Sekolah Makin Mahal, Pendidikan Berkualitas Jadi Hak Istimewa?
Tanggal: 17 Mei 2025 14:04 wib.
Tampang.com | Pendidikan disebut-sebut sebagai hak dasar setiap warga negara. Namun, realitas di lapangan semakin menunjukkan sebaliknya. Biaya sekolah yang terus melambung, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, membuat pendidikan berkualitas terasa makin elitis.
Dari SD hingga PTN, Semua Serba Bayar
Tak sedikit orang tua yang mengeluhkan tingginya biaya pendidikan formal, bahkan di sekolah negeri. Dari uang seragam, iuran komite, hingga pungutan tidak resmi, semuanya menjadi beban bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Sekolah negeri pun sekarang rasanya seperti sekolah swasta. Kalau tidak punya uang, anak bisa tertinggal,” ujar Ibu Siti, orang tua siswa di Bekasi.
Ketimpangan Akses Pendidikan Bermutu
Data dari Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa hanya sekitar 20% sekolah di Indonesia yang memiliki fasilitas lengkap dan mutu guru yang baik. Sisanya tersebar tidak merata, terutama di daerah tertinggal.
“Anak di kota bisa belajar dengan tablet dan WiFi, anak di desa masih berebut buku dan duduk di ruang kelas rusak,” jelas Didi Mahendra, pemerhati pendidikan dari Koalisi Pendidikan Nasional.
Komersialisasi Pendidikan, Ancaman Nyata
Masuknya logika pasar dalam sistem pendidikan memperparah situasi. Layanan pendidikan dinilai lebih sebagai “jasa” ketimbang “hak”. Banyak lembaga pendidikan swasta menjamur tanpa pengawasan kualitas yang ketat, sementara lembaga negeri mulai mengadopsi pola-pola komersial.
“Kalau pendidikan dikomersialkan, maka hanya yang punya uang yang bisa bermutu,” tegas Didi.
Solusi: Negara Harus Kembali Menjamin Pendidikan Inklusif
Pemerintah didesak untuk meninjau ulang sistem pembiayaan pendidikan, menghapus praktik pungutan liar, dan memperkuat pengawasan mutu lembaga pendidikan secara nasional.
“Investasi terbesar untuk masa depan bangsa adalah memastikan bahwa semua anak, tanpa kecuali, mendapat pendidikan bermutu,” tambah Didi.
Pendidikan Tak Bisa Jadi Barang Mewah
Jika akses terhadap pendidikan terus dipersempit oleh biaya dan sistem yang tidak adil, maka kesenjangan sosial akan semakin dalam. Pendidikan bukan hak istimewa, melainkan fondasi keadilan dan masa depan Indonesia.