Puisi untuk Anin dan Afif yang Membela Haknya di SMAN 1 Semarang
Tanggal: 2 Mar 2018 17:01 wib.
Tampang.com - Kegembiraan itu sebagaimana kesedihan, biasanya akan menular. Lantaran itulah, kawan-kawan sekolah Anin mencoba menularkan kegembiraan pada Anin. Hanya saja, ketidakjelasan nasibnya membuat wajah Anin tetap datar.
Anindya Helga dikeluarkan sepihak dari SMAN 1 Semarang,mendatangi sekolah tersebut untuk mendaftar ujian nasional. Tiba di sekolah, teman-teman Anin kelihatan bergembira bisa bertemu Anin. Bahkan, banyak yang meledek dan mengajaknya bercanda.
Kedatangan Afif dan Anin untuk mendaftar ujian membuat teman-temannya menyambut gembira. Bahkan, ada yang kemudian membuat grafis puisi dengan latar belakang foto Kepala Sekolah lama, Kastri. Setelah dicetak, puisi itu ditempel di beberapa dinding sudut sekolah. Namun tak berapa lama langsung dicopot guru.
Bu kami rindu / Kata Dilan, rindu itu berat,tapi kami benar-benar rindu//
Rindu dengan suasana yang dulu / zaman di mana kami berjaya / berdiri teguh pada pendirian dan selalu menampakkan solidaritasnya tatkala seekor gagak datang //
Kami merasakan perbedaan mungkin baik atau buruk / Tapi entahlah, semoga semua itu fiktif belaka //
Namun kejadian ini bukan fiktif / hanya saja sebuah fakta yang direkayasa telah mengubah semua yang ada / semua rakyat pun terheran-heran //
Kami sekarang hanya bisa pasrah / tak tahu harus bagaimana / begini salah begitu salah // Ya sudahlah / semoga lekas sembuh pikirannya // Wallahua'lam//.
Tetap semangat Anin dan Afif dalam memperjuangkan hak kalian, kalian pintar dan berprestasi, dimanapun kalian berada kalian tetap berprestasi, hanya sekolah yang bodoh yang memecat siswa berprestasinya tanpa dasar dan investigasi yang kuat.