Permainan Sederhana Latih Keterampilan Mengamati Anak
Tanggal: 19 Sep 2017 22:44 wib.
Saya pernah mengajukan pertanyaan yang sama kepada 3 orang anak. Pertanyaan saya adalah apa saja yang kamu jumpai ketika kamu pergi ke sekolah. Jawabannya ternyata bervariasi. Anak pertama mengatakan bahwa ia melihat mobil, motor, orang yang naik sepeda. Anak ke-2 menyebutkan bahwa ia melihat mobil dengan ban besar di belakang badannya, motor yang tidak memiliki plat nomor, dan sekumpulan orang yang bersepeda mengenakan kaos yang sama. Anak ke-3 menyebutkan bahwa ia melihat banyak kendaraan, pepohonan, dan awan di langit.
Variasi jawaban tersebut bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Nah, salah satunya adalah dipengaruhi oleh keterampilan mengamati atau observing skill. Observing skill ini adalah kemampuan seseorang dalam ‘meng-capture’ sebuah momen melalui inderanya atau bahasa ilmiahnya adalah observing skill.
Keterampilan mengamati adalah salah satu keterampilan yang dapat menjadi ‘bekal’ seorang anak untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Bagaimana dia memproses sesuatu dalam pikirannya (thinking skill) dipengaruhi juga berapa banyak materi yang ia peroleh dari observing skill-nya. Dapat juga kita analogikan, bagaimana kita bisa menghasilkan jus dalam jumlah cukup dan lezat, jika bahan buahnya hanya sedikit. Nah, proses menghasilkan buah ini lah proses yang dilakukan dalam kegiatan mengamati.
Nah, ternyata untuk mengembangkan keterampilan mengamati pada anak bisa dilakukan dalam kegiatan keseharian, tak perlu ada waktu khusus dan menyiapkan perlengkapan khusus. Caranya cukup sederhana, setiap hari ketika ayah-bunda mengantarkan anak pergi ke sekolah. Cukup dengan melakukan permainan sederhana selama di perjalanan. Permainan ini pun tak perlu menyediakan media apa-apa, karena alam lah yang menyediakannya. Namanya adalah permainan selamat pagi. Ketika ayah bunda melihat apapun di sepanjang jalan, cukup dengan berkata ‘selamat pagi’ pada setiap orang atau benda. Misal: “Selamat pagi Pak Angkot hijau berpolet cokelat, Selamat pagi Bu tanaman bunga berduri tajam, Selamat pagi pak tiang listrik berbadan tinggi, dll.” Cobalah lakukan permainan ini dengan berbagai variasinya, misal: awalnya dilakukan bersama-sama, lalu kemudian justru dapat dijadikan kompetisi antara ayah-bunda dan ananda. Yuk, selamat mencoba!