Palung Mariana: Titik Terdalam di Samudra
Tanggal: 25 Agu 2025 22:56 wib.
Jauh di bawah permukaan Samudra Pasifik, tersembunyi sebuah jurang raksasa yang menyimpan misteri terdalam di planet ini. Palung Mariana, dengan titik terendahnya yang dikenal sebagai Challenger Deep, adalah tempat paling gelap, dingin, dan bertekanan ekstrem di Bumi. Tempat ini adalah bukti nyata bahwa masih banyak sudut di planet kita yang belum tersentuh dan menyimpan rahasia kehidupan yang tak terduga. Menjelajahi Palung Mariana seolah mengajak kita melihat dunia lain yang jauh dari kehidupan yang kita kenal di daratan.
Dimensi Ekstrem: Seberapa Dalam Palung Mariana?
Palung Mariana terletak di sebelah timur Filipina, membentang sepanjang 2.550 kilometer. Titik terdalamnya, Challenger Deep, memiliki kedalaman sekitar 10.971 meter (atau 10,97 kilometer) di bawah permukaan laut. Untuk memberi gambaran, jika kita menempatkan Gunung Everest di dalam Palung Mariana, puncaknya masih akan berada lebih dari dua kilometer di bawah permukaan air. Kedalaman yang luar biasa ini menciptakan lingkungan dengan tekanan yang tak terbayangkan. Tekanan di dasar palung sekitar 1.000 kali lebih besar daripada tekanan atmosfer di permukaan laut. Tekanan sebesar itu setara dengan berat 100 gajah yang diletakkan di atas telapak tangan kita.
Palung ini terbentuk karena fenomena geologi yang disebut subduksi, di mana lempeng tektonik Pasifik yang tua dan padat menunjam ke bawah lempeng tektonik Mariana yang lebih muda. Proses pergerakan lempeng ini menciptakan jurang yang sangat dalam di dasar samudra.
Kehidupan di Kegelapan Abadi
Di kedalaman Palung Mariana, tidak ada cahaya matahari yang bisa menembus. Suhu air pun sangat dingin, mendekati titik beku. Namun, kondisi ekstrem ini tidak berarti Palung Mariana adalah tempat tanpa kehidupan. Berbagai penjelajahan ilmiah telah menemukan organisme yang telah beradaptasi secara luar biasa untuk bertahan hidup di lingkungan yang mustahil.
Para ilmuwan telah menemukan spesies unik seperti ikan siput Mariana (Mariana snailfish), yang merupakan salah satu ikan terdalam yang pernah ditemukan. Ikan ini memiliki kerangka yang lunak dan gelatinous, yang memungkinkannya bertahan dari tekanan luar biasa. Organisme lain termasuk ampfipoda raksasa (sejenis krustasea) dan berbagai jenis mikroba yang hidup dari senyawa kimia yang keluar dari celah-celah di dasar laut.
Organisme-organisme ini tidak bergantung pada fotosintesis. Mereka memperoleh energi melalui kemosintesis, sebuah proses di mana organisme mengubah molekul-molekul anorganik menjadi energi. Keberadaan ekosistem yang mandiri di Palung Mariana membuka wawasan baru tentang potensi kehidupan di tempat-tempat ekstrem, termasuk di planet lain.
Penjelajahan Manusia: Upaya Menembus Batas
Meskipun kondisinya sangat menantang, Palung Mariana telah menjadi target penjelajahan manusia. Penjelajahan pertama yang berhasil mencapai dasar Challenger Deep dilakukan pada tahun 1960 oleh kapal selam berawak Trieste yang dioperasikan oleh Jacques Piccard dan Don Walsh. Penjelajahan ini membuktikan bahwa kehidupan dapat eksis di kedalaman tersebut, mematahkan teori bahwa tidak ada kehidupan di sana.
Setelah jeda yang panjang, penjelajahan dilanjutkan di abad ke-21. Pada tahun 2012, sutradara film ternama James Cameron berhasil mencapai dasar palung sendirian dengan kapal selam Deepsea Challenger. Ia merekam video dan mengambil sampel, memberikan wawasan baru tentang dasar laut yang misterius itu. Sejak saat itu, beberapa ekspedisi lain juga telah dilakukan menggunakan kapal selam tak berawak (ROV) dan berawak, termasuk oleh Victor Vescovo, seorang investor yang telah menaklukkan titik terdalam di lima samudra.
Penjelajahan ini tidak hanya bertujuan untuk memuaskan rasa penasaran, tetapi juga untuk mempelajari lebih lanjut tentang geologi dasar laut, ekosistem di sana, dan dampak polusi manusia. Sayangnya, bahkan di tempat paling terpencil di Bumi ini, para penjelajah telah menemukan sampah plastik, sebuah pengingat yang menyedihkan tentang jangkauan polusi global.
Ancaman dan Konservasi
Meskipun sulit dijangkau, Palung Mariana tidak kebal dari ancaman. Selain polusi plastik, ada kekhawatiran tentang dampak dari eksplorasi mineral di masa depan. Dasar laut kaya akan mineral berharga, dan eksploitasi di area dalam laut bisa merusak ekosistem yang rentan.
Untuk melindungi keunikan ekosistemnya, Palung Mariana telah ditetapkan sebagai Monumen Nasional Laut (National Marine Monument) oleh Amerika Serikat. Status ini memberikan perlindungan hukum terhadap aktivitas penambangan, pengeboran, dan pembuangan limbah. Upaya konservasi ini vital untuk memastikan bahwa misteri Palung Mariana tetap terjaga untuk generasi mendatang, baik untuk penelitian maupun untuk keajaiban alam itu sendiri.