Sekolah Jam 5 Pagi, Solusi atau Masalah? Mengapa Finlandia Malah Mulai Jam 9 dan Tetap Terbaik di Dunia
Tanggal: 28 Jun 2025 09:21 wib.
Bayangkan membunyikan alarm pukul 04.00 pagi setiap hari hanya untuk berangkat ke sekolah. Bagi sebagian siswa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini bukan sekadar mimpi buruk, melainkan realitas yang pernah mereka hadapi. Pada awal tahun 2023, kebijakan kontroversial diberlakukan di sepuluh SMA dan SMK di Kota Kupang: jam masuk sekolah diatur mulai pukul 05.00 WITA. Langkah ekstrem ini sempat diklaim sebagai jadwal masuk sekolah paling pagi di dunia.
Gubernur NTT kala itu, Viktor Laiskodat, menginisiasi kebijakan ini dengan tujuan membentuk karakter siswa yang disiplin dan beretos kerja tinggi. Ia menyasar siswa yang bercita-cita menjadi bagian dari institusi militer atau kepolisian. “Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00,” tegas Laiskodat saat diwawancarai pada pertengahan 2025, mengutip pernyataannya dari detikcom.
Namun, kebijakan ini langsung menyedot perhatian media nasional dan internasional. Respons masyarakat pun beragam. Banyak yang mengkritisi keputusan tersebut karena dinilai tidak ramah terhadap kesehatan fisik dan mental remaja. Sebab, sejumlah riset menunjukkan bahwa waktu tidur yang cukup sangat penting dalam mendukung perkembangan otak dan konsentrasi belajar siswa.
Akibat sorotan tajam dan tekanan publik, jadwal masuk yang semula pukul 05.00 akhirnya direvisi menjadi 05.30 WITA. Kebijakan tersebut diberlakukan di dua sekolah, yakni SMAN 1 Kota Kupang dan SMAN 6 Kota Kupang, sebelum akhirnya dicabut total oleh Pj Gubernur NTT Ayodhia Gehak Lakunamang Kalake pada bulan September 2023. Ia menyatakan bahwa seluruh siswa di wilayah tersebut kembali masuk seperti biasa, yakni pukul 07.00 waktu lokal.
“Kami secara resmi mencabut aturan masuk sekolah pukul 05.30 WITA,” ucap Kalake dalam pernyataannya tahun lalu.
Menariknya, praktik serupa kembali muncul di belahan lain Indonesia. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Dedi Mulyadi mengumumkan bahwa mulai tahun ajaran 2025/2026, semua jenjang pendidikan di provinsi tersebut akan menerapkan jam masuk pukul 06.30 pagi. Kebijakan ini diberlakukan sebagai bentuk kompensasi atas diberlakukannya hari Sabtu sebagai hari libur sekolah. Namun, pelaksanaannya bersifat fleksibel, tergantung kondisi geografis dan kultur masing-masing daerah, terutama bagi sekolah-sekolah di daerah pegunungan.
“Itu berlaku mulai tahun ajaran baru. Jam 6.30 karena Sabtu libur. Untuk daerah dengan kondisi khusus, kepala UPT bisa menyesuaikan jadwal,” jelas Dedi dalam konferensi di Gedung Pakuan, Bandung, Juni 2025, dikutip dari detikJabar.
Kebijakan sekolah masuk lebih pagi memang sering dikaitkan dengan peningkatan produktivitas dan kedisiplinan siswa. Tapi, benarkah itu solusi yang efektif dalam menciptakan siswa yang cerdas dan berdaya saing?
Jika menilik sistem pendidikan di Finlandia, jawabannya bisa jadi sebaliknya. Negara Skandinavia ini dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, meskipun (atau justru karena) mereka memulai hari sekolah sekitar pukul 09.00 pagi. Tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, siswa Finlandia juga dikenal memiliki keseimbangan hidup yang sehat, mental yang stabil, dan kreativitas yang tinggi.
Finlandia mengedepankan konsep belajar yang menyenangkan dan tidak membebani siswa secara berlebihan. Salah satu prinsip utamanya adalah pentingnya waktu istirahat yang cukup. Mereka percaya bahwa tidur dan relaksasi sangat penting bagi perkembangan otak anak. Kegiatan belajar juga tidak berlangsung terlalu lama, dan jumlah pekerjaan rumah (PR) sangat minim.
Berdasarkan data dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), siswa di Finlandia rata-rata hanya menghabiskan waktu kurang dari 30 menit per hari untuk mengerjakan PR. Mereka juga baru mulai bersekolah pada usia tujuh tahun, berbeda jauh dari sistem pendidikan di negara lain yang cenderung memulai lebih dini. Guru-guru di Finlandia pun wajib memiliki gelar master, sehingga kualitas pendidikan tetap terjaga meskipun jam belajar relatif singkat.
Sistem ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya mendorong prestasi, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan sosial anak-anak. Hal ini menjadi pelajaran penting, bahwa keberhasilan dalam pendidikan tidak semata-mata ditentukan oleh siapa yang paling pagi memulai harinya, tetapi oleh sistem yang memahami kebutuhan tumbuh kembang siswa secara holistik.
Kebijakan jam masuk sekolah terlalu pagi justru berisiko memicu berbagai masalah, mulai dari gangguan tidur, penurunan konsentrasi, stres berlebih, hingga kelelahan fisik yang dapat mengganggu proses belajar. Sementara itu, sistem yang mendukung keseimbangan antara belajar dan istirahat terbukti mampu menghasilkan siswa yang lebih bahagia, lebih kreatif, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Kontroversi soal jam masuk sekolah yang terlalu pagi menunjukkan adanya kebutuhan akan evaluasi mendalam terhadap kebijakan pendidikan di Indonesia. Jika tujuan utamanya adalah mencetak generasi unggul, maka fokus seharusnya tidak hanya pada kedisiplinan waktu, tetapi juga pada pendekatan pendidikan yang berpihak pada kebutuhan fisik dan psikologis siswa. Finlandia sudah membuktikan bahwa keberhasilan pendidikan tidak tergantung pada siapa yang bangun paling pagi, tetapi siapa yang belajar dengan cara yang paling tepat.