Sumber foto: google

Perbandingan Sistem Pendidikan di Inggris dan Indonesia

Tanggal: 21 Jul 2024 21:12 wib.
 

Sistem pendidikan adalah salah satu elemen kunci dalam pembangunan suatu negara, dan perbedaan dalam pendekatan pendidikan dapat mempengaruhi kualitas dan hasil pendidikan yang diterima oleh siswa. Di seluruh dunia, berbagai negara memiliki sistem pendidikan yang unik dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta budaya mereka. Dua negara dengan pendekatan pendidikan yang berbeda adalah Inggris dan Indonesia. Artikel ini akan membahas perbandingan sistem pendidikan di Inggris dan Indonesia, menyoroti perbedaan dalam struktur, kurikulum, dan hasil pendidikan.

 Struktur Sistem Pendidikan

Di Inggris, sistem pendidikan dibagi menjadi empat tahap utama: Key Stages 1 hingga 4. Key Stage 1 dan 2 mencakup pendidikan dasar dari usia 5 hingga 11 tahun. Key Stage 3 dan 4 mencakup pendidikan menengah dari usia 11 hingga 16 tahun. Setelah menyelesaikan Key Stage 4, siswa dapat melanjutkan ke pendidikan pasca-16, yang meliputi studi A-Level, BTEC, atau pelatihan berbasis pekerjaan. Struktur ini memungkinkan siswa untuk memilih jalur akademis atau vokasional sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Sebaliknya, sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari enam tahun pendidikan dasar (Sekolah Dasar/S.D), tiga tahun pendidikan menengah pertama (Sekolah Menengah Pertama/S.M.P), dan tiga tahun pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas/S.M.A) atau kejuruan (Sekolah Menengah Kejuruan/S.M.K). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, siswa dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi atau memasuki dunia kerja. Struktur ini mengikuti model yang lebih terpusat dengan penekanan pada ujian nasional sebagai penentu kelulusan.

 Kurikulum

Kurikulum di Inggris dirancang untuk memberikan keseimbangan antara pelajaran inti dan pelajaran pilihan. Pelajaran inti termasuk bahasa Inggris, matematika, dan sains, sementara siswa di Key Stage 4 dapat memilih mata pelajaran tambahan seperti sejarah, geografi, dan bahasa asing. Kurikulum di Inggris juga mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek dan penelitian untuk mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreativitas.

Di Indonesia, kurikulum memiliki pendekatan yang lebih terstruktur dengan penekanan pada pelajaran wajib seperti Pancasila dan Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, dan sains. Kurikulum di tingkat menengah atas menawarkan jurusan-jurusan tertentu, seperti IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), tetapi pilihan mata pelajaran relatif terbatas dibandingkan dengan sistem di Inggris. Di samping itu, ada juga ujian nasional yang menjadi syarat kelulusan, yang memberikan penekanan pada kemampuan siswa dalam menghadapi tes standar.

 Evaluasi dan Penilaian

Di Inggris, evaluasi dan penilaian dilakukan melalui berbagai bentuk, termasuk ujian akhir, penilaian berkelanjutan, dan portofolio. Ujian A-Level di akhir pendidikan menengah merupakan salah satu komponen utama dalam proses penilaian, yang mempengaruhi peluang siswa untuk masuk ke perguruan tinggi. Penilaian di Inggris lebih menekankan pada hasil kerja siswa sepanjang tahun ajaran dan keterampilan aplikasi praktis.

Di Indonesia, ujian nasional (UN) memiliki peran sentral dalam evaluasi pendidikan. Ujian ini diadakan di akhir setiap tingkat pendidikan, dan hasilnya sangat berpengaruh terhadap kelulusan siswa. Selain ujian nasional, penilaian juga dilakukan melalui ujian tengah semester dan akhir semester, serta penilaian berbasis kelas. Penekanan yang besar pada ujian nasional dapat memberikan tekanan yang signifikan pada siswa dan mempengaruhi pendekatan mereka terhadap pembelajaran.

 Hasil Pendidikan

Sistem pendidikan di Inggris sering kali mendapatkan pujian karena fokusnya pada pengembangan keterampilan kritis dan kreativitas. Lulusan A-Level di Inggris memiliki akses yang baik ke universitas dan perguruan tinggi, dengan peluang yang luas untuk studi lanjut dan karier profesional. Sementara itu, sistem pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan dalam hal kualitas pendidikan yang merata, terutama di daerah-daerah terpencil. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan standar pendidikan, perbedaan kualitas antara sekolah-sekolah di kota besar dan daerah pedesaan masih menjadi isu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved