Perlindungan Anak Jadi Prioritas di Era Serba Digital Yuk, Cari Tahu Caranya
Tanggal: 24 Apr 2025 08:48 wib.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, anak-anak kita butuh lebih dari sekadar akses, tapi mereka juga butuh perlindungan. Dunia digital yang penuh informasi dan hiburan seringkali menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, anak-anak bisa belajar lebih cepat, tapi di sisi lain mereka rentan terhadap konten negatif, perundungan siber, hingga kecanduan gawai.
Bagaimana peran kita sebagai orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam meminimalisir risiko tersebut? Salah satunya adalah dengan membentuk kesadaran digital sejak dini kepada anak-anak, serta memastikan bahwa aplikasi yang digunakan tepat umur dan fungsi.
Baru-baru ini, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) meluncurkan Kebijakan Tata Kelola untuk Anak Aman dan Sehat Digital (TUNAS). Inisiatif ini bertujuan memberikan panduan serta perlindungan menyeluruh terhadap anak dalam menggunakan teknologi dan internet.
Menurut Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, kebijakan TUNAS menjadi langkah konkret pemerintah dalam menciptakan ruang digital yang aman, edukatif, dan sehat bagi anak. "Kami menyadari pentingnya membentengi anak-anak dari paparan konten yang tidak sesuai usia. Tapi, yang lebih penting lagi adalah mengedukasi mereka agar bisa mengenali dan menyikapi konten tersebut dengan bijak," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran TUNAS, Jumat (18/4/2025).
Kebijakan ini memuat beberapa poin penting, seperti:
Klasifikasi aplikasi dan konten berdasarkan usia pengguna.
Edukasi literasi digital ke sekolah-sekolah dasar dan menengah.
Pengawasan penggunaan media sosial dan gim digital oleh orang tua.
Penyediaan aplikasi edukatif yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Selain itu, Kemenkomdigi juga menggandeng platform digital besar untuk menyediakan fitur parental control, dan mendorong ekosistem digital yang lebih ramah anak. Banyak aplikasi lokal kini didesain dengan sistem pengamanan ekstra, termasuk fitur peringatan waktu penggunaan, serta laporan aktivitas harian.
Psikolog anak, dr. Risa Andriani, mengatakan bahwa pengawasan orang tua tetap menjadi kunci utama. “Orang tua harus terlibat, bukan hanya membatasi. Anak perlu ditemani saat berselancar di dunia maya, dan diajak berdiskusi tentang apa yang mereka tonton atau mainkan,” ujar Risa.
Kampanye #AnakAmanDigital pun kini ramai digaungkan di media sosial, dengan ajakan untuk berbagi tips parenting digital serta rekomendasi aplikasi edukatif. Warganet menyambut positif langkah ini, dan berharap agar implementasi kebijakan TUNAS benar-benar sampai ke seluruh lapisan masyarakat.
Era digital bukan untuk ditakuti, tapi untuk dikelola dengan bijak. Dengan kolaborasi antara pemerintah, orang tua, sekolah, dan pelaku industri digital, kita bisa menciptakan lingkungan daring yang aman, sehat, dan mendidik bagi generasi masa depan.