Penemuan Planet Bayi yang Mengorbit Bintang Muda, Terbentuk Lebih Cepat dari Perkiraan
Tanggal: 24 Nov 2024 10:06 wib.
Para astronom telah mengumumkan penemuan sebuah planet baru yang mengorbit bintang muda di luar tata surya kita. Planet bayi ini terbentuk dalam rentang waktu yang sangat singkat, hanya 3 juta tahun, jauh lebih cepat dari perkiraan dalam skala kosmik. Penemuan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membuka wawasan baru tentang proses pembentukan planet di alam semesta.
Dilansir dari Reuters, planet baru ini diperkirakan memiliki massa 10 hingga 20 kali lipat dari Bumi dan merupakan salah satu eksoplanet termuda yang pernah ditemukan di luar tata surya kita.
Planet ini ditemukan berada di sisi cakram gas dan debu padat yang mengitari bintang induknya, yang disebut cakram protoplanet. Cakram ini menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembentukan planet.
Planet ini mengorbit bintang muda yang diprediksi akan menjadi katai oranye, jenis bintang yang lebih kecil dan lebih dingin dari Matahari. Bintang ini berlokasi di dalam galaksi Bima Sakti, sekitar 520 tahun cahaya dari Bumi.
Satu tahun cahaya setara dengan 5,9 triliun mil atau 9,5 triliun kilometer. Penemuan ini memberikan gambaran yang menarik tentang keragaman planet di alam semesta.
Seorang mahasiswa pascasarjana di departemen fisika dan astronomi di University of North Carolina, Chapel Hill bernama Madyson Barber menyatakan bahwa penemuan ini menegaskan bahwa planet memiliki kemampuan untuk terbentuk dalam waktu 3 juta tahun, yang mana sebelumnya hal ini tidak terlalu jelas karena Bumi sendiri memerlukan waktu 10 hingga 20 juta tahun untuk terbentuk.
Barber juga menambahkan bahwa pengetahuan tentang pembentukan planet yang lebih cepat dari sebelumnya dapat memengaruhi teori-teori yang telah ada sebelumnya.
Planet yang dinamai IRAS 04125+2902 b dan TIDYE-1b ini memiliki waktu orbit sekitar 8,8 hari dan berjarak sekitar seperlima jarak Merkurius ke Matahari. Massanya berada di antara Bumi dan Neptunus, dengan massa yang lebih kecil dari Bumi tetapi diameter sekitar 11 kali lebih besar. Meskipun demikian, komposisi kimianya masih belum diketahui.
Peneliti menduga planet ini terbentuk lebih jauh dari bintangnya dan kemudian bermigrasi ke arah dalam. Barber menjelaskan bahwa pembentukan planet besar yang berdekatan dengan bintang muda merupakan hal yang sulit karena cakram protoplanet akan hilang paling cepat dari daerah yang berdekatan dengan bintang, sehingga tidak cukup material yang tersedia untuk membentuk planet besar dekat bintang dengan cepat.
Metode "transit" digunakan untuk mendeteksi eksoplanet, yaitu dengan memantau penurunan kecerahan bintang saat planet tersebut melintasi di depannya, dari perspektif yang diamati dari Bumi. Penemuan ini dapat menjadi landasan penting dalam memahami keragaman planet di luar tata surya kita.
Dalam penelitian ini, para peneliti juga menegaskan bahwa eksoplanet ini menjadi salah satu planet transit termuda yang diketahui. Meskipun ukurannya tidak dapat terdeteksi langsung menggunakan metode transit, namun eksoplanet seperti ini biasanya memiliki ukuran yang sangat besar, sekitar 10 kali lebih besar dari Jupiter.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem bintang-planet terbentuk dari awan gas dan debu antarbintang yang runtuh menjadi lingkungan datar yang mengelilingi bintang. Cakram tersebut kemudian akan berangsur-angsur menghilang, meninggalkan bintang di pusatnya dan cakram yang mengelilinginya untuk membentuk planet-planet. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang asal usul planet di alam semesta.