Sumber foto: Canva

“Parasocial Relationship” dan Dampaknya

Tanggal: 21 Jul 2025 10:55 wib.
Kita sering merasa sangat dekat dengan selebriti, influencer, atau karakter fiksi favorit, seolah-olah mereka adalah teman dekat atau bagian dari lingkaran sosial kita. Perasaan kedekatan satu arah inilah yang disebut "parasocial relationship". Fenomena ini bukan hal baru, sudah ada sejak era radio dan televisi, namun media sosial dan platform streaming telah mempercepat dan memperkuatnya, menciptakan ikatan yang kadang terasa sangat nyata meskipun hanya ada di benak satu pihak.

Memahami Hubungan Parasosial

Hubungan parasosial adalah ikatan emosional dan psikologis yang terbentuk antara individu dan tokoh media yang tidak mengenal atau menyadari keberadaan individu tersebut. Ini adalah interaksi satu arah, di mana satu pihak (penggemar) menginvestasikan waktu, energi, dan emosi ke dalam hubungan tersebut, seolah-olah itu adalah hubungan interpersonal sungguhan, sementara pihak lain (tokoh media) tidak reciprocate atau bahkan tidak tahu menahu.

Jenis hubungan ini bisa bermacam-macam. Bisa itu idola K-Pop, aktor Hollywood, streamer game di Twitch, vlogger YouTube, karakter dalam novel, atau bahkan pembawa acara berita. Penggemar merasa "mengenal" tokoh tersebut, mengikuti setiap kabar, merasa senang saat mereka sukses, atau ikut sedih saat mereka tertimpa masalah. Ini bukan sekadar mengagumi, tapi ada dimensi kedekatan dan keintiman yang tercipta di pikiran penggemar. Media sosial memainkan peran besar di sini karena memberikan ilusi interaksi dan akses pribadi, membuat figur publik terasa lebih "nyata" dan mudah dijangkau.

Dampak Positif: Inspirasi dan Komunitas

Meski sifatnya satu arah, hubungan parasosial tidak selalu negatif. Ada beberapa dampak positif yang bisa dirasakan individu:

Sumber Inspirasi dan Motivasi: Tokoh media yang dikagumi bisa menjadi inspirasi kuat. Mereka mungkin memotivasi penggemar untuk mengejar impian, mengadopsi gaya hidup sehat, atau mengembangkan minat baru. Misalnya, atlet yang menginspirasi untuk berolahraga, atau seniman yang memicu kreativitas.

Dukungan Emosional dan Kenyamanan: Bagi beberapa orang, terutama yang mungkin merasa kesepian atau terisolasi, hubungan parasosial bisa memberikan rasa kenyamanan dan "kebersamaan". Merasa terhubung dengan tokoh favorit bisa mengurangi perasaan kesepian dan memberikan semacam pelarian positif dari realitas.

Membangun Komunitas: Hubungan parasosial seringkali mendorong terbentuknya komunitas penggemar. Individu dengan minat yang sama terhadap satu tokoh media bisa saling terhubung, berbagi kegembiraan, dan memberikan dukungan satu sama lain. Komunitas ini bisa menjadi ruang aman dan tempat berekspresi.

Dalam konteks ini, hubungan parasosial berfungsi sebagai mekanisme adaptif yang memungkinkan individu mengeksplorasi identitas diri, menemukan role model, atau merasakan koneksi sosial di luar lingkaran langsung mereka.

Dampak Negatif: Obsesi dan Realitas yang Terdistorsi

Namun, di balik sisi positif, hubungan parasosial juga punya potensi dampak negatif yang signifikan, terutama jika berkembang menjadi ekstrem atau tidak sehat:

Obsesi dan Ketergantungan Berlebihan: Ketika hubungan parasosial berubah menjadi obsesi, penggemar bisa menjadi terlalu terikat pada tokoh media tersebut. Ini bisa mengarah pada perilaku kompulsif, seperti menghabiskan terlalu banyak waktu dan uang untuk mengikuti setiap kegiatan idola, mengabaikan tanggung jawab pribadi, atau bahkan menempatkan kesejahteraan idola di atas kesejahteraan diri sendiri.

Perasaan Dikhianati dan Kekecewaan Akut: Karena hubungan ini bersifat satu arah, realitas tokoh media seringkali berbeda jauh dari persepsi penggemar. Ketika tokoh tersebut melakukan kesalahan, menunjukkan sisi manusiawi yang tidak sesuai harapan, atau memiliki kehidupan pribadi yang berbeda dari yang dibayangkan, penggemar bisa merasa sangat kecewa, marah, atau bahkan dikhianati. Ini bisa berujung pada reaksi emosional yang intens dan tidak proporsional.

Mengabaikan Hubungan Nyata: Fokus berlebihan pada hubungan parasosial bisa membuat individu mengabaikan atau kurang berinvestasi pada hubungan interpersonal di dunia nyata. Waktu yang seharusnya dipakai untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman jadi habis untuk mengikuti kabar idola, yang pada akhirnya bisa memperparah isolasi sosial atau masalah dalam relasi nyata.

Distorsi Realitas: Terlalu dalam menyelami dunia parasosial bisa membuat individu kesulitan membedakan antara realitas dan fantasi. Mereka mungkin mulai percaya bahwa mereka benar-benar mengenal tokoh tersebut secara pribadi atau memiliki hak atas kehidupan tokoh tersebut, yang dapat berujung pada perilaku stalking atau harassment dalam kasus ekstrem.

Menjaga Batas yang Sehat

Hubungan parasosial adalah bagian tak terhindarkan dari lanskap media modern. Kuncinya terletak pada kemampuan individu untuk menjaga batas yang sehat. Mengagumi, terinspirasi, atau merasa senang dengan tokoh media adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk selalu sadar bahwa interaksi ini adalah satu arah dan realitas di media seringkali adalah konstruksi.

Mampu membedakan antara khayalan dan kenyataan, serta tetap memprioritaskan hubungan nyata dan kesejahteraan diri, adalah esensial. Jika perasaan terhadap tokoh media mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, menyebabkan obsesi, atau menimbulkan tekanan emosional yang berlebihan, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi kembali hubungan parasosial tersebut dan mencari keseimbangan yang lebih sehat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved