NASA Temukan Tanda Kehidupan Pertama di Luar Angkasa: Air dan Garam di Asteroid Bennu
Tanggal: 2 Feb 2025 14:27 wib.
Tampang.com | NASA baru-baru ini mengungkapkan penemuan yang sangat menarik yang bisa membawa kita lebih dekat pada jawaban besar tentang kehidupan di luar Bumi. Dalam misi OSIRIS-REx, yang bertujuan untuk mengambil sampel dari asteroid Bennu, NASA menemukan bukti keberadaan air di luar angkasa. Bahkan, temuan ini membawa kemungkinan adanya tanda kehidupan alien pertama yang pernah ditemukan.
Sampel yang diambil dari asteroid Bennu mengungkapkan materi yang sangat mengejutkan. Di antara material yang ada, para peneliti menemukan senyawa yang tidak terduga, yang menunjukkan bahwa asteroid tersebut mungkin pernah memiliki air cair. Penulis utama penelitian, Tim McCoy, yang berasal dari Museum Sejarah Alam Nasional Smithsonian, menjelaskan bahwa penemuan ini sangat signifikan karena senyawa yang ditemukan tersebut belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
Menurut peneliti, senyawa yang ditemukan berasal dari endapan yang terbentuk akibat penguapan larutan air garam. Larutan air garam ini memiliki konsentrasi garam yang tinggi, dan beberapa mineral yang terdeteksi mengandung air dalam struktur kristalnya. Ini adalah penemuan yang sangat menarik karena, seperti yang dijelaskan McCoy, cairan yang paling melimpah di alam semesta adalah air. Dengan adanya air dalam struktur mineral, para peneliti bisa menarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan adanya air cair di tempat asal Bennu, atau bahkan di asteroid induknya.
Asteroid Bennu sendiri terbentuk dari objek yang sangat besar yang kemudian terpecah menjadi potongan-potongan kecil selama jutaan tahun. Asteroid induk Bennu terbentuk dari es, yang kemudian mencair akibat panas yang ditimbulkan oleh regolith asteroid itu sendiri selama ribuan tahun. Proses penguapan air dan kehancuran asteroid induk menghasilkan senyawa yang akhirnya terkonsentrasi pada asteroid kecil seperti Bennu. Ini menunjukkan bahwa bahan-bahan yang ada pada Bennu berasal dari asteroid induk yang lebih besar yang mungkin memiliki kondisi yang lebih mendukung kehidupan.
Salah satu senyawa yang ditemukan di Bennu adalah natrium karbonat, sebuah bahan yang juga ditemukan dalam larutan air garam. Tim peneliti menemukan 11 senyawa lainnya yang juga terkonsentrasi dalam larutan tersebut. Senyawa-senyawa ini terbentuk ketika air menguap dari larutan garam, yang menambah bukti bahwa asteroid Bennu pernah memiliki kondisi yang mirip dengan lingkungan yang memungkinkan kehidupan berkembang.
Temuan ini tidak hanya penting bagi pemahaman kita tentang Bennu, tetapi juga dapat membuka kemungkinan untuk menemukan tanda kehidupan di tempat lain di alam semesta. Penelitian menunjukkan bahwa air garam seperti yang ditemukan di Bennu bisa juga ada di tempat lain, seperti di bulan Enceladus yang mengorbit Saturnus dan di planet kerdil Ceres yang terletak di Sabuk Asteroid antara Mars dan Jupiter. Kedua objek ini diketahui memiliki lautan bawah permukaan yang kaya akan air garam, yang membuat mereka menjadi kandidat potensial untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.
Penemuan ini juga memberikan wawasan lebih dalam mengenai asal-usul Bennu dan bagaimana asteroid itu terbentuk. McCoy menjelaskan bahwa asteroid induk Bennu kemungkinan berasal dari luar garis salju Tata Surya. Garis salju sendiri adalah daerah di sekitar sistem bintang di mana suhu cukup rendah sehingga air bisa membeku menjadi es. Tempat di luar garis salju dianggap sebagai wilayah di mana materi yang membentuk tata surya kita pertama kali terbentuk. Awan gas dan debu yang mengelilingi bintang yang baru lahir akan mengkristal menjadi cakram protoplanet yang akhirnya membentuk sistem orbit planet dan objek lainnya, termasuk asteroid seperti Bennu.
Dengan informasi ini, kita bisa lebih memahami bagaimana material yang ada di Bennu dapat berasal dari wilayah yang sangat jauh di luar Tata Surya kita, jauh di luar daerah yang memungkinkan air tetap dalam bentuk cair. Ini menunjukkan betapa luasnya alam semesta dan betapa banyak lagi yang bisa kita pelajari tentang objek-objek kecil di luar angkasa yang bisa saja menyimpan petunjuk tentang keberadaan kehidupan.
Penemuan air di Bennu tidak hanya memberi kita wawasan lebih tentang komposisi asteroid tersebut, tetapi juga mengangkat pertanyaan besar tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi. Jika air garam ditemukan di tempat seperti Bennu, bisa jadi lingkungan yang mendukung kehidupan serupa juga ada di tempat lain di alam semesta. Hal ini tentunya membuka peluang besar untuk penelitian lebih lanjut tentang keberadaan alien dan bagaimana kita bisa mendeteksi tanda-tanda kehidupan di luar planet kita.
Dengan perkembangan ini, NASA semakin memperkuat posisi mereka dalam pencarian kehidupan di luar angkasa, dan kita semakin dekat pada kemungkinan menjawab pertanyaan besar tentang eksistensi kehidupan di luar Bumi. Penemuan ini menjadi tonggak sejarah baru dalam pemahaman kita tentang alam semesta dan memperkuat keyakinan bahwa mungkin kita tidak sendirian di galaksi ini.