Sumber foto: Google

Sekolah Garuda: Inklusif, Terbuka untuk Semua, dan Bebas Zonasi

Tanggal: 18 Mei 2025 11:59 wib.
Tampang.com – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek), Stella Christie, menegaskan bahwa Sekolah Garuda yang digagas pemerintah bukanlah sekolah eksklusif. Justru sebaliknya, sekolah ini dirancang inklusif dan terbuka bagi seluruh siswa Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu serta penyandang disabilitas.

“Sekolah Unggulan Garuda ini adalah sekolah inklusif, bukan sekolah eksklusif. Jadi kesempatan diberikan juga kepada siswa penyandang disabilitas. Realisasinya nanti akan tampak di sekolah-sekolah Garuda baru yang dibangun,” ujar Stella dalam media briefing di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).

Stella membandingkan Sekolah Garuda dengan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang sudah dihapus Mahkamah Konstitusi pada 2013. Bedanya, Sekolah Garuda dibangun di daerah-daerah yang selama ini sulit mendapatkan akses pendidikan berkualitas, seperti Nabire di Papua Tengah dan Belitung Timur.

“Sulit membayangkan ini sekolah eksklusif, apalagi lokasinya ada di daerah-daerah yang membutuhkan akses pendidikan,” tambah Stella.

Sistem seleksi penerimaan siswa Sekolah Garuda pun berbeda dengan sekolah negeri biasa. Tidak ada zonasi. Penerimaan dilakukan secara terpusat agar siswa dari berbagai daerah dapat berbaur, mulai dari Nabire, Soe, hingga Belitung Timur. Penerimaan didasarkan pada dua prinsip utama, yaitu kondisi ekonomi dan prestasi.

Sebanyak 80 persen siswa akan mendapat beasiswa penuh, khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sementara 20 persen lainnya adalah siswa berbayar, agar terjadi keseimbangan sosial dan interaksi antara siswa dari latar belakang ekonomi berbeda.

“Kami ingin supaya anak-anak dari ekonomi menengah dan ekonomi bawah bisa saling mengenal dan berteman dengan anak-anak dari ekonomi atas,” jelas Stella.

Mengenai penyandang disabilitas, sekolah ini juga membuka akses yang sama tanpa kuota khusus. Semua siswa akan diperlakukan setara dengan prinsip inklusif.

Kemendikti Saintek menargetkan pembangunan 40 Sekolah Unggulan Garuda hingga tahun 2029, tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia dan menggunakan Kurikulum Internasional (International Baccalaureate/IB). Seluruh biaya pendidikan digratiskan bagi siswa yang memenuhi kriteria dan berasal dari keluarga kurang mampu.

Saat ini, sudah ada 12 SMA/MA Unggul Garuda Transformasi yang tersebar di 11 provinsi. Empat sekolah di antaranya berada di Pulau Jawa dan masuk dalam daftar 1.000 sekolah terbaik Indonesia berdasarkan nilai UTBK 2022.

Salah satu sekolah Garuda terbaru akan dibangun di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Pembangunan ini sudah mendapat dukungan penuh dan proses serah terima lahan sudah dilakukan.

“Ini akan jadi langkah penting meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang selama ini masih terbatas aksesnya,” pungkas Stella.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved