Sumber foto: Canva

Referensi Kegiatan P5 di Sekolah Dasar dalam Menyambut 17 Agustus-an

Tanggal: 23 Jul 2025 08:40 wib.
Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus selalu identik dengan semangat patriotisme dan kebersamaan. Di sekolah dasar, momen ini bisa jadi kesempatan emas untuk mengintegrasikan nilai-nilai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka. P5 bukan sekadar kegiatan tambahan, melainkan sebuah ruang bagi siswa untuk belajar dan menginternalisasi nilai-nilai luhur Pancasila secara konkret. Menyambut kemerdekaan dengan kegiatan P5 bisa jadi cara kreatif dan bermakna untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme sejak dini.

Tema P5 yang Relevan: Semangat Kebinekaan dan Gotong Royong

Untuk perayaan 17 Agustus, tema P5 bisa difokuskan pada Semangat Kebinekaan Global atau Gotong Royong. Kedua tema ini sangat pas untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, penghargaan terhadap keberagaman, dan pentingnya kerja sama. Dalam tema Kebinekaan Global, siswa bisa diajak memahami keberagaman budaya di Indonesia, menghargai perbedaan, dan melihat bagaimana perbedaan itu justru menjadi kekuatan bangsa. Sementara itu, tema Gotong Royong dapat menyoroti nilai kebersamaan, kerja sama, dan tolong-menolong dalam mencapai tujuan bersama.

Pengambilan tema ini bisa jadi pijakan awal bagi guru dan siswa untuk merancang serangkaian kegiatan yang tidak hanya meriah, tapi juga mendidik. Melalui tema ini, pelajaran sejarah dan nilai-nilai kebangsaan tidak hanya dihafal, tapi sungguh-sungguh diresapi dalam pengalaman nyata.

Ide Kegiatan P5 yang Membangun Karakter

Beberapa ide kegiatan P5 yang bisa diterapkan di sekolah dasar dalam menyambut 17 Agustus antara lain:

Ekspedisi Budaya Lokal (Tema Kebinekaan Global):

Siswa diajak riset sederhana tentang salah satu suku atau budaya di Indonesia (misalnya, tarian daerah, pakaian adat, alat musik tradisional). Mereka bisa mencari informasi dari buku, internet, atau mewawancarai narasumber yang memahami budaya tersebut.

Puncaknya, mereka menampilkan hasil riset dalam bentuk parian, fashion show baju adat, atau demo memainkan alat musik di acara peringatan 17 Agustus. Ini tidak hanya memperkenalkan budaya, tapi juga melatih keberanian dan kreativitas.

Lomba Kreasi Seni dari Barang Daur Ulang dengan Tema Kemerdekaan (Tema Gotong Royong/Berkelanjutan):

Siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat karya seni atau hiasan bertema kemerdekaan (bendera, monumen, pahlawan) menggunakan bahan-bahan daur ulang.

Fokusnya bukan hanya hasil akhir, tapi proses kolaborasi, pembagian tugas, dan pemecahan masalah dalam kelompok. Ini menumbuhkan kesadaran lingkungan sekaligus nilai gotong royong.

Proyek "Pahlawan Cilik" (Tema Kebinekaan Global/Kearifan Lokal):

Siswa memilih satu pahlawan lokal atau nasional yang mereka kagumi. Mereka mencari tahu tentang kisah hidup, perjuangan, dan nilai-nilai yang bisa diteladani dari pahlawan tersebut.

Hasil riset bisa dipresentasikan dalam bentuk poster infografis, komik pendek, atau storytelling di depan kelas atau pada saat upacara. Ini mengenalkan sejarah dengan cara yang lebih personal dan menarik.

Permainan Tradisional Estafet Kemerdekaan (Tema Gotong Royong):

Mengadakan lomba permainan tradisional (balap karung, tarik tambang, bakiak) yang dimodifikasi menjadi estafet kelompok.

Penekanan diberikan pada strategi kerja sama tim, saling membantu, dan semangat sportif, bukan hanya kemenangan individu. Permainan ini melatih fisik sekaligus kebersamaan.

Bakti Sosial "Berbagi Kemerdekaan" (Tema Gotong Royong/Gaya Hidup Berkelanjutan):

Siswa bersama-sama mengumpulkan pakaian layak pakai, buku, atau sembako dari rumah, kemudian dibersihkan dan disortir.

Hasil pengumpulan disumbangkan ke panti asuhan atau warga yang membutuhkan. Kegiatan ini menanamkan rasa syukur, empati, dan kepedulian sosial.

Implementasi dan Penilaian P5 yang Efektif

Kunci keberhasilan kegiatan P5 terletak pada proses implementasi dan cara penilaiannya. Guru perlu berperan sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam setiap tahapan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga refleksi. Penilaian P5 bukan tentang nilai angka, melainkan observasi terhadap perkembangan karakter siswa sesuai dimensi Profil Pelajar Pancasila (misalnya, Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia; Mandiri; Bergotong Royong; Berkebinekaan Global; Bernalar Kritis; Kreatif).

Dokumentasi proses belajar siswa, seperti catatan harian, foto, atau video, sangat penting untuk melihat progres mereka. Hasil akhir kegiatan bisa dipamerkan dalam "Festival P5" di sekolah, mengundang orang tua dan masyarakat untuk melihat karya dan proses belajar anak-anak. Ini juga jadi bentuk apresiasi dan pendorong semangat bagi siswa.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved