Sekolah Tatap Muka Kembali, Apakah Siswa Siap dan Fasilitasnya Memadai?
Tanggal: 13 Mei 2025 23:40 wib.
Tampang.com | Setelah dua tahun pembelajaran daring karena pandemi, sekolah tatap muka (STM) kembali dimulai. Namun, tantangan besar masih ada. Dari kesiapan mental siswa hingga kondisi fisik bangunan sekolah, banyak yang merasa bahwa sistem pendidikan Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi transisi kembali ke normal.
Kesiapan Mental Siswa Menjadi Kendala Utama
Banyak siswa yang telah terbiasa dengan pembelajaran online kini harus kembali beradaptasi dengan sistem tatap muka. Beberapa di antaranya merasa cemas, terutama karena masih ada rasa takut terhadap penyebaran virus.
“Saya merasa lebih nyaman belajar online karena tidak perlu keluar rumah. Kembali ke sekolah membuat saya sedikit khawatir,” ujar Maya, siswa SMA di Jakarta.
Fasilitas Sekolah Belum Sepenuhnya Siap
Di banyak daerah, fasilitas sekolah masih terbatas. Protokol kesehatan yang ketat masih diberlakukan, namun tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai, seperti ventilasi yang baik dan alat pembersih udara.
“Beberapa sekolah di daerah masih kekurangan fasilitas pendukung. Banyak ruang kelas yang kurang ventilasi dan sempit. Itu tentu meningkatkan potensi penyebaran penyakit,” kata Kurniawan, seorang guru di Bandung.
Ketimpangan Infrastruktur Pendidikan
Masalah fasilitas ini tidak hanya terjadi di sekolah di daerah terpencil, tetapi juga di kota besar. Ketimpangan infrastruktur pendidikan semakin terasa, terutama di daerah dengan anggaran pendidikan terbatas.
“Pemerintah perlu fokus pada pemerataan fasilitas sekolah yang layak agar proses belajar mengajar dapat berjalan optimal,” tambah Kurniawan.
Pentingnya Pendampingan dan Pemulihan Psikososial
Selain fasilitas fisik, pemulihan psikososial siswa juga menjadi hal yang tak kalah penting. Banyak siswa yang mengalami penurunan kondisi psikologis akibat isolasi sosial dan keterbatasan interaksi selama pandemi.
“Penting untuk memberikan pendampingan agar siswa bisa kembali beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan teman-teman mereka,” kata Dr. Agus, psikolog pendidikan.
Pendidikan yang Responsif terhadap Perubahan
Dalam menghadapi tantangan ini, beberapa pihak mendorong agar sistem pendidikan Indonesia lebih responsif terhadap perubahan, dengan menerapkan metode pembelajaran yang fleksibel antara daring dan tatap muka.
“Pembelajaran yang mengutamakan kesejahteraan mental dan fisik siswa adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif,” kata Dr. Agus.