Sumber foto: iStock

Satu Hari Berubah Bukan 24 Jam, Ilmuwan Beberkan Alasannya

Tanggal: 17 Nov 2024 18:37 wib.
Sejak dini kita tahu bahwa satu hari terdiri dari 24 jam. Namun ternyata hal ini bisa berubah di masa depan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kita semakin memahami bahwa fenomena alam yang tampaknya tetap dan stabil ternyata juga rentan terhadap perubahan. Salah satunya adalah durasi satu hari yang dalam sejarahnya telah mengalami perubahan signifikan.

Satu hari dihitung berdasarkan putaran Bumi. Saat ini, satu putaran Bumi menghabiskan waktu 24 jam. Namun, menurut penelitian, durasi waktu ini telah berubah sejak miliaran tahun lalu. Pada masa lampau, tepatnya sekitar 1,4 miliar tahun lalu, satu hari hanya tercatat memiliki durasi 18 jam saja, jauh berbeda dengan yang kita kenal saat ini.

Penelitian yang mengungkap perubahan ini dilakukan oleh University of Wisconsin-Madison. Menurut para ilmuwan, perubahan durasi rotasi Bumi ini disebabkan oleh jarak Bulan yang kian menjauh dari Bumi. Stephen Meyers, seorang profesor di University of Wisconsin-Madison, menjelaskan bahwa seiring menjauhnya Bulan, Bumi berputar melambat mirip dengan peselancar es. Pada sekitar 1,5 miliar tahun lalu, jarak Bulan begitu dekat sehingga interaksi gravitasi dengan Bumi dapat menghancurkannya.

Penelitian ini menggunakan alat TimeOptMCMC yang dikembangkan oleh Meyers bersama dengan profesor riset di Columbia, Alberto Malinverno. Alat ini merupakan pendekatan statistik yang membantu menentukan hubungan antara hari dengan jarak Bumi dan Bulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Bulan menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 3,82 sentimeter per tahun. Dengan kecepatan ini, ada kemungkinan bahwa dalam 200 juta tahun mendatang, satu hari dapat berdurasi 25 jam.

Perubahan durasi rotasi Bumi ini juga telah menjadi objek penelitian sebelumnya oleh ilmuwan Rusia, Jacques Laskar, yang melakukan penelitian pada tahun 1989 terkait kekacauan tata surya. Dalam konteks yang lebih luas, perubahan durasi hari ini juga dikaitkan dengan siklus Milankovitch, yakni saat penentuan distribusi sinar Matahari di Bumi dan ritme iklimnya.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan yang cukup mendalam terkait fenomena alam yang mungkin terasa sepele, namun memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan di Bumi. Perubahan durasi satu hari menggambarkan kompleksitas interaksi antara Bumi dan Bulan serta implikasinya terhadap kestabilan sistem tata surya.

Menurut beberapa ilmuwan, pemahaman yang lebih mendalam terkait perubahan ini dapat membantu dalam memprediksi perkembangan masa depan Bumi serta memberikan wawasan lebih lanjut terkait siklus alam semesta. Ini juga dapat memberikan dasar yang kuat untuk memahami fenomena alam lainnya yang tampaknya stabil namun dapat mengalami perubahan signifikan dalam skala waktu yang panjang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved