Sumber foto: google

Penting Diketahui, Ini Perbedaan Jurnal Sinta dan Scopus

Tanggal: 25 Jul 2024 08:10 wib.
Sinta atau Science and Technology Index serta Scopus merupakan dua platform penting yang digunakan oleh sivitas akademika untuk mengukur kualitas dan reputasi jurnal ilmiah. Dikembangkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia, Sinta berfungsi untuk mengukur kinerja ilmiah dari peneliti, institusi, dan jurnal di Indonesia. Sementara itu, Scopus, yang dikelola oleh salah satu penerbit terbesar di dunia, Elsevier, berperan sebagai database abstrak dan sitasi ilmiah dunia.

Sinta dan Scopus memiliki perbedaan signifikan dalam hal penilaian, tujuan dan penggunaan, proses indeksasi, serta cakupan geografis dan disiplin ilmu. Untuk mulai memahami perbedaan mereka, kita perlu melihat perbedaan dalam penilaian dan peringkat, tujuan dan penggunaan, proses indeksasi, serta cakupan geografis dan disiplin ilmu.

Di antara perbedaan tersebut adalah metode penilaian yang berbeda. Sinta menggunakan klusterisasi dari S1 sebagai yang tertinggi hingga S6 sebagai yang terendah, berdasarkan kriteria seperti jumlah publikasi, jumlah sitasi, dan kualitas artikel. Sebaliknya, Scopus menggunakan metrik seperti CiteScore, SJR, dan SNIP untuk menilai jurnal, serta menyediakan h-index untuk mengukur produktivitas dan dampak ilmiah individu peneliti. Perbedaan inilah yang menjadi dasar penilaian kualitas dan reputasi jurnal ilmiah di kedua platform tersebut.

Selain itu, perbedaan tujuan dan penggunaan dari kedua platform juga sangat mencolok. Sinta bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan visibilitas penelitian Indonesia, digunakan oleh pemerintah untuk memberikan insentif dan pengakuan kepada peneliti dan institusi di Indonesia. Di sisi lain, Scopus bertujuan untuk menyediakan platform yang luas untuk peneliti di seluruh dunia, sering digunakan oleh universitas dan lembaga penelitian untuk evaluasi kinerja penelitian global.

Selanjutnya, perbedaan muncul dalam proses indeksasi keduanya. Sinta lebih fokus pada kontribusi lokal dan kolaborasi nasional dengan jurnal yang ingin masuk harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia. Sebaliknya, Scopus memiliki proses indeksasi yang lebih ketat dengan penilaian oleh tim editorial independen serta melalui proses evaluasi yang komprehensif untuk memastikan kualitas dan relevansinya di tingkat internasional.

Tidak kalah penting, perbedaan cakupan geografis dan disiplin ilmu juga menjadi faktor utama dalam membedakan keduanya. Sinta fokus pada jurnal dan penelitian yang diterbitkan di Indonesia, terutama karya ilmiah yang dihasilkan oleh peneliti Indonesia atau yang diterbitkan di jurnal Indonesia. Sebaliknya, Scopus memiliki cakupan internasional dengan jurnal dari seluruh dunia dan mencakup berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu alam, teknik, kedokteran, hingga ilmu sosial dan humaniora.

Dengan begitu banyak perbedaan yang signifikan ini, penting bagi sivitas akademika untuk memahami perbedaan antara Sinta dan Scopus serta menyesuaikan penggunaannya sesuai dengan kebutuhan penelitian dan pengembangan ilmiah masing-masing. Membantu mengetahui perbedaan ini juga memungkinkan peneliti, institusi, dan pemerintah untuk melakukan evaluasi yang lebih tepat dan efektif dalam meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah, baik di tingkat nasional maupun global. Dengan demikian, pemahaman yang lebih dalam tentang Sinta dan Scopus dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan dunia akademis dan ilmiah di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved