Sumber foto: Canva

Perbedaan Psikopat dan Sosiopat: Mirip Tapi Tak Sama

Tanggal: 28 Agu 2025 14:43 wib.
percakapan sehari-hari atau film, istilah "psikopat" dan "sosiopat" sering kali dipakai bergantian untuk menggambarkan seseorang yang kejam, manipulatif, dan tidak punya hati nurani. Padahal, dalam ilmu psikologi dan psikiatri, kedua istilah ini punya makna dan karakteristik yang berbeda. Keduanya memang sama-sama bagian dari Gangguan Kepribadian Antisosial (Antisocial Personality Disorder - ASPD), tapi cara mereka mengekspresikan perilakunya, asal-usulnya, dan fungsi emosionalnya punya perbedaan mendasar yang signifikan. Memahami perbedaan ini penting untuk melihat gambaran yang lebih akurat, jauh dari stereotip yang sering ditampilkan di media.

Perbedaan Utama Berdasarkan Asal-Usul dan Sifat Bawaan

Salah satu perbedaan paling mendasar antara psikopat dan sosiopat terletak pada asal-usul kondisi mereka. Para ahli meyakini bahwa psikopati cenderung memiliki akar biologis atau genetik. Artinya, seseorang bisa saja lahir dengan kecenderungan menjadi psikopat karena struktur otak atau fungsi sarafnya berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa area otak yang bertanggung jawab untuk mengelola emosi dan empati, seperti amigdala, mungkin tidak berfungsi seperti seharusnya pada seorang psikopat. Hal ini menjelaskan mengapa mereka seringkali tidak mampu merasakan emosi, terutama empati, ketakutan, atau penyesalan. Mereka bisa meniru emosi, tapi itu hanyalah akting yang mereka pelajari untuk memanipulasi orang lain.

Sebaliknya, sosiopati lebih sering dikaitkan dengan faktor lingkungan dan pengalaman hidup, terutama trauma masa kecil. Perilaku sosiopat bisa berkembang akibat pelecehan, penelantaran, atau trauma emosional yang parah di usia muda. Alih-alih tidak bisa merasakan emosi, seorang sosiopat justru bisa punya empati, meski terbatas. Mereka bisa membentuk ikatan emosional dengan orang-orang tertentu, meski ikatan ini biasanya dangkal. Karena asal-usulnya dari lingkungan, perilaku sosiopat bisa jadi merupakan respons adaptif untuk bertahan hidup dari lingkungan yang kejam atau tidak stabil.

Cara Berinteraksi dan Perilaku Kriminal

Perbedaan lain yang mencolok terlihat pada cara mereka berinteraksi dengan orang lain dan perilaku mereka secara umum. Psikopat cenderung sangat terorganisir, tenang, dan perhitungan. Mereka punya pesona dangkal yang kuat, seringkali cerdas, dan bisa tampil sebagai individu yang sukses serta karismatik di mata publik. Ketika melakukan kejahatan, mereka merencanakannya dengan detail dan nyaris sempurna, tanpa meninggalkan jejak. Mereka bisa memanipulasi orang dengan dingin dan kalkulatif, tanpa terlihat emosional. Kejahatan yang dilakukan psikopat sering kali direncanakan dengan rapi, dan mereka cenderung tidak mudah tertangkap karena kemampuan mereka untuk tetap tenang di bawah tekanan.

Sebaliknya, sosiopat lebih impulsif, mudah marah, dan tidak terorganisir. Mereka cenderung bertindak berdasarkan emosi sesaat. Perilaku mereka sering kali tidak menentu dan sulit diprediksi. Sosiopat bisa meledak-ledak dan menunjukkan kemarahan secara terang-terangan. Saat melakukan kejahatan, mereka sering melakukannya secara impulsif dan terburu-buru, tanpa perencanaan matang, sehingga sering meninggalkan bukti atau jejak. Karena sifatnya yang lebih emosional, mereka sulit mempertahankan pekerjaan atau hubungan jangka panjang. Mereka cenderung membentuk kelompok atau geng yang mirip dengan mereka, di mana mereka merasa diterima.

Kemampuan Berempati dan Hati Nurani

Mungkin ini adalah perbedaan yang paling penting: psikopat tidak memiliki hati nurani, sedangkan sosiopat masih memilikinya, meskipun lemah. Seorang psikopat tidak punya kemampuan untuk merasakan penyesalan atau rasa bersalah. Mereka bisa menyakiti orang lain tanpa sedikitpun rasa penyesalan, karena mereka memang tidak terhubung secara emosional dengan dampak dari perbuatan mereka. Hidup mereka ibarat papan catur, dan orang lain hanyalah pion yang bisa mereka gerakkan untuk mencapai tujuan pribadi.

Sementara itu, sosiopat mungkin merasa bersalah atau menyesal, terutama jika perbuatan mereka menyakiti orang yang mereka pedulikan. Mereka bisa membentuk ikatan emosional dengan beberapa orang, seperti anggota keluarga atau teman dekat, dan bisa menunjukkan sedikit empati pada mereka. Namun, empati ini tidak universal. Di luar lingkaran kecil itu, mereka bisa sangat kejam dan manipulatif. Penyesalan yang mereka rasakan juga seringkali tidak cukup kuat untuk mencegah mereka mengulangi perilaku buruk.

Dua Sisi dari Gangguan yang Sama

Baik psikopat maupun sosiopat sama-sama menunjukkan pola perilaku antisosial yang merugikan. Keduanya tidak peduli dengan aturan atau hak orang lain, manipulatif, dan seringkali tidak jujur. Namun, dengan melihat lebih dekat, kita bisa melihat bahwa perbedaan mereka terletak pada cara mereka berfungsi. Psikopat adalah predator yang dingin, tenang, dan tanpa emosi, lahir dengan kecenderungan biologis yang membuat mereka tidak punya hati nurani. Sosiopat adalah individu yang meledak-ledak dan impulsif, dibentuk oleh lingkungan yang kejam, dan masih punya sisa-sisa hati nurani.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved