Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Akan Dihidupkan Kembali di SMA: Siap Hadapi TKA 2025
Tanggal: 12 Apr 2025 13:59 wib.
Tampang.com | Tampang.com | Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana mengembalikan sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa kebijakan ini menjadi bagian dari persiapan pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang akan menggantikan Ujian Nasional mulai November 2025.
TKA Butuh Penjurusan: Materi Ujian Disesuaikan Jurusan
Mu’ti menegaskan bahwa penjurusan akan memudahkan siswa dalam menghadapi TKA karena materi ujian akan berbasis pada rumpun ilmu masing-masing. Misalnya, siswa jurusan IPA dapat memilih mata pelajaran tambahan seperti Fisika, Kimia, atau Biologi, sementara siswa IPS bisa memilih Ekonomi, Sejarah, atau rumpun ilmu sosial lainnya.
“Semua akan mengikuti tes wajib seperti Bahasa Indonesia dan Matematika. Setelah itu, siswa memilih materi sesuai jurusannya,” jelas Mu’ti saat jumpa pers di Kantor Kemendikdasmen, Jumat (11/4/2025).
Kembali ke Model Lama Setelah Sempat Dihapus
Sistem penjurusan ini sebelumnya dihapus pada masa Menteri Nadiem Makarim melalui penerapan Kurikulum Merdeka. Dalam sistem tersebut, siswa diberi keleluasaan memilih mata pelajaran sesuai minat dan rencana studi, tanpa terikat label jurusan.
Penghapusan jurusan kala itu bertujuan untuk menghindari stigma sosial dan diskriminasi antar jurusan, terutama karena dominasi pilihan terhadap jurusan IPA yang dianggap lebih “unggul”.
Alasan Sosial dan Akses Pendidikan Jadi Sorotan
Pengamat pendidikan dari Universitas Airlangga, Tuti Budirahayu, menyoroti bahwa penghapusan jurusan pernah membawa dampak negatif tersendiri. Siswa jurusan IPS dan Bahasa sering kali mendapat stereotip negatif, bahkan dianggap kurang pintar dibandingkan siswa IPA.
Selain itu, Tuti menambahkan bahwa siswa IPA memiliki akses lebih luas ke berbagai program studi di perguruan tinggi, bahkan yang sejatinya ditujukan untuk siswa IPS atau Bahasa. Hal ini menciptakan ketimpangan dan memperkuat stratifikasi dalam dunia pendidikan.
Kurikulum Merdeka Tetap Relevan, Tapi Perlu Evaluasi
Meskipun Kurikulum Merdeka membuka peluang eksplorasi minat dan bakat, penerapannya dinilai belum merata dan masih menyulitkan guru maupun orangtua. Tuti menyebut bahwa banyak guru merasa terbebani karena harus mengelola kelas dengan siswa yang mengambil kombinasi mata pelajaran berbeda-beda. Sementara itu, sebagian orangtua belum cukup memahami arah dan manfaat dari kebijakan tersebut.
Kapan Penjurusan Diterapkan? Masih Tunggu Jadwal Resmi
Meski wacana penjurusan ini sudah diumumkan, Kemendikdasmen belum menentukan tanggal pasti penerapannya. Namun, karena TKA akan dimulai November 2025, besar kemungkinan penjurusan akan diberlakukan kembali dalam tahun ajaran ini.
“Kita hidupkan lagi jurusan, untuk persiapan yang lebih terarah dan ujian yang sesuai dengan kemampuan siswa,” pungkas Mu’ti.