Sumber foto: iStock

RI Bakal Dicari-cari Dunia Karena Simpan 'Harta Karun' Ini

Tanggal: 25 Jun 2024 21:44 wib.
 Indonesia diprediksi akan menjadi incaran banyak negara di dunia untuk mengeksplorasi sumber daya nikelnya dalam beberapa tahun ke depan. Pasar global diproyeksikan akan mengalami defisit nikel dalam kurun waktu 16 tahun mendatang, terutama sebagai bahan baku untuk menghasilkan baterai kendaraan listrik. Menurut informasi yang disajikan oleh MIND ID, produksi nikel secara global diperkirakan hanya akan mencapai 2 juta metrik ton pada tahun 2040, sementara permintaan diperkirakan mencapai 4 juta metrik ton pada periode yang sama. Hal ini berarti akan terjadi defisit pasokan sebesar 2 juta metrik ton pada periode tersebut.

Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki rencana pengelolaan mineral strategis dan kritis di Indonesia, khususnya yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian nasional. Untuk saat ini, MIND ID tidak bermaksud untuk menguasai seluruh jenis komoditas mineral strategis yang tersedia. Mereka akan memfokuskan perhatian pada mineral-mineral yang mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memenuhi permintaan global akan baterai kendaraan listrik yang semakin meningkat.

Indonesia dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk cadangan nikel yang menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Dengan kontribusi produksi nikel sebesar 40% dari total produksi dunia, Indonesia telah menjadi pemain utama dalam industri nikel global.

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan nikel di Indonesia secara keseluruhan diperkirakan mencapai 5,2 miliar ton, yang terdiri dari cadangan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) sebesar 3,5 miliar ton dan cadangan bijih nikel kadar rendah (limonit) sebanyak 1,5 miliar ton. Wilayah Sulawesi tercatat sebagai tempat penyimpanan cadangan nikel terbesar di Indonesia, sementara sumber daya nikel sekitar 17 miliar ton masih belum dieksplorasi di luar green area.

Kementerian ESDM juga mencatat bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel), yang merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Selain itu, jumlah sumber daya bijih nikel di Indonesia sekitar 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, yang terdiri dari cadangan nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 4,33 miliar ton dan dengan kadar lebih dari 1,7% sebanyak 3,93 miliar ton.

Prediksi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam industri nikel global, sehingga menjadikan negara ini sebagai aset yang sangat penting dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang tepat, Indonesia dapat menjadi pusat produksi nikel yang berkelanjutan dan berkontribusi secara signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan baterai kendaraan listrik di masa depan.

Keberadaan "harta karun" nikel ini juga menandakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang dalam sektor pertambangan dan industri pengolahan mineral. Dengan pengelolaan yang bijaksana dan berkelanjutan, sumber daya alam Indonesia, termasuk nikel, dapat menjadi salah satu faktor kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk berperan secara signifikan dalam industri teknologi hijau, terutama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik untuk mendukung peralihan menuju mobilitas berkelanjutan di masa depan.

Dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkannya secara optimal untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan, meningkatkan daya saing industri, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Dengan begitu, upaya untuk memanfaatkan "harta karun" nikel yang dimiliki Indonesia akan memberikan dampak yang positif, bukan hanya dalam skala domestik, tetapi juga secara global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved