Pentingkah Pekerjaan Rumah ( PR ) Untuk Siswa Remaja ?

Tanggal: 13 Sep 2017 15:35 wib.
Tampang.com- Seperti diberitakan masalah pendidikan untuk anak-anak, selain dengan fullday school ada lagi masalah PR atau pekerjaan rumah untuk siswa, sempat menjadi perbicangan yang menjadi kontraversi.



Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengusulkan agar pekerjaan rumah (PR) bagi para siswa sekolah dapat berupa kegiatan sosial. Selama ini PR yang diberikan oleh guru kepada pelajar sekolah umumnya soal-soal dari berbagai mata pelajaran. 

“Bisa saja mereka diberikan PR misalnya menengok tetangganya yang sakit. PR-nya itu menengok tetangganya yang sakit atau menengok kawannya yang sakit,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip Antara. 

Upaya memberikan PR dalam bentuk kegiatan sosial kepada siswa sesungguhnya untuk mengembangkan karakter seorang anak. Wacana pengembangan karakter para pelajar ini sudah mulai digarap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 




Tahun ini, pemerintah menargetkan 15.000 sekolah yang akan menerapkan program pendidikan karakter. Pemerintah juga menargetkan agar 70 persen sekolah dasar di Indonesia sudah berisi pendidikan karakter. Ada tiga aspek penting terkait pendidikan karakter: etika, estetika, dan kinestetika. 

Masalah PR bagi pelajar sekolah memang jadi perdebatan di masyarakat. Bagi orang yang kontra, PR yang bersifat akademis dianggap tak memberi banyak manfaat bagi siswa atau pelajar sekolah. Pekerjaan rumah banyak menuai protes agar segera ditiadakan karena dianggap membebani siswa, terutama siswa SD.




Di Purwakarta, para guru dilarang memberi PR akademis kepada siswa. Hal itu disampaikan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Menurut Dedi, semua urusan akademis lebih baik diselesaikan di sekolah. Pekerjaan rumah seharusnya yang bersifat aplikatif yaitu apa yang dipelajari di sekolah kemudian diterapkan di rumah. Sistem seperti itu dinilai akan mendorong siswa untuk lebih kreatif. 

“Jadi setiap siswa bisa saja mendapatkan PR berbeda-beda sesuai dengan minatnya masing-masing,” kata Dedi, seperti dikutip Antara. 

Bagaimana sebenarnya posisi PR bagi siswa? Para peneliti dari Duke University telah meninjau lebih dari 60 penelitian tentang PR dari 1987 hingga 2003, menyimpulkan bahwa PR dari para guru yang bersifat akademis tak memiliki dampak positif pada prestasi belajar seorang siswa. 

Profesor dari Duke University, Harris Cooper, mengungkapkan bahwa PR dapat mendorong perkembangan pendidikan pelajar, tapi di sisi lain PR terkadang diberikan dengan jumlah yang banyak. Jumlah pekerjaan rumah yang banyak dapat menjadi kontra produktif bagi siswa. 

“Bahkan untuk siswa sekolah menengah atas, dengan beban pekerjaan rumah tidak memiliki kaitan dengan nilai yang tinggi,” kata Cooper. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved