerto.jawapos.com+9. Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa istilah “tinggal menunggu waktu” bukan berarti gempa besar akan segera terjadi—teknologi saat ini belum mampu memprediksi kapan, di mana, dan seberapa kuat gempa bakal terjadi detik.com+6jabar.nu.or.id+6bmkg.go.id+6.
Zona Selat Sunda terakhir gempa besar terjadi tahun 1757 (seismic gap ~267 tahun), sedangkan di Mentawai–Siberut sejak 1797 (gap ~227 tahun) en.wikipedia.org+9youtube.com+9radarmojokerto.jawapos.com+9.
Bahaya Megathrust Bakal Capai 8,7 Skala Magnitudo
Data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa akumulasi energi pada zona megathrust—terutama di selatan Jawa Barat hingga Selat Sunda—telah mencapai batas kritis. Jika seluruh energi ini dilepaskan, gempa besar berpotensi mencapai magnitudo 8,7 radarmojokerto.jawapos.com+6cnbcindonesia.com+6detik.com+6.
Nuraini Rahma Hanifa, peneliti utama di BRIN, menekankan bahwa pelepasan energi semacam itu dapat memicu tsunami raksasa. Berdasarkan modelnya, jika zona megathrust di wilayah Pangandaran mengalami gempa besar, maka tsunami bisa mencapai ketinggian 20 meter, menyapu pesisir selatan Jawa termasuk Banten, Lampung, hingga mencapai Jakarta preventionweb.net+15brin.go.id+15sciencedirect.com+15.
Perbedaan Efek Tsunami Antar Wilayah
Menurut Hanifa, dampak tsunami akan bervariasi tergantung lokasi:
Pesisir Banten: Gelombang prediksi antara 4–8 meter tinggi .
Pesisir Lampung: Seluruh wilayah menghadap Selat Sunda diperkirakan terdampak signifikan.
Jakarta Utara: Gelombang tsunami diperkirakan setinggi 1–1,8 meter dan lebih lambat tiba—sekitar 2,5 jam usai gempa, berbeda jauh dari daerah selatan Jawa yang bisa terkena gelombang hanya dalam 18–40 menit .
Dampak Luas: Sosial, Ekonomi, Infrastruktur
Selain potensi dampak fisik seperti kerusakan bangunan dan korban jiwa, gelombang tsunami juga dapat mengganggu infrastruktur vital, layanan dasar, serta memicu dampak sosial ekonomi yang luas. BRIN mengimbau kesiagaan sejak dini melalui mitigasi, edukasi, hingga peningkatan kapasitas daerah terdampak.
Upaya Mitigasi BMKG: Sensor, Edukasi, Kolaborasi
BMKG, di bawah pimpinan Dwikorita Karnawati, telah melancarkan sejumlah langkah mitigatif, antara lain:
Penempatan sensor InaTEWS: Sensor tsunami dini telah dipasang secara strategis menghadap zona megathrust .
Edukasi masyarakat dan pemda: Melibatkan publik dan pemerintah daerah dalam penyusunan rencana evakuasi, jalur aman, sirine, hingga shelter.
Kemitraan internasional: Kolaborasi dengan Indian Ocean Tsunami Information Center untuk edukasi lintas negara Samudra Hindia .
Pengecekan rutin sirine: Uji coba sirine tsunami dilakukan setiap tanggal 26, meski beberapa daerah melaporkan sistem masih rusak .
Penyebaran peringatan dini: Bekerja sama dengan Kominfo untuk memaksimalkan distribusi informasi kritis ke masyarakat.
Zona Megathrust di Indonesia: Lebih dari Selat Sunda
BMKG merilis data dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (2017) yang menunjukkan 13 segmen megathrust berbeda yang tersebar di seluruh negeri, antara lain:
Mentawai–Pagai (M8,9)
Enggano (M8,4)
Selat Sunda (M8,7)
Jawa Barat–Jawa Tengah (M8,7)
Jawa Timur (M8,7)
Sumba (M8,5)
Aceh–Andaman (M9,2)
Nias–Simelue (M8,7)
Batu (M7,8)
Mentawai–Siberut (M8,9)
Sulawesi Utara (M8,5)
Filipina (M8,2)
Papua (M8,7)
Segmentasi ini menegaskan bahwa potensi megathrust bukan hanya milik satu atau dua zona, melainkan ancaman nasional yang perlu dimitigasi secara komprehensif